Konten dari Pengguna

Sarjana Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Alfonsinamelsasail
Kelana dulu. Perihal cerita, kita bagikan nanti!
15 Desember 2022 19:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfonsinamelsasail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Tidak memiliki pekerjaan tidak apa-apa yang penting saya sudah sarjana”
Sumber foto Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto Pixabay
Begitulah sederhananya cara berpikir kebanyakan lulusan sarjana di kepulauan Tanimbar yang saya jumpai. Banyak dari mereka hanya berpandangan bahwa sukses adalah ketika sudah bergelar sarjana. Namun, tidakkah kamu berpikir bahwa justru empat tahun kamu mengeyam pendidikan di bangku kuliah dan akhirnya bergelar sarjana merupakan waktu yang cukup untuk kamu berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah bukannya menambah masalah?. Well, cara berpikir ini ternyata melahirkan banyak sarjana yang pulang kampung dengan tidak melakukan apa-apa alias menganggur.
ADVERTISEMENT
Observasi yang Melahirkan Keresahan.
Empat tahun lalu ketika balik ke desa setelah saya lulus SMP di Malang, banyak hal yang membuat saya penasaran untuk melakukan observasi di desa, saya merasa perlu mengetahui cerita di balik pohon sagu yang sudah jarang diproduksi oleh masyarakat karena hadirnya nasi sebagai makanan pokok. Potensi ikan yang banyak namun pengolahannya masih sangat minim. Pohon kelapa dengan buah yang sarat namun hanya dibeli “tengkulak” dengan harga yang sangat murah, dan yang paling menarik perhatian adalah terkait teman-teman sarjana yang pulang kampung dengan “kosong” alias tidak memiliki pekerjaan. Mirisnya lagi tidak ada yang berniat menerapkan ilmu yang mereka pelajari semasa kuliah untuk mengembangkan banyaknya potensi yang kami punya. Hal ini sebenarnya mejadi masalah yang membutuhkan solusi, di mana dengan adanya banyak potensi alam yang bisa dikekolah dan dikembangkan, namun mereka memilih untuk tidak mengambil bagian alias menganggur.
ADVERTISEMENT
Hasil observasi sederhana yang saya lakukan ini menimbulkan berbagai pertanyaan di benak saya. Apakah memang mereka tidak terpikirkan untuk mengembangkan sesuatu yang kami punya? Mungkinkah mimpi mereka hanya sebatas menjadi sarjana dan setelah itu menganggur tanpa berkontribusi apa-apa ke desa? Atau memang mereka tidak merasa memiliki potensi yang ada?, dan berbagai pertanyaan lain yang sampe saat ini masih berusaha saya uraikan sebagai keresahan yang lahir dari observasi sederhana ini.
Ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan.
Sumber foto Pixabay
Faktanya banyak anak daerah yang sudah mendapatkan gelar sarjana, namun tidak mempunyai pekerjaan/menganggur karena mempunyai anggapan bahwa sukses adalah ketika sudah bergelar sarjana.
Dilansir dari laman Kompas.com dengan penulis Sandra Desi Caesaria dan editor Ayunda Pininta Kasih, menyatakan bahwa data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan tingkat pengangguran Indonesia tercatat sebesar 5,83 persen dari total penduduk usia kerja sejumlah 208,54 juta orang per Februari 2022. Faktanya dari 5,83 persen tersebut hampir 14 persennya merupakan penduduk lulusan jenjang D1 dan S1. Dikutip dari laman Tanimbar.go.id, presentase pengangguran dari usia angkatan kerja Kepulauan Tanimbar sendiri mencapai 5,25% atau sekitar 2,816 jiwa.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari informasi yang dijelaskan pada beberapa situs web tersebut, salah satu alasan mendasar kenapa ada banyak lulusan jenjang diploma dan sarjana yang menganggur dikarenakan tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini merupakan fakta yang tidak bisa kita hindari.
Tidak banyak dari anak-anak desa yang kuliah di perkotaan mengetahui atau mempelajari potensi yang ada di desa, jadi ketika mengambil juruasan kuliah, kebanyakan dari mereka hanya mengambil jurusan yang mudah atau hanya ikut-ikutan teman, hal ini mengakibatkan setelah lulus kuliah ilmu yang dipelajari di bangku kuliah tidak cocok dengan apa yang dibutuhkan di desa mereka, sehingga mereka tidak bisa melakukan apa-apa selain menganggur sembari menunggu tes CPNS.
ADVERTISEMENT
Balik lagi dengan masalah sarjana pengangguran di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, saya selaku salah satu penduduknya yang telah melakukan observasi sederhanapun mengakui bahwa ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan ini memang benar adanya. Beberapa dari kaka tingkat yang sempat saya ajak bicara mengenai alasan memilih jurusan yang mereka pilih, melontarkan jawaban dengan singkatnya “Biar cepat lulus” atau “Soalnya jurusan ini banyak yang minat”.
Sudut pandang dan cara berpikiri yang dipegang anak-anak daerah inilah yang ingin saya benahi, bahwasannya tidak semua tentang bergelar, pengetahuan dan pengalaman yang banyak, serta kemauan dan penguasaan terkait potensi yang ada di daerah juga merupakan pintu masuk bagi mereka untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang daerah, dan untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah melalui potensi yang ada.
ADVERTISEMENT
Merenung lalu Bercermin.
Sumber foto Pixabay
Dengan begitu banyaknya potensi yang kami miliki, Maluku Tenggara Barat atau yang sekarang dikenal dengan Kepulauan Tanimbar masih berada pada urutan pertama kabupaten termiskin di provinsi Maluku dengan banyakknya pegangguran dan faktor-faktor pendukung lainnya, seperti pendidikan yang terlampau rendah, dan terbatasnya lapangan pekerjaan. Dengan tiga faktor tercatat ini, sudah sangat jelas bahwa daerah ini membutuhkan manusia-manusia terpelajar dengan kreativitas bagus untuk membantu mengembangkan potensi yang ada. Oleh sebab itu, daripada hanya diam dengan sandangan gelar sarjana yang dimiliki, lebih baik ilmu yang didapat mulai dikilas balik, direnungkan dan kemudian bercerminlah untuk mulai gerak maju.
Seperti kata pepatah lama “Sarjana bukan hanya sebuah gelar, namun merupakan amanah untuk melakukan yang lebih baik”.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Badan Pusat Statistik, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Ketenagakerjaan pada laman http:// mtbkab.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html/dibaca oleh Alfonsina pada tangga 14 Desember, 2022
Caesaria, Sandra Desi. Penyebab lulusan diploma dan S1 banyak yang menganggur, pada laman http://Ini Penyebab Lulusan Diploma dan S1 Banyak yang Menganggur Halaman all - Kompas.com/dibaca oleh Alfonsina pada tangga 14 Desember, 2022
Besitimur, Nikolas Frets. Kemiskinan di kabupaten Kepulauan Taimbar Berubah Meningkat atau Menurun?, pada laman http:// www.simpulrakyat.co.id/2019/11/kemiskinan-di-kabupaten-kepulauan-tanimbar-berubah-meningkat-atau-menurun.html/dibaca oleh Alfonsina pada tangga 14 Desember, 2022