Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fenomena Ketindihan Sleep Paralysis Ilusi atau Realita
2 Desember 2024 17:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Alesandria Fathiyyah Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sleep paralysis (SP) atau biasa dikenal ketindihan, bukan hal yang asing di telinga masyarakat indonesia banyak orang yang mengaitkannya dengan fenomena supranatural. Ketindihan diyakini terjadi akibat ditindih makhluk halus pada saat tidur karena orang yang mengalami SP melaporkan melihat bayangan aneh yang tidak dikenalnya dan disetai rasa tertekan pada dada, sesak napas. Bahkan bukan hanya di Indonesia, kejadian serupa juga diyakini di berbagai negara seperti, Kanada, Jepang, Brazil dan Italia dengan makna yang serupa namun sebutannya yang berbeda sesuai dengan bahasa yang mereka gunakan. Namun benarkah sleep paralysis merupakan fenomena supranatural seperti yang masyarakat pikirkan? apakah hal ini berbahaya?
ADVERTISEMENT
Secara neurologis, sleep paralysis merupakan kelumpuhan otot, khususnya pada otot gerak sensorik yang terjadi ketika tidur dan merupakan hal yang normal. Ada teori yang menyatakan hal ini termasuk kedalam fase REM yaitu terjadinya penghambatan GABA dan glisin pada neuron motorik yang menyebabkan atonia otot kecuali pada mata dan pernapasan. Sehingga seseorang yang mengalami sleep paralysis tidak bisa menggerakkan bagian tubuh sesuai keinginannya namun mereka akan tetap bisa bernafas walaupun beberapa orang mungkin merasakan sesak. Namun sleep paralysis tidak berbahaya dan hanya berlangsung dalam beberapa detik hingga menit.
Tetapi saat seseorang mengalami sleep paralysis mereka tidak hanya mengalami kelumpuhan otot namun beberapa dari mereka juga melihat sosok yang mereka kaitkan dengan fenomena supranatural. Bagaimana hal ini bisa dijelakan? Riset mengatakan hal itu sebagai hypnagonic hallucination yaitu halusinasi yang muncul saat seseorang berada di ambang tertidur. Pada fase ini, otak berada diantara kesadaran penuh dan tertidur yang menyebabkan terciptanya gambaran visual atau suara yang seakan nyata. Hal ini juga sebagai pemicu kesadaran akan ancaman di otak yang dikenal sistem kewaspadaan, proses ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kemungkinan ancaman. Pada saat sleep paralysis mata kita kemungkian terbuka dan otak memproyeksikan mimpi ke dalam ruang fisik. Kombinasi antara penginderaan dan imajinasi yang membuat sistem menjadi kacau, menyebabkan sistem kewaspadaan tetap aktif dan tidak bisa mengklasifikasikan dengan tepat ancaman. Kekacauan sistem kewaspadaan yang membuat kita merasa takut karena bagian otak yang bertanggungjawab pada emosi yang kuat (amigdala) sudah meningkat. Jadi kita memproyeksikan gambar ketakutan kedalam ruang fisik.
ADVERTISEMENT
Jika berbicara faktor tentunya banyak hal yang menyebabkan terjadinya sleep paralysis, sepeti kurangnya istirahat atau tidur, adanya perubahan jadwal tidur yang signifikan, kondisi mental seperti stress atau bipolar, posisi tidur yang terlentang, narkolepsi atau kram pada malam hari, bisa juga karena penggunaan obat obat tertentu untuk pengidap ADHD serta penggunaan zat atau obat obat terlarang.
Tentunya ada cara untuk mengurangi dan mencegah terjadinya sleep paralysis meskipun hal ini tidak berbahaya tetapi sangat mengganggu bagi seseorang yang mengalaminya karena khawatirnya bisa memunculkan insomnia bagi sebagian orang.
1. Atur pola tidur yang sehat
Usahakan selalu mencukupi tidur anda selama 7-9 jam per hari. Dan hindari mengkonsumsi kafein sebelum tidur, olahraga berat pada malam hari dan makan terlalu banyak sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
2. Hindari stimulasi yang berlebihan
Hindari stimulasi yang menyebabkan tubuh merasa sangat lelah ketika sebelum tidur pastikan sebelum tidur tubuh merasa rileks dan tenang.
3. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman
Usahakan untuk merapikan tempat tidur anda sebelum beristirahat.
4. Praktikkan teknik relaksasi sebelum tidur
Untuk membuat tubuh merasa nyaman ketika malam hari bisa degan melakukan meditasi selama kurang lebih 3-5 menit sebelum tidur.
5. Pastikan posisi tidur sudah tepat
Hindari posisi tidur terlentang lebih baik posisi tidur menghadap ke kanan.
Meningkatkan kualitas tidur dengan melakukan tips diatas seharusnya sudah cukup membantu dalam mengatasi sleep paralysis. Tetapi jika penderita masih sering mengalami sleep paralysis disarankan untuk konsultasi lebih lanjut bersama dokter atau tenaga medis profesional.
ADVERTISEMENT
Daftar pustaka
Aprisanti, N. (2024, 7 November). Hypnagogic Hallucinations Dan Kaitannya Dengan Kreativitas. Diakses pada 18 November 2024, dari Hypnagogic Hallucinations dan Kaitannya dengan Kreativitas
Yuda, B. D., Putri, G. G., Ramadhan, N., & Asfari, N. A. B. (2023). Sleep Paralysis Ditinjau dari Perspektif Neuropsikologi: Kajian Literatur. Flourishing Journal, 3(6), 223-226.
Ciputrahospital.com. (2024, 26 Februari). Mengenal Ketindihan (Sleep Paralysis) Dalam Dunia Medis. Diakses pada 16 November 2024, dari https://ciputrahospital.com/penjelasan-medis-tentang-ketindihan/
Prabowo, S., Pratama, S. S., Lie, S., Leonardo., Songupnuan, R. L., dkk. (2024, 26 Februari). Mengenal Ketindihan (Sleep Paralysis) Dalam Dunia Medis. Diakses pada 16 November 2024, dari https://ciputrahospital.com/penjelasan-medis-tentang-ketindihan/
Lim, V., Pangaribuan, G. E. V. A., Salvirah. (2024, 10 September). Apa itu Sleep Paralysis? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya. Diakses pada 21 November 2024, dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-sleep-paralysis
ADVERTISEMENT