Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Guru Cerdas, Pendidikan Berkualitas, Menciptakan Indonesia Emas
7 Desember 2024 20:37 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Aldi Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pilar utama pembangunan bangsa adalah guru. Sebagai pelopor dalam dunia pendidikan, peran guru sangatlah penting dalam mencerdaskan anak bangsa, terutama guru Pendidikan Agama Islam, yang bukan hanya mengenalkan ilmu umum saja, melainkan mengenalkan ilmu agama juga. Guru tidak hanya bertugas sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membentuk karakter, keterampilan generasi penerus bangsa, serta kemampuan berpikir kritis, yang akan memajukan negara di masa depan. Salah satu pilar penting dalam visi Indonesia emas ialah mempunyai guru cerdas, yang merupakan komponen vital untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, antusias, dan profesional.
ADVERTISEMENT
Bayangkan sebuah bangsa yang cerdas, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Bangsa yang mampu menghadapi tantangan global dengan inovasi dan memberikan kontribusi positif bagi dunia. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan generasi muda yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk mencetak generasi muda yang berkualitas, kita membutuhkan Guru yang hebat. Sebagaimana tema dalam upacara memperingati Hari Guru Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia kuat”.
Bangsa Indonesia sedang mempersiapkan diri menuju visi besar Indonesia emas 2045, dengan cara menjadikan masyarakat yang adil, makmur, serta berdaya saing tinggi. Dengan demikian, bangsa ini diharapkan menjadi negara maju. Di era digital dan revolusi industri 4.0 menuntut lahirnya Guru-Guru yang cerdas, adaptif, dan inovatif. Selain mahir dalam materi pembelajaran, Guru yang cerdas juga harus mampu memanfaatkan teknologi modern, menjawab tantangan zaman, serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang relevan, interaktif, memotifasi siswa agar berpikir kritis, serta berkontribusi terhadap pembangun bangsa. Itulah dampak dari mengintegrasikan teknologi dan pendekatan pedagogi yang kreatif.
ADVERTISEMENT
Guru Sebagai Agen Perubahan
Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk karakter dan masa depan siswa. Mereka tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur, seperti kejujuran, disiplin, dan saling tolong menolong, itulah yang biasanya di ajarkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam. Guru yang berkualitas mampu minginspirasi siswa untuk menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Menurut M. Syarif Sumantri (2022:12) didalam pembelajaran, Guru mengubah metode belajar yang disesuaikan dengan perubahan zaman dan kondisi anak. jika tidak, maka akan muncul beberapa dampak negatif, baik bagi Guru, siswa, maupun sistem pendidikan secara keseluruhan. Seperti kurangnya minat belajar dan kesulitan memahami materi.
Seorang Guru tidak boleh memaksa siswanya untuk belajar dari apa yang Guru sampaikan saja, akan tetapi mereka bebas untuk belajar diluar kelas, baik di rumah, berdiskusi dengan temannya atau belajar melalui internet. Hal yang demikian itu yang disebut dengan "belajar merdeka”. (Ugaste et al.,2014). Guru juga harus menjalin komunikasi dengan orang tua untuk melakukan sinegritas, agar informasi pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau oleh kedua belah pihak. Keterlibatan tersebut sangatlah penting dilakukan, karena dapat mempengaruhi pencapaian belajar anak. Sebagai contoh, Guru membentuk kelas orang tua, lalu memberikannya edukasi terkait pentingnya pendidikan anak usia dini, sehingga orang tua antusias untuk tetap membersamai anaknya di rumah. (Child et al.,2015).
ADVERTISEMENT
Sebagai agent of change, adanya perubahan yang terjadi dalam diri anak dan orang tua menjadi salah satu bukti nyata Guru telah mengimplementasikan peran tersebut. Kompetensi profesional juga terus dikembangkan melalui berbagai media secara terstruktur, berdiskusi dengan rekan sejawat, dan mengupayakan kelancaran keterlibatan orang tua. Meskipun demikian, implementasinya masih saja terkendala, baik karena minimnya fasilitas, berbeda perspektif dengan rekan sejawat maupun orang tua. Oleh karena itu, strategi tetap digunakan agar tujuan Pendidikan tetap tercapai terlebih dimasa sekarang.
Tantangan Guru di Era Digital
Berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti, ditemukan bahwa kehadiran teknologi komunikasi dan informasi menjadi tantangan yang sangat luar biasa, karena setiap Guru dituntut untuk segera beradaptasi dengan teknologi dan melakukan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran. Dari data di atas, Guru harus bergerak cepat dan belajar lebih keras lagi agar tidak tertinggal zaman. Mengingat perkembangan teknologi bergerak begitu cepat, Guru diwajibkan mendapatkan ilmu yang baru. Kementrian pendidikan dan kebudayaan mendorong kepada semua Guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, dengan meluncurkan platform digital yang akan membantu para Guru dalam bekerja. Adapun platform digital dari KEMDIKBUD yaitu Platform Merdeka Mengajar (yang selanjutnya disingkat PMM).
ADVERTISEMENT
Guru melakukan pendidikan dan pengajaran berbasis IOT (Internet Of Things), Memperkenalkan kepada siswa tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Munianti.,2022). Kegiatan belajar mengajar yang didukung oleh teknologi adalah proses pembelajaran yang efektif untuk dilakukan di era informasi seperti sekarang. Guru harus segera menyesuaikan diri dengan berbagai macam platform digital yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti perangkat lunak konferensi dan aplikasi pembelajaran. Guru dituntut untuk selalu belajar dan mengembangkan diri dibidang teknologi. Meningkatkan dan mempertahankan keterampilan teknologi merupakan tantangan pertama bagi Guru, dan Guru harus bisa mengatasi tantangan ini.(Patrisius Kami et al.,2023).
Menjadi Guru di era digital membutuhkan usaha yang lebih keras, jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Oleh karena itu, penguasaan teknologi digital merupakan kunci dalam menyesuaikan diri di era informasi saat ini. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang utama dalam membangun kualitas pendidikan di Indonesia. Disamping itu, kecanggihan teknologi juga berkontribusi dalam memberikan saran ataupun rekomendasi kepada Guru yang berkaitan dengan materi yang sesuai, metode mengajar yang efektif, dan pendekatan belajar yang interaktif, sehingga dapat menambah pengalaman belajar siswa dan mencapai hasil belajar yang diharapkan (Mambu et al.,2023).
ADVERTISEMENT
Solusi Untuk Meningkatkan Kualitas Guru
Nairotul Masbikoh melakukan penelitian pada tahun 2021 dengan judul “Upaya Peningkatan Kualitas Guru”, di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sirojul Munir Al-Ihsan melalui karya tulis ilmiah. Bahwasanya, Guru masih sangat minim pengetahuan dalam menulis karya ilmiah dengan berbagai faktor, salah satunya kurangnya kemauan dalam hal menulis. Untuk meningkatkan kualitas dalam menulis, harus di adakannya pelatihan, membentuk forum diskusi, dan melakukan lomba menulis suatu karya tulis ilmiah.
Melihat penelitian di atas, Nairotul Masbikoh memberikan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan kualitas seorang Guru, yaitu dengan cara pelatihan menulis karya ilmiah dan mengadakan kompetisi penulisan karya tulis ilmiah. Pelatihan menulis karya ilmiah melibatkan para ahli atau mentor yang berpengalaman di bidang penelitian dan kepenulisan. Pada pelatihan ini, para Guru akan diajarkan semua aturan-aturan kepenulisan, mulai dari menenentukan judul yang menarik, menyusun kerangka, hingga teknik penyajian data secara ilmiah.
ADVERTISEMENT
Mengadakan kompetisi penulisan karya tulis ilmiah terkhusus di lingkungan sekolah, dapat menjadi alasan semangat bagi para Guru untuk mulai menulis. Dengan demikian, para Guru akan termotivasi karena adanya apresiasi untuk mengasah kemampuan mereka.
Selanjutnya, Salim Aktar juga melakukan penelitian pada tahun 2018, dengan judul “Upaya Peningkatan Mutu Didik (Guru)”. Mutu pendidik dapat ditingkatkan dengan: peningkatan gaji dan kesejahteraan Guru, mengalih fungsikan profesi Guru ke profesi yang lain bagi yang tidak kompoten dan profesional, membangun sistem penjaminan mutunya, membangun satu standar pembinaan karir, dan melakukan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan Salim Aktar menghasilkan cara untuk meningkatkan kualitas Guru di Indonesia, yang mencakup aspek kesejahteraan, kompetensi, dan profesionalisme. Peningkatan gaji merupakan salah satu faktor dalam menjaga kesejahteraan Guru, dengan gaji yang layak juga akan meningkatkan martabat profesi Guru di masyarakat. Mengalihkan profesi Guru yang tidak profesional ke profesi yang lain, hal ini bukan merendahkan martabat Guru, melainkan untuk memastikan seseorang yang mempunyai kemampuan dan komitmen tinggilah yang cocok menjadi seorang Guru.
ADVERTISEMENT
Membangun sistem penjaminan mutu Guru, sistem penjaminan mutu ini berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi dan berkelanjutan, kompotensi harus terus berlanjut, tidak boleh berhenti pada tahap pendidikan formal.
Joni Wilson Sitopu juga melakukan penelitian pada tahun 2023, ngan judul “Peningkatan Kualitas Guru: Pelatihan dan Pengembangan Profesional Dalam pendidikan” di beberapa provinsi Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran dan peningkatan yang signifikan dalam penguasaan teknologi. Terciptanya kelompok pembelajaran profesional daring juga menghasilkan kolaborasi antar Guru dari berbagai provinsi. Pemahaman yang lebih mendalam tentang kurikulum, dan peningkatan keterampilan pembelajaraan aktif menjadi pencapain positif, dengan perubahan perilaku pengajaran. Dengan demikian, pelatihan ini memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kualitas pengajaran Guru di era digital.
ADVERTISEMENT
Dapat kita lihat dari penelitian di atas, bahwa program pelatihan disusun dengan beberapa komponen utama, yakni pelatihan interkoneksi teknologi. Guru belajar menggunakan perangkat teknologi, seperti pembelajaran perangkat lunak, Pendidikan platform daring, dan pelatihan alat interaktif untuk mendukung pembelajaran berbasis digital. Memperdalam pemahaman kurikulum, pemahaman kurikulum dilakukan agar dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan tujuan pembelajaran, terutama dalam Kurikulum Merdeka.
Membentuk komunitas belajar daring yang berkolaborasi dengan lintas provinsi, dengan demikian para Guru dapat berbagi pengalaman mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru didorong untuk mengambil metode pembelajaran aktif, seperti diskusi kelompok dan penggunaan media interaktif untuk meningkatkan semanagat para siswa.
Selanjutnya, ketika ingin menjadi seorang Guru, jadilah Guru dengan keahlian kita masing-masing. Contohnya jika kita ahli dalam bidang perhitungan, maka jadilah Guru matematika bukan menjadi Guru bahasa, baik Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, ataupun Bahasa Arab. Karena Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
فَإِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِر السَّا عَةِ
Artinya: “Apabila amanah sudah hilang, maka tunggulah kehancurannya”. Orang itu (Arab Badui) bertanya, “Bagaimana hilangnya amanah itu?” Nabi saw menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Al-Bukhari).
Hadist di atas menjelaskan apabila seseorang melakukan urusan bukan pada ahlinya, maka dalam jangka pedek ataupun panjang urusan tersebut akan berantakan. Oleh karena itu, bagi kita yang ingin menjadi seorang Guru, jadilah seorang Guru yang sesuai dengan basic kita masing-masing.
Maka dalam rangka membentuk karakter generasi muda dan mencerdaskan anak bangsa, Guru merupakan pondasi yang sangat penting, terkhusus Guru Pendidikan Agama Islam. Harapannya, di tahun 2045 visi Indonesia emas menjadi kenyataan bukan hanya hayalan.
ADVERTISEMENT
Guru diharapkan menjadi seorang yang mahir dalam teknologi dan dapat mengikuti arusnya zaman. Pemerintah juga harus bisa mensejahtrakan guru, dengan cara memberikan gaji yang layak, meningkatkatkan penghargaan terhadap Guru, dan menyediakan fasilitas yang memadai. Selain pemerintah, wali murid juga harus ikut andil dalam mensejahterakan Guru, dengan cara mendukung proses pembelajaran, mendukung kegiatan sekolah, mematuhi segala aturan sekolah, dan menerima konsekuensi apabila anaknya melanggar aturan di sekolah. Dengan demikian di tahun 2045 Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk menjadi negara emas.