Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pupuk Langka, Harga Beras Melonjak, Petani Keteteran, Konsumen Menjerit
5 Maret 2024 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Moh Ali fais tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah-tengah lautan hijau subur yang merupakan tulang punggung ekonomi banyak negara, terdapat satu masalah yang mulai merusak keseimbangan yang rapuh, kelangkaan pupuk ini bukanlah sekadar masalah biasa di desa-desa terpencil.
ADVERTISEMENT
Tetapi masalah yang merambat ke perkotaan, menggoyahkan meja makan jutaan keluarga dan mengirimkan gelombang kekhawatiran ke pasar-pasar global. Sementara petani berjuang melawan musim tanam yang datang konsumen di seluruh dunia menahan napas mereka saat harga beras melonjak dengan cepat.
Sepenggal syair lagu Koes Plus ini sepertinya tepat sekali dengan alam SEMESTA negeri Indonesia yang kita sayangi, kita banggakan, dan kita syukuri.
Bagaimana tidak?
Di tanah Indonesia dalam situasi media tumbuh dan iklim ekstrem apa pun, tanaman dapat tumbuh dan survive. Luar biasa Allah menyayangi umat manusia Indonesia. Sementara di negeri seberang, harus kreatif mengadakan tanah untuk bisa menumbuhkan tanaman. Mereka harus berusaha sekuat tenaga mengkondisikan iklim agar tanaman bisa hidup.
ADVERTISEMENT
Kelangkaan pupuk bukanlah fenomena baru. Namun, apa yang membuat situasi saat ini menjadi lebih mencekam adalah dampaknya yang merata ke segala penjuru. Tanah-tanah subur yang dulunya melahirkan panen berlimpah kini mengalami kelangkaan nutrisi, menghantui petani dengan ketidakpastian akan masa depan pertanian mereka. Dari Asia hingga Amerika, petani menemukan diri mereka terjebak dalam kebuntuan, harga pupuk melonjak sedangkan akses terhadapnya semakin sulit.
Di Indonesia negara dengan sejarah pertanian yang kaya, petani merasakan pukulan paling keras dari krisis ini. Mereka yang bergantung pada pertanian sebagai sumber penghidupan utama mereka, menemukan diri mereka terjebak dalam spiral yang mengancam kelangsungan hidup mereka.
Pupuk, yang seharusnya menjadi pendorong pertumbuhan, kini menjadi batu sandungan bagi kemajuan mereka. Tanah yang subur hanya bisa menonton dengan sedih ketika benih-benih yang mereka peluk dengan harapan mulai layu di bawah sinar matahari yang kejam.
ADVERTISEMENT
Sementara petani berjuang mencari solusi, konsumen di kota-kota besar menahan napas mereka, terkejut oleh lonjakan harga beras yang tak terduga. Tas beras yang biasanya diisi dengan harga terjangkau sekarang menjadi barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir, ini bukan lagi soal rasa lapar, tetapi soal kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Keluarga-keluarga merasa terjepit, terpaksa membuat pilihan sulit antara makan atau mempertahankan atap di atas kepala mereka.
Ketika kita mencari akar masalah, tidak cukup hanya menyalahkan satu faktor. Peningkatan permintaan global untuk bahan pangan, ketidakstabilan iklim yang semakin memburuk, serta kekurangan infrastruktur untuk mendistribusikan pupuk secara efisien adalah beberapa di antara banyak pemicu yang memperburuk situasi. Namun, ini juga merupakan panggilan bagi kita semua untuk bertindak.
ADVERTISEMENT
Pemerintah di seluruh dunia perlu menyadari urgensi masalah ini dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung petani mereka, ini termasuk investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan pupuk alternatif yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau, serta memperbaiki infrastruktur pertanian untuk memastikan distribusi pupuk yang lebih efisien.
Para pemangku kepentingan dari sektor pertanian, bisnis, dan masyarakat juga perlu bergandengan tangan untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Selain itu, konsumen juga memiliki peran penting dalam mengatasi krisis ini.
Dengan membuat pilihan yang lebih sadar saat berbelanja dan mendukung petani lokal, kita dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem pertanian global dan memastikan akses yang lebih adil terhadap bahan pangan bagi semua orang. Tidak ada solusi instan untuk masalah yang rumit ini.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan kerja sama yang kuat dan komitmen yang kokoh, kita dapat membangun fondasi yang lebih kokoh untuk masa depan pertanian yang berkelanjutan dan inklusif. Kita harus bertindak sekarang. Bukan hanya untuk menyelamatkan mata pencaharian petani, tetapi juga untuk melindungi hak makanan dasar setiap individu di planet ini. Itu adalah tugas yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.