Konten dari Pengguna

Referensi Buku Berjudul 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita

Gibral Muhammad Albab
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta Freelance Writer
30 September 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gibral Muhammad Albab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampul Depan Buku 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita, Karya Fenty Effendy. (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sampul Depan Buku 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita, Karya Fenty Effendy. (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Buku biografi berjudul Karni Ilyas - Lahir Untuk Berita bisa jadi salah satu referensi bahan bacaan teman-teman, 40 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menekuni karier sebagai wartawan. Seperti yang dilakukan Karni Ilyas, 20 tahun di antaranya beliau adalah sebagai pemimpin redaksi.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Karni menemukan ceritanya pada tulisan "Pandai-pandai Meniti Buih" di Bab 4 dan "Semua Itu Tak Datang Tiba-Tiba" dijabarkan dalam Bab 6.Menjadi Buku Wajib Dibaca Oleh Anak-anak Muda di Indonesia yang Memiliki Cita-Menjadi Buku Wajib Dibaca Oleh Anak-anak Muda di Indonesia yang Memiliki Cita-cita Menjadi Seorang Wartawan
Ditarik ke kisah hidupnya, siapa orang yang menyangka bahwa ia pernah mencari uang dengan mengumpulkan debu emas dari trotoar depan toko emas di Pasar Goan Host, Padang. Karni Ilyas harus berjalan kaki menjajakan koran ke pelabuhan Teluk Bayur yang berjarak sembilan kilometer dari rumahnya. Bahkan, Karni nyaris putus sekolah karena tidak punya uang untuk membayar ujian akhir. Kini, ia dikenal dengan berita-berita eksklusif yang dihasilkannya dan acara tv yang dipandunya, yakni Indonesia Lawyers Club.
ADVERTISEMENT
Menjadi Buku yang Menarik Untuk Dibaca Oleh Anak Muda di Indonesia yang Ingin Menjadi Wartawan
Fenty Effendi, penulis buku 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita. (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Buku karya Fenty Effendy ini tentu menarik untuk dibaca oleh anak-anak muda di Indonesia yang ingin bercita-cita sebagai seorang wartawan atau jurnalis. Sang penulis melengkapi ceritanya terkadang menjadi koreksi dengan riset kepustakaan, membolak-balik surat kabar dan majalah tahun 1970-an hingga 1990-an. Berita eksklusif pertama yang dibuat Karni sebagai reporter misalnya, terjadi pada pertengahan tahun 1973, bukan akhir tahun 1972 seperti yang diceritakannya.
Komentar Dari Berbagai Tokoh Publik Tentang Buku Ini
Karni Ilyas saat berpidato dalam sebuah forum. (Sumber foto : Dokumentasi Pribadi)
Jurnalis atau wartawan, Najwa Shihab berkomentar tentang buku ini, menurutnya 40 tahun menjadi wartawan itu bukan rentang waktu yang singkat. Karni Ilyas telah mengalami banyak hal, termasuk bagaimana dia bisa selamat meniti buih di zaman Orde Baru. Membaca buku ini kita akan mendapat banyak informasi karena kalimatnya padat, efektif, deskriptif, dan mengalir lancar. Buat wartawan muda seperti saya, penuturan Karni Ilyas tentang intervensi terhadap media itu paling menarik!
ADVERTISEMENT
Pengacara dan aktivis, Adnan Buyung Nasution mengomentari tentang buku ini, menurutnya Karni Ilyas mempunyai jiwa benar-benar jiwa jurnalis. Saya gemar membaca Catatan Hukum yang ditulisnya di majalah FORUM Keadilan. Liputan 6 SCTV, itu jejak karya dia. Juga Jakarta Lawyers Club, yang menjadi Indonesia Lawyers Club di tvOne. Saya bangga menjadi saksi hidup Karni Ilyas berhasil, dari reporter, menjadi redaktur, dan kemudian pemimpin redaksi. Perhatiannya konsisten kepada masalah-masalah hukum dan pembaruan hukum Indonesia.
Penyair dan esais, Goenawan Mohamad juga berkomentar menurutnya Karni punya banyak kenalan di kalangan advokat, dan karena itu dia banyak informasi tentang masalah hukum yang kemudian menjadi laporan-laporan menarik di Tempo. Dia memiliki passion luar biasa untuk mempelajari bidang tersebut. Orangnya cerdas. Saya kira dia banyak mendidik wartawan di Tempo, sehingga mengerti permasalahan-permasalahan seputar hukum. Saya respek kepada keahliannya. Dia wartawan yang bagus.
ADVERTISEMENT
Abstraksi Buku
Karni Ilyas di Forum Jakarta Lawyers Club. (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Cita-cita "anak jalanan" yang pernah menjajakan koran di Pasar Goan Hoat di Padang, Sumatera Barat, tahun 1960-an ini akhirnya terkabul. Lewat acara Indonesia Lawyers Club yang dipandunya, Karni-dengan suara serak yang khas, pertanyaan tajam, dan pengetahuan hukumnya yang luas semakin populer.
Sukses Karni tak diraih dengan tiba-tiba. "Apa pun pernah saya lakukan, apa pun pernah saya jual, untuk menyambung hidup dan pendidikan. Bermimpi itu halal. Tapi ada syaratnya,yaitu kerja keras, kerja keras,da kerja keras," Katanya.
"Karni ilyas, Lahir untuk berita" merupakan buku yang memotret 40 tahun perjalanan karier Karni ilyas sebagai wartawan. Mulai dari reporter di harian Suara Karya (1972-1978) hingga menjadi Direktur/pemimpin Redaksi tvone sejak 2008.
ADVERTISEMENT
Semoga buku ini bisa bermanfaat untuk generasi muda saat ini, apalagi yang bercita-cita ingin menjadi wartawan atau jurnalis, buku ini sangat disarankan untuk dibaca.
Selamat membaca!
Dari Buku 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita
Gibral Muhammad Albab, S.S
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta
Ketua Komunitas Wonogiri Berdampak