Konten dari Pengguna

Kopenhagen: Jalan Menuju Netralitas Karbon dan Transformasi Kota Hijau

Ahmaddinur Gajali
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang
14 Juli 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmaddinur Gajali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Copenhill, pembangkit listrik tenaga sampah di tengah kota Denmark. (Sumber: Visit Denmark)
zoom-in-whitePerbesar
Copenhill, pembangkit listrik tenaga sampah di tengah kota Denmark. (Sumber: Visit Denmark)
ADVERTISEMENT
Kopenhagen, salah satu kota di Denmark, telah menjadi sorotan sebagai "Green Capital of The World" berkat dedikasinya terhadap pembangunan berkelanjutan sejak abad ke-19. Kota ini telah mengalami transformasi signifikan dari kota berpolusi yang bergantung pada bahan bakar fosil menjadi pionir dalam keberlanjutan lingkungan. Perubahan ini dimulai sejak krisis minyak tahun 1973, ketika pemimpin kota mulai mengubah kebijakan lingkungan mereka. Visi Kopenhagen untuk mencapai netralitas karbon pertama di dunia pada tahun 2025 merupakan bukti ambisi besar mereka dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menuju status ini tidaklah mudah, tetapi Kopenhagen telah mengambil langkah-langkah strategis yang mencakup penggunaan energi terbarukan sebagai salah satu pilar utama. Pada tahun 2020, sekitar 50% kebutuhan listrik kota dipasok oleh energi angin melalui ladang angin lepas pantai yang inovatif. Langkah ini menunjukkan transformasi substansial dalam sumber energi kota, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon (Chen et al, 2022).
Efisiensi energi juga menjadi fokus penting dalam strategi Kopenhagen, yang diterapkan di sektor industri, transportasi, dan bangunan. Inisiatif seperti pengembangan sistem metro, penggunaan bus listrik, dan infrastruktur bersepeda yang baik tidak hanya mendukung mobilitas berkelanjutan tetapi juga mengurangi jejak karbon transportasi di kota ini (Rahmawati, 2023).
ADVERTISEMENT
Pengelolaan limbah dan daur ulang merupakan komponen penting dalam upaya Kopenhagen mencapai netralitas karbon. Amager Bakke, sebuah pabrik pengolahan sampah menjadi energi yang efisien dengan melayani kebutuhan listrik 550.000 orang dan pemanas distrik untuk 140.000 rumah tangga, menjadi bukti nyata dari inovasi dalam transformasi limbah menjadi sumber energi yang ramah lingkungan. Program-program pengurangan limbah yang komprehensif dan partisipasi aktif masyarakat dalam daur ulang menjadi elemen kunci dalam mencapai tujuan ini (Sarofah, 2022; Mulyasari, 2021).
CopenHill (Foto: Oddity)
Tantangan yang dihadapi dalam perjalanan ini, seperti biaya investasi awal yang tinggi dan perubahan perilaku masyarakat, diakui sebagai bagian integral dari proses menuju netralitas karbon. Namun, Kopenhagen menunjukkan bahwa dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, Pemerintah Kopenhagen juga mengembangkan Rencana Sirkular Kopenhagen 2024 (RAP24), yang bertujuan untuk mengurangi limbah, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mencapai status sebagai ibu kota netral karbon. Selain itu, mereka telah menerapkan kebijakan daur ulang yang luas, kampanye pendidikan publik tentang pemilahan sampah, dan promosi ekonomi sirkular untuk mendorong inovasi di berbagai sektor ekonomi. kerjasama dengan sektor swasta, dan partisipasi aktif masyarakat, tantangan ini bisa diatasi dengan efektif (Damso & Kjaer, 2017).
ADVERTISEMENT
Komitmen Kopenhagen terhadap keberlanjutan juga tercermin dalam partisipasinya dalam kerjasama global untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk dukungan terhadap perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris. Mereka juga berbagi pengetahuan dan teknologi hijau dengan negara lain, memberikan inspirasi bagi upaya global dalam menghadapi tantangan lingkungan yang mendesak (Wu et al, 2020; Batini, 2020).
Secara keseluruhan, perjalanan Kopenhagen menuju status "Green Capital of The World" dan netralitas karbon tidak hanya mencerminkan keberhasilan kota ini dalam menjawab tantangan lingkungan, tetapi juga memberikan panduan yang berharga bagi kota-kota dan negara-negara lain yang ingin mengurangi emisi karbon dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Studi ini mengidentifikasi langkah-langkah strategis dan kebijakan yang dapat diadopsi oleh komunitas global untuk mencapai tujuan lingkungan yang ambisius.
ADVERTISEMENT