Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tugu Pusaka Wonogiri, Senjata Pangeran Samber Nyawa Melawan Belanda
16 September 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Gibral Muhammad Albab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wonogiri - Setiap wilayah nusantara memiliki perkembangan yang tidak dapat diukur dalam perkiraan semata, memiliki kebiasaan yang berbeda-beda sebab pertemuan antara individu yang membentuk kelompok dan menghasilkan kekuatan, kepercayaan serta cerita turun temurun. Mempelajari nilai yang ada dan menyebarkan energi positif, memberikan yang terbaik saat ini, mengukir yang dapat dipahat hingga akhirnya meninggalkan gading yang terukir rapi. Seperti peninggalan sejarah yang berada di Kota Gaplek Wonogiri ini, dilansir melalui media sosial facebook Seputar Wonogiri
ADVERTISEMENT
Tugu Pusaka telah lama menjadi ikon Kecamatan Selogiri, Wonogiri bentuknya yang menyerupai Candi Sukuh di Karanganyar ini terletak di depan Kecamatan Selogiri. Tugu tersebut bukan sembarang bangunan, di dalamnya terdapat tiga pusaka peninggalan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa, sang pendiri Tlatah Wonogiri bersumber dari tayangan Youtube SukaPiknik Indonesia.
Saatnya akan dibahas mengenai empat fakta tentang Tugu Pusaka yang berada di Kabupaten Wonogiri!
Sisi Kepempimpinan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, sang pendiri Tlatah Wonogiri
Mangkunegara I gelar dari Raden Mas Said selain menjadi pelopor cikal bakal tlatah Wonogiri, beliau juga mendirikan istana di pinggir Kali Pepe pada tahun 1756 M, menjadikan tempat tersebut hingga sekarang dikenal sebagai Istana Mangkunegaran.
ADVERTISEMENT
Selain ahli strategi dan peperangan juga tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di dalam angkatan perang. Sebanyak 144 di antara prajuritnya merupakan wanita, terdiri dari satu peleton prajurit bersenjata senapan ringan, satu peleton bersenjata penuh, lalu satu peleton terakhir pasukan berkuda.
Menurut sejarawan MC Ricklefs, yaitu pasukan-pasukan Surakarta, Yogyakarta, dan VOC tidak sanggup melawan Mas Said, tetapi dia tidak mampu menaklukan Jawa karena sebab harus menghadapi gabungan kekuatan tersebut. Maka, beliau mulai mengadakan perundingan-perundingan pada tahun 1756.
Tahun 1983, pemerintah Indonesia mengangkat Pangeran Mangkunegara I atau Raden Mas Said sebagai pahlawan nasional, karena jasa-jasa kepahlawanannya melawan Belanda dan mendapat penghargaan Bintang Mahaputra.
Konsep kepemimpinan Raden Mas Said dalam perjuangannya adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Konsep solidaritas merupakan hal sangat mendasar dalam kepemimpinan Raden Mas Said. Digambarkan sampai kepada hal yang sangat sensitif, yakni kematian seperti dijelaskan tiji tibeh, yaitu bila mati satu maka mati semuanya.
2. Digambarkan tentang konsep keadilan yaitu apabila dalam perjuangan tersebut mendapat hasil, maka hasil tersebut dinikmati bersama seperti yang dijelaskan dengan mukti siji mukti kabeh. Konsep dalam hal ini sangat penting dalam membangun solidaritas. Maka rakyat merasa tidak hanya sebagai alat, tetapi juga diajak bersama-sama mewujudkan cita-cita.
3. Konsep selanjutnya adalah adanya satu slogan untuk membangun cita-cita dan menjalankan kepemimpinan tersebut, slogannya ialah yang menjadi tujuan dan cita-cita dalam melakukan perjuangan. Memiliki arti, perjuangan tersebut bukanlah hanya untuk mencari sesuatu yang tidak jelas, melainkan memperjuangkan yang dianggap baik dan mulia. Perjuangan tersebut akan mengangkat semua anggota dalam keadaan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Mangkunegara I memerintah wilayah Kadaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu. Bertahta selama 40 tahun, Raden Mas Said merupakan seorang pejuang yang memiliki konsep-konsep kepemimpinan yang baik.
Konsep yang diwarisi dari pendahulu-pendahulu mereka. Beliau menciptakan sendiri slogan-slogan untuk membangun kebersamaan, sebagai pemimpin perjuangan Mangkunegara I dapat bertahan sampai dicapainya suatu perjanjian yang mendudukannya sebagai seorang pemimpin di dalam pura Mangkunegaran.
Dengan adaptasi konsep kepemimpinan Raden Mas Said tersebut dapat diterapkan dalam kepemimpinan di era modern ini. Konsep kepemimpinan tersebut adalah 1 konsep universal, namun di dalamnya juga terdapat kearifan lokal yang merupakan ciri khas kepemimpinan Jawa.
sumber referensi : Jurnal Konsep Kepemimpinan Raden Mas Sahid dan Aplikasinya di Zaman Modern, Penulis Bani Sudardi
ADVERTISEMENT
Tiga Pusaka Peninggalan Raden Mas Said di dalam Tugu Ireng Wonogiri
Salah satu warisan budaya di Kabupaten Wonogiri yang ditinggalkan oleh Raden Mas Said pada masa perjuangan di tlatah Wonogiri ialah berupa senjata atau pusaka yang berjumlah lima buah. Dimana dari kelima senjata pusaka tersebut tiga diantaranya disimpan di Tugu Pusaka Selogiri atau Tugu Ireng. Sengaja dibangun oleh Mangkunegara IV, tugu tersebut berguna untuk menyimpan peninggalan dari Raden Mas Said.
https://dinaspdank.wonogirikab.go.id/jamasan-pusaka-peninggalan-kgppa-mangkunegara-1-di-kecamatan-selogiri/
Pengambilan pusaka dari dalam Tugu Ireng
Pengambilan pusaka dari dalam Tugu Ireng atau Tugu Pusaka Wonogiri harus melalui ritual khusus, karena tanpa ritual pusaka tersebut sulit diambil. Diceritakan dahulu saat akan dijamasi pernah ada yang mengambil pusaka tanpa ritual namun sebelum berhasil diambil pintu yang terletak di bagian atas tugu itu rusak, sehingga orang tersebut gagal untuk mengambil pusaka.
ADVERTISEMENT
Hingga sebaliknya, setelah melalui ritual pusaka akhirnya bisa diambil. Sejak saat itu pengambilan pusaka selalu dengan ritual, lalu yang menurunkan atau mengambil pun harus orang khusus yaitu bergada dari lingkungan Gunung Wijil (Kelurahan Kaliancar, Selogiri) yang juga diberi amanah sebagai Ketua HKMNS Cabang Selogiri, yaitu Mulyanto yang telah memimpin upacara penurunan pusaka sudah sekitar kurang lebih delapan tahun.
https://dinaspdank.wonogirikab.go.id/penurunan-pusaka-di-tugu-pusaka-kecamatan-selogiri-rangkaian-kegiatan-jamasan-pusaka-kabupaten-wonogiri-tahun-2019-2/
Lokasinya Sangat Strategis dan Mudah Diakses
Mudahnya akses ke lokasi Tugu Pusaka Wonogiri membuat pengunjung merasa dimudahkan, karena lokasinya tepat berada di pinggir jalan antara Wonogiri dan Sukoharjo. Dilansir SukaPiknik IndonesiaJika ingin berkunjung ke tugu ini bagi para pengguna angkutan umum dari Wonogiri naik bis jurusan Solo, turun tepat di sebelah Tugu Pusaka Wonogiri. Lalu jika datang dari arah Solo, cukup naik bis jurusan Wonogiri dan turun tepat di sebelah tugu tersebut.
ADVERTISEMENT
Sungguh sangat menjadi daya tarik wisata yang dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya serta hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata seperti bangunan bersejarah, seni dan budaya yang membuat Tugu Pusaka di Selogiri, Wonogiri tersebut menjadi paket komplit sebagai destinasi wisata sejarah plesiran yang banyak pengunjungnya. Dilansir media sosial Seputar Wonogiri
Hingga saat ini, Tugu Pusaka atau Tugu Ireng Wonogiri masih menjadi salah satu wisata sejarah yang sering dikunjungi oleh wisatawan atau para pencinta warisan sejarah karena seperti yang dijelaskan diatas Tugu ini menjadi ikon dari Kecamatan Selogiri yang berada di Kabupaten Wonogiri.
https://www.instagram.com/p/CuT0EOArpN6/?igsh=OHNqYjNzZWE5ZDM1
ADVERTISEMENT
Keempat ulasan tersebut telah menjelaskan tentang fakta-fakta Tugu Pusaka Wonogiri menjadi senjata Pangeran Samber Nyawa atau Raden Mas Said sang pendiri cikal bakal tlatah Wonogiri melawan penjajahan kolonialisme Belanda, semoga bisa menambah pengetahuanmu dan Tugu Pusaka atau Tugu Ireng Wonogiri selalu lestari seiring perkembangan zaman.
Selamat membaca!
Gibral Muhammad Albab, S.S
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta
Ketua Komunitas Wonogiri Berdampak
Pencinta Wisata Sejarah