Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Root Android, Perlu Nggak, Sih?
26 April 2017 15:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Milagre Ch tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam persilatan dunia Android, istilah 'root' telah lama beredar. Istilah tersebut jadi tren di medio 2011 hingga sekarang. Bagi pengguna Android baru, root itu terdengar agak mengerikan. Karena selain memberikan dampak positif, root juga memberi sedikit dampak negatif jika penggunanya kurang jago 'mengakali'. Bayak dari mereka ragu sehingga pada akhirnya mereka mengurungkan niat untuk root telepon genggam kesayangannya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya root itu apa, sih?
Root adalah sebuah mekanisme membuka gembok sistem yang terdapat dalam Android. Metode yang digunakan tiap Android pun berbeda-beda. Ada yang otomatis dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Kingroot, namun ada juga yang manual. Namun, dewasa ini cara root lebih banyak menggunakan metode otomatis. Baik hanya lewat Android itu sendiri, maupun menghubungkan handphone ke laptop.
Namun, kali ini saya tidak akan menjabarkan bagaimana cara root Android Kamu. Karena sekali lagi ditekankan, tiap handheld penanganannya beda-beda. Cara-caranya pun sudah tersebar luas di Internet. Tinggal Kamunya saja, maju atau mundur?
Ketika Kamu memutuskan untuk root, maka ada beberapa yang akan Kamu dapat, yaitu :
1. Bisa Menghapus Apikasi Bawaan yang Mengganggu
ADVERTISEMENT
Siapa yang nggak kesal, ketika Kamu membeli Android ternyata di dalamnya banyak aplikasi bawaan yang menggangu. Sudah jalan di background eh bikin battery ngacir, tahu-tahu tinggal 15%, bunyi peringatan battery lowbat pun berdentang. Apesnya, powerbank ketinggalan, charger teman masih tipe micro USB sedangkan Android-mu menggunakan kabel type-C. Setelah dicek di Battery Setting, ternyata aplikasi bawaan termasuk ke dalam nominasi aplikasi penyerap daya battery tersadis.
Solusi pertama, Kamu bisa menonaktifkan aplikasi tersebut dengan kerugian, jika ada update di Play Store, aplikasi tersebut tetap akan terupdate. ATAU, Kamu bisa menghapus aplikasi tersebut yang terletak di System/App atau System/Priv-App dan apikasi itu pun lenyap selamanya. Tentu saja, pilihan kedua membutuhkan akses root.
Apalagi jika Kamu membeli Xiaomi yang bergaransi distributor. Banyak dari Xiaomi tersebut diinstal ROM bawaan distri yang mengendapkan aplikasi pembersih yang justru memancing banyak sekali iklan sehingga Android-mu JUSTRU JADI LAMBAT. Cara penyembuhannya selain diinstall ulang (atau bahasa kerennya di-flash) ke ROM Global Official, Kamu bisa membuka akses root dan membunuh aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Memasang Pemblokir Iklan
Salah satu aplikasi blokir iklan terkenal tapi tidak ada di Play Store adalah Adaway. Aplikasi ini hanya bisa jalan jika Android Kamu sudah root. Lalu, bagaimana dengan aplikasi AdBlocker yang tersebar di Play Store secara bebas? Sesungguhnya aplikasi-aplikasi tersebut tidak direkomendasikan karena sangat AMPAS. Bukannya iklan hilang, malah bertambah.
3. Customisasi Sistem
Pernah pegang Android Samsung tapi tampilan rasa Sony Xperia? Tentu saja untuk customisasi seperti itu dibutuhkan akses Root. Atau yang level lebih dewa lagi yaitu ganti Custom ROM. Namun, tidak akan saya bahas di postingan ini karena nanti jadi tumpeh-tumpeh ke mana-mana. Selain itu, Kamu juga bisa menjajal berbagai theme jika Android-mu sudah menginjak Lollipop ke atas dengan bantuan Substratum. Tentunya, akses root akan membuat hasilnya makin kece. Meski Substratum sekarang sudah bisa bekerja meski tanpa root.
ADVERTISEMENT
Kamu juga bisa mengganti bootanimation, musik bawaan Android, bahkan aplikasi sistem sesuka hatimu. Tapi, untuk melakukannya Kamu butuh info yang lebih banyak untuk menghindari eror.
4. Customisasi Tampilan
Xpossed menjadi kebanggaan para pengguna Android. Karena penggunaannya cukup instan. Kamu cukup root dan silakan menjajal module-module yang disediakan. Module tersebut juga meliputi customisasi tampilan secara isntan, bermain curang dalam game, dan menyingkirkan iklan di YouTube.
5. Backup Aplikasi beserta Data-datanya
Ada aplikasi populer khusus untuk membackup aplikasi beserta isi-isinya. Sehingga jika Kamu wipe data, Kamu bisa merestore aplikasi tersebut tanpa harus kehilangan data sama sekali. Aplikasi fenomenal itu dikenal dengan nama Titanium Backup. Tentu saja untuk menjalankannya Kamu harus memiliki akses root. Ini akan berguna jika sewaktu-waktu Android Kamu eror dan terpaksa harus menginstal ulang secara penuh.
ADVERTISEMENT
Nah, tentu saja dari beberapa kelebihan di atas masih banyak lagi kelebihan lainnya yang belum disebutkan. Lalu, apa hal negatif yang akan Kamu dapat jika Android telah di-root?
1. Garansi Hangus
Tenang saja, garansinya bisa diaktifkan lagi kalau di-unroot, kok. Meski ada sebagian vendor yang tidak bisa dikerjai seperti ini. Cara unroot pun tersebar di Internet. Bahkan, dari aplikasi SuperSu pun tersedia fitu untuk unroot penuh.
2. Rawan Eror
Jika kurang berhati-hati, Android Kamu bisa error, mulai dari aplikasi yang minta ditutup paksa, sampai BOOTLOP yaitu kondisi di mana Android mentok sampai bootanimation dan tidak bisa masuk homescreen. Makanya diperlukan ketelitian, jika ragu harus berani bertanya kepada yang lebih ahli. Kamu juga bisa bergabung dengan grup yang sesuai dengan Android yang Kamu miliki di Facebook.
ADVERTISEMENT
3. Tidak bisa Memainkan Game yang Punya Aturan Lebay
Love Live dan Pokemon Go adalah contoh game yang tidak akan bisa dimainkan jika Android Kamu dalam kondisi root. Mungkin, para pengembang game tersebut terlalu insecure sehingga memberlakukan aturan yang cukup diskriminatif pada mereka yang root Androidnya untuk customisasi, bukan buat curang.
Lalu, dari penjabaran ini. Apa keputusanmu? Apa tetap stay original atau justru memberanikan diri untuk membuka segel yang tertutup demi memaksimalkan Androidmu?
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini