Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Degradasi Permainan Tradisional Akibat Anak Diberikan Gadget
1 Desember 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aldian Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, pemerintah menetapkan Desa Bathin Betuah sebagai salah satu desa terpilih menjadi Kampung KB. Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat desa dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga) dan pembangunan sector terkait dalam upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pendidikan masyarakat di Desa Bathin Betuah hanya terdapat 3 satuan pendidikan, diantaranya 2 SD dan 1 SMK yang mana SDN 48 Mandau, SDN 49 Mandau, dan SMK Negeri 5 Mandau. Anak-anak di Desa Bathin Betuah memiliki kebiasaan bermain gadget sehingga menimbulkan efek ketergantungan. Apabila kondisi ini terus dibiarkan akan berdampak terhadap aspek pertumbuhan emosi dan perkembangan moral. Dalam perkembangan emosi, anak yang menggunakan gadget menjadi mudah marah, berbicara sendiri, membangkang, dan paling berbahaya mengucap kata-kata kotor. Ungkapan ini menambah dilema sebab anak-anak Desa Bathin Betuah menggunakan gadget bukan sebagai fungsional belajar sebagaimana dijelaskan Syifa, et al lebih lanjut banyak menghabiskan waktu untuk bermain gim online, hal ini dapat mengganggu perkembangan belajar sehingga terjadinya penurunan kualitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Post Pandemi Covid-19 secara tidak langsung menjadikan gadget sebagai teman bermain. Akibatnya waktu bermain tersita dan habis hanya menatap layar gadget. Kondisi seperti ini sangat memiliki pengaruh bisa berbahaya bagi kesehatan fisik maupun mental. Memang ada sisi positif dari gadget seperti membantu mengerjakan tugas sekolah tetapi kenyataannya fungsi gadget yang digunakan anak-anak Desa Bathin Betuah lebih banyak dihabiskan bermain game dari pada untuk belajar.
Anak-anak Desa Bathin Betuah yang selalu bermain gadget ternyata turut mengundang kecemasan orangtua yang berujung pada kekerasan fisik maupun verbal. Kekerasan yang ditimbulkan mengakibatkan penurunan psikologi dan mental dapat mengganggu kesehatan pada anak. Bila ini dibiarkan hal ini akan memicu keluarga hidup tidak tentram maupun sejahtera. Padahal bila di lihat dari tujuan Kampung KB yang menyandang Desa Bathin Betuah bertolak belakang karena salah satu tujuannya adalah mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Namun, anak-anak Desa Bathin Betuah yang miliki ketergantungan pada gadget dapat dihilangkan kebiasaan menggunakan gadget secara terus-menerus dengan diberikan permainan tradisional.
ADVERTISEMENT
Alternatif Gadget: Permainan Tradisional
Tulisan Afrianti menjelaskan Permainan tradisional merupakan alternatif media agar anak-anak terhindar dari kebiasaan terus-menurus penggunaan gadget untuk bermain hal ini berarti permainan tradisional melestarikan tradisi dan budaya serta mengkokohkan tali persaudaraan. Penggunaan permainan tradisional tujuan terpentingnya adalah anak akan terhindar dari ketergantungan pada gadget yang dampak negatif sangat berbahaya. Umumnya, ragam jenis permainan tradisional setiap daerah berbeda satu sama lain. Jenis permainan tradisional secara umum adalah congkak, ular tanga, monopoli, kelereng, bermain boneka, dan lain-lain.Permainan ini sangat mengedukatif karena bagian dari solutif memerangi bahaya dari penggunaan gadget yang berefek ketergantungan. Permainan tradisional edukatif merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan suatu alat pendidikan yang bersifat mendidik dan memiliki manfaat mengembangkan kemampuan berbahasa, berpikir serta bergaul dengan lingkungan teman sebaya atau untuk menguatkan dan menterampilkan anggota badan anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan antara pendidik dengan anak, kemudian menyalurkan kegiatan anak didik dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Afrianti, N. (2014). Permainan Tradisional, Alternatif Meda Pengembangan Kompetensi Sosial-Emosi Anak Usia Dini. Cakrawala Dini, 5(1).
Syifa, L., Setianingsih, E. S., & Sulianto, J. (2019). Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan PSikologi pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4).