Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Akurasi dan Visi Ala Xavi Hernandez
8 Juli 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:50 WIB
Tulisan dari Akhmad Diva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu fisika, selalu ada nama Albert Einstein sebagai orang yang jenius dan menguasai bidang fisika dari segala sisi. Salah satu perkembangannya paling fenomenal dalam ilmu relativitas. Einstein juga seorang peraih Nobel yang dikenal karena menemukan hukum efek fotolistrik.
ADVERTISEMENT
Sepak bola juga membutuhkan pemain jenius dan dapat menguasai jalannya pertandingan, seperti yang dikatakan oleh Andrea Pirlo.
"Sepak bola adalah permainan otak, dan kaki hanyalah alat"
Dalam dunia sepakbola, Xavi Hernandez adalah seorang yang jenius dan maestro sejati. Tidak berlebihan untuk menganugerahkan gelar ini, dia adalah salah satu pemain paling berpengaruh dalam perkembangan sepakbola Spanyol hingga tim nasional Spanyol memenangkan Piala Dunia dan berhasil back to back juara di Euro 2008 & 2012.
Jika kita melihat permainan Xavi, dia adalah pemain yang tidak bisa melewati 2-3 lawan dengan gocekannya. Jadi, apa yang membuat Xavi menjadi pemain yang special di banding pemain lain?
Visi bermain dan bermain tanpa rasa egois adalah apa yang membuat Xavi menjadi pemain yang spesial.
ADVERTISEMENT
Xavi di lapangan menjadi momok menakutkan bagi tim lawan karena operan dengan akurasi umpan yang tinggi, secara tidak langsung dapat merusak pertahanan lawan, dan membuat pemain depan yang satu tim dengannya dapat bermain nyaman.
Xavi sendiri melakukan debut di Barcelona pada 1998 dan semusim kemudian tampil sebagai pilar utama menggantikan Pep Guardiola yang cedera.
Xavi muda memiliki talenta dan potensi tinggi bahkan sudah banyak klub-klub besar Eropa yang tertarik dengannya. Namun, langkah Xavi untuk pergi dihalangi oleh ibunya yang mengancam akan cerai dari ayah Xavi jika Xavi pindah dari Barcelona.
Karier Xavi sangat panjang, salah satu cikal bakalnya adalah saat Barcelona menjuarai UCL 2006 bersama Eto'o, Ronaldinho, dan diasuh oleh Frank Rijkaard. Barcelona adalah tim yang tak terbendung saat itu, sampai puncaknya saat melawan Arsenal di final UCL 2006 yang dimenangkan oleh Barcelona dengan skor, 2-1.
ADVERTISEMENT
Di Euro 2008 penampilan memukau Xavi dapat membantu Spanyol di bawah Luis Aragones meraih gelar Euro 2008, yang merupakan hadiah bagi pelatih yang saat itu berada dalam akhir masa jabatannya di Timnas. Dalam membela Euro 2008 Xavi dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Euro 2008 untuk permainannya yang baik dan selalu konsisten
Tahun 2009-2010 adalah tahun yang sempurna bagi Xavi Hernandez saat berada di Barcelona, Xavi dan Rekan-rekannya berhasil membawa apa yang diinginkan Pep Guardiola untuk memenangkan semua yang diikuti Barcelona. Di tim nasionalnya, Xavi bermain baik di Piala Dunia 2010, di mana Spanyol keluar sebagai juara untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama juga, Xavi bersama Iniesta dan Messi masuk dalam 3 besar Ballon d'Or yang saat itu dimenangi oleh Messi.
ADVERTISEMENT
Tahun 2011 dan 2012 juga menjadi tahun yang mendebarkan bagi Xavi karena pada tahun tersebut Barcelona meraih gelar Liga Champions UEFA untuk yang ke-4 kalinya. Pada laga final saat itu, Barcelona asuhan Pep Guardiola harus menghadapi Manchester United dengan ambisi balas dendam atas kekalahan di final 2009. Namun, sebelum pertandingan dimulai Sir Alex sempat “takut” oleh pemain Barcelona seperti Xavi, Iniesta, dan Messi saat diwawancarai sebuah stasiun radio.
"Yang kami lakukan adalah mencari solusi untuk mengatasi Messi, Xavi, dan Iniesta. Semua orang mencari itu karena mereka pemain luar biasa"
Apa yang dikatakan Sir Alex ternyata benar. Xavi tampil memukau dengan bermain menguasai lini tengah dan menciptakan banyak peluang, hingga membuat tangan Sir Alex gemetar. Alhasil Barcelona menang 3-1 dan menggagalkan langkah Manchester United untuk balas dendam.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2012 Xavi sendiri berhasil membawa timnas Spanyol back to back di Euro setelah membawa Spanyol juara, mengalahkan Italia dengan skor cukup telak, yaitu 4-0.
Pada tahun 2014-2015 juga termasuk sebagai salah satu tahun terbaik, sekaligus menjadi tahun terakhir Xavi di Barcelona, Xavi bersama dengan Luis Enrique dan Trio MSN sebagai ujung tombak berhasil meraih Treble Winner untuk yang ke dua kalinya. Barcelona yang memenangkan Treble Winner merupakan hadiah yang diberikan Barcelona kepada Xavi yang akan berangkat ke Qatar untuk melanjutkan karirnya sebagai pemain dan pelatih.
Kini Xavi melatih Al-Sadd, Xavi pun menerapkan filosofi Barcelona di klub sehingga permainan Al-Saad sangat enak dipandang mata. Bahkan belum dua tahun sejak dia memenangkan trofi kelimanya
ADVERTISEMENT
Sangat menarik melihat Xavi di dunia kepelatihan. Bahkan, Xavi ingin melatih Barcelona jika Barcelona kembali memintanya.