Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pedofilia Menghancurkan Masa Depan Anak
10 November 2021 20:20 WIB
Tulisan dari Alfi Adlani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejarah maraknya kasus pedofilia diperkirakan terjadi di Bali sekitar awal tahun 2000 an yang pelakunya itu adalah turis-turis dari Barat. Kita tidak dapat mengetahui kapan waktu yang tepat kasus ini mulai masuk ke Indonesia, karena masih banyak dari persepsi masyarakat yang memandang tabu akan hal-hal yang berkaitan dengan seks. Padahal kasus pedofilia ini merupakan kekerasan pada seorang anak yang dapat merusak suatu rumah tangga. Lagi-lagi faktor kemiskinan dan pendidikan yang masih rendah khususnya di wilayah timur Bali masih menjadi penyebab maraknya kasus pedofilia ini. Orang tua juga masih kurang waspada terhadap orang-orang asing yang dekat dengan anak perempuan mereka.
Pelaku pedofil umumnya berusaha menarik perhatian terhadap tergetnya dengan berpura-pura baik dan menolong secara finansial, sehingga orang tua anak tidak menaruh kecurigaan kepada pelaku. Tidak semua pemangsa anak-anak adalah seorang pedofil, bisa jadi orang tersebut menderita kelainan pada dirinya. Beberapa orang yang mengalami pedofil mempunyai perjuangan yang berat dalam hidupya seperti mereka harus menjauhi anak-anak. Terkadang pelaku pedofil kebanyakan adalah pria, sangat jarang kita temui pelaku pedofil pada wanita.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya sudah banyak pemberitaan dari orang-orang asing yang mengingatkan kepada kita akan bahaya dari pedofilia ini sejak kasus pertama di Indonesia terkuak. Tetapi masih adanya sikap apatisme, kemiskinan, korupsi dan birokrasi yang tidak jelas selalu saja menjadi suatu penghalang untuk menuntaskan kasus pedofilia ini. Akhirnya, Bali dijadikan sebagai tempat pusat pariwisata seksual anak di dunia. Dan sampai sekarang ini, bukan tidak mungkin pariwisata seksual anak akan menyebar ke daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Bahkan lucunya sudah banyak pelaku pedofilia telah berwarga negara Indonesia, bukan lagi berstatus sebagai turis-turis asing.
Pencegahan agar terhindar dari kejahatan pedofilia:
1. Orang tua hendaknya tidak meninggalkan anaknya ketika berada di tempat yang asing
2. Orang tua bersikap waspada kepada orang yang tiba-tiba baik kepada anaknya, dikhawatirkan ada sindikat kejahatan pedofilia
ADVERTISEMENT
3. Mengajari anaknya agar menolak jika ada orang asing yang mengajaknya kesuatu tempat, menolak untuk berkata jorok ataupun menolak disuruh melihat gambar dan film porno ataupun menyentuh alat kelamin pelaku
4. Orang tua hendaknya terlibat aktif dalam berbagai kegiatan anak di luar rumah, seperti mengontrol siapa saja yang berteman dengan anaknya
5. Hendaknya orang tua menjadi orang tua yang “gaul”. Yang selalu update informasi dan pengetahuan, sehingga ketika seorang anak curhat kepada orang tua, maka orang tua bisa menangkap apa yang dicurhatkan anaknya.
Menurut para ahli dari The American Psychiatric Association, berpendapat bahwa hukuman penjara seberapa lama pun tidak akan mengubah perilaku predator pada anak. Karena sebenarnya para pelaku itu lebih membutuhkan terapi pengobatan agar selepas dari masa tahanan, mereka dapat hidup dengan normal seperti pada umumnya di masyarakat. Menurut saya, tidak ada pengobatan atau terapi khusus untuk merubah pelaku pedofil ke perilaku normal seperti semula, pihak tertentu mungkin hanya dapat mengurangi tingkat kebuasan pelaku, tetapi tidak ada jaminan jika pelaku ternyata kembali mengulang perilakunya. Dari sudut pandang agama, kasus pedofilia ini merupakan kejahatan yang bukan merusak mental seorang anak saja, melainkan juga bisa membuat hancur hubungan dalam keluarga seseorang.
ADVERTISEMENT