Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mendekati Singularity: Masa Depan Canggih Robotika dan Kecerdasan Buatan
5 Mei 2024 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari akiqotus syahriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia teknologi terus berevolusi dengan cepat, dan salah satu konsep yang semakin mendapatkan perhatian adalah Singularity. Singularity, dalam konteks teknologi, merujuk pada momen di mana kecerdasan buatan (AI) melebihi kemampuan manusia dalam berbagai aspek, termasuk kemampuan berpikir, belajar, dan menyelesaikan masalah. Dalam beberapa tahun terakhir, Singularity telah menjadi subjek diskusi yang sangat panas di kalangan ilmuwan, insinyur, dan pengembang teknologi.
ADVERTISEMENT
Studi kasus menunjukkan bagaimana robot semakin cerdas dan fleksibel dalam tugas-tugas yang mereka lakukan, menawarkan efisiensi dan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai contoh, robot "da Vinci" yang digunakan dalam operasi kanker prostat untuk membantu dokter dalam mengangkat kanker dengan lebih akurat dan minimal invasif.
Kecerdasan Buatan dan Jalan Menuju Singularity
Kecerdasan buatan, dengan algoritma dan teknik pembelajaran mesin yang terus berkembang, telah membuka jalan menuju Singularity. Dari deep learning yang memungkinkan komputer untuk belajar dari data tanpa bimbingan manusia, hingga neuroevolution yang meniru proses evolusi biologis dalam menghasilkan kecerdasan buatan, teknologi ini semakin mendekati tingkat kecerdasan manusia.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan etis seperti kontrol dan pengawasan kecerdasan buatan tetap ada. Kita perlu memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan dan tidak membahayakan keamanan manusia.
Tantangan dan Pertimbangan Etis
Tantangan teknis dalam mencapai Singularity meliputi kompleksitas algoritma, keterbatasan sumber daya, dan keterbatasan teknologi. Dengan demikian, pengembang teknologi harus mempertimbangkan keterbatasan ini dalam mengembangkan kecerdasan buatan yang superior.
Selain tantangan teknis, ada juga pertimbangan etis yang perlu dipertimbangkan saat mendekati Singularity. Pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab atas tindakan AI yang canggih, dan bagaimana kita dapat mengendalikan kecerdasan buatan untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan, menjadi semakin mendesak.
Isu etika dan keamanan terkait Singularity meliputi pengendalian dan pengawasan kecerdasan buatan. Dengan demikian, pengembang teknologi harus mempertimbangkan implikasi etika dan keamanan dalam mengembangkan kecerdasan buatan yang superior.
ADVERTISEMENT
Dampak potensial Singularity terhadap pekerjaan, ekonomi, dan masyarakat dapat sangat signifikan. Contohnya, Singularity dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga dapat menggantikan pekerjaan manusia dan mempengaruhi struktur ekonomi dan masyarakat.
Masa Depan Menuju Singularity
Tidak ada konsensus tentang kapan Singularity akan terjadi, tetapi banyak ahli meyakini bahwa kita sedang mendekatinya dengan cepat. Ini menghadirkan tantangan besar, tetapi juga peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah kompleks yang dihadapi manusia.
Dengan adanya terobosan terbaru dalam robotika dan kecerdasan buatan, kita semakin mendekati Singularity. Namun, kita juga harus bijaksana dalam memperlakukan teknologi ini dan memastikan bahwa kecerdasan buatan tetap menjadi alat yang berguna bagi umat manusia, bukan ancaman.
ADVERTISEMENT
Ditulis Oleh : Akiqotus Syahriyah, Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Universitas Airlangga
Referensi :
https://www.popularmechanics.com/technology/robots/a42612745/singularity-when-will-it-happen/
https://www.livescience.com/technology/artificial-intelligence/ai-agi-singularity-in-2027-artificial-super-intelligence-sooner-than-we-think-ben-goertzel