Konten dari Pengguna

Efektivitas Kartu Lansia Jakarta: Solusi atau Sekadar Bantuan Sementara?

Alifiah Putri Sahara
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hobi: Mendengarkan Musik, Menonton Film, dan Memasak
22 Desember 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifiah Putri Sahara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kartu Lansia Jakarta (KLJ) hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap kesejahteraan para lansia, memberikan dukungan finansial untuk kehidupan yang lebih layak. Sumber: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kartu Lansia Jakarta (KLJ) hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap kesejahteraan para lansia, memberikan dukungan finansial untuk kehidupan yang lebih layak. Sumber: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat modern adalah penuaan populasi. Lansia, sebagai kelompok masyarakat yang rentan, sering kali terjebak dalam persoalan sosial dan ekonomi, seperti keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar, kurangnya dukungan sosial, dan risiko hidup dalam kemiskinan. Program Kartu Lansia Jakarta (KLJ) hadir sebagai salah satu kebijakan strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjawab tantangan meningkatnya populasi lansia yang rentan secara ekonomi dan sosial. Program ini bertujuan untuk membantu lansia memenuhi kebutuhan dasar sekaligus mendukung mereka menjadi lebih mandiri. Namun, pertanyaan utama yang perlu dievaluasi adalah sejauh mana program ini efektif dalam mencapai tujuan tersebut di tengah berbagai tantangan implementasi di lapangan.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya populasi lansia di Indonesia membuat topik ini semakin relevan untuk dibahas. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023 mencatat bahwa 11,75% populasi Indonesia adalah lansia, naik dari 10,48% pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini tidak hanya berdampak pada aspek demografi, tetapi juga pada tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh kelompok ini. Ironisnya, meskipun banyak program bantuan sosial telah diluncurkan, data yang sama menunjukkan bahwa 10,04% lansia di Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini mengindikasikan adanya celah besar antara kebutuhan lansia dan efektivitas kebijakan yang ada.
Secara prinsip, kebijakan seperti KLJ sangat relevan dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG), khususnya SDG 1 (Pengentasan Kemiskinan) dan SDG 10 (Pengurangan Ketimpangan). Namun, efektivitas program ini masih menjadi pertanyaan besar. Dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat KLJ—lebih dari 200 ribu lansia pada tahun 2023—penting untuk mengevaluasi apakah program ini telah berhasil menjawab persoalan mendasar lansia atau hanya sebatas memberikan bantuan sementara tanpa mengubah kondisi hidup mereka secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Efektivitas KLJ menjadi isu yang penting untuk dibahas karena lansia memiliki kebutuhan yang spesifik dan kompleks. Di satu sisi, bantuan finansial yang diberikan program ini telah terbukti membantu meringankan beban ekonomi sebagian lansia. Namun, di sisi lain, tantangan-tantangan dalam implementasi seringkali mengurangi dampaknya. Sosialisasi program yang kurang menyeluruh, misalnya, menyebabkan banyak lansia tidak memahami secara jelas tata cara penggunaan dana bantuan. Selain itu, keterbatasan dalam distribusi bantuan, baik dari segi waktu maupun jumlah, turut memengaruhi keberhasilan program ini.
Pendapat saya tentang persoalan ini adalah bahwa KLJ memiliki potensi besar sebagai kebijakan sosial yang transformatif, tetapi implementasinya masih memerlukan banyak perbaikan. Secara teori, bantuan finansial seperti KLJ dapat menjadi penopang utama bagi lansia untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada jumlah bantuan yang diberikan, tetapi juga pada bagaimana program ini dirancang dan diimplementasikan. Misalnya, lansia sering kali menghadapi hambatan dalam memahami dan mengakses informasi terkait program ini. Minimnya sosialisasi menjadi salah satu kendala utama yang menyebabkan banyak lansia tidak memahami cara memanfaatkan bantuan yang mereka terima.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tantangan dalam distribusi bantuan juga menjadi sorotan. Banyak kasus menunjukkan bahwa pendistribusian dana sering kali tidak tepat waktu, atau bahkan tidak sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Ketidaktepatan data penerima manfaat juga menjadi masalah serius yang memengaruhi keberhasilan program ini. Sebagai contoh, ada lansia yang memenuhi syarat namun tidak tercatat sebagai penerima manfaat, sementara yang tidak memenuhi syarat justru menerima bantuan.
Saya berpendapat demikian karena didukung oleh berbagai data dan temuan lapangan terdahulu. Misalnya, survei terdahulu menunjukkan bahwa salah satu kendala terbesar yang dihadapi lansia adalah keterbatasan akses terhadap teknologi dan informasi. Banyak lansia yang tidak terbiasa menggunakan perangkat elektronik, sehingga mereka kesulitan memahami prosedur pencairan bantuan atau informasi lain terkait KLJ. Keterbatasan ini pada akhirnya mengurangi kemandirian mereka dan membuat mereka tetap bergantung pada pihak lain, seperti keluarga atau pendamping sosial.
ADVERTISEMENT
Namun, masalah ini tidak berarti bahwa program KLJ tidak efektif. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa program tersebut memiliki ruang untuk perbaikan. Salah satu solusi yang dapat diimplementasikan adalah meningkatkan sosialisasi program melalui pendekatan yang lebih inklusif dan ramah lansia. Misalnya, penggunaan media tradisional seperti poster di pusat-pusat komunitas dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau lansia yang tidak memiliki akses ke teknologi.
Selain itu, pendampingan langsung kepada lansia juga perlu ditingkatkan. Pemerintah dapat melibatkan komunitas lokal atau kader sosial untuk membantu lansia dalam memahami dan memanfaatkan program ini secara optimal. Pelatihan singkat tentang cara menggunakan kartu bantuan atau penjelasan sederhana mengenai manfaat KLJ dapat memberikan dampak besar dalam meningkatkan kemandirian lansia.
ADVERTISEMENT
Distribusi bantuan juga perlu ditingkatkan agar lebih tepat sasaran. Pemerintah harus memperbaiki sistem verifikasi data penerima manfaat untuk memastikan bahwa bantuan diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, monitoring dan evaluasi program secara berkala diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kendala yang muncul selama pelaksanaan.
Pada akhirnya, program Kartu Lansia Jakarta adalah langkah positif yang mencerminkan komitmen pemerintah dalam memberikan perhatian kepada kelompok lansia. Namun, agar program ini benar-benar efektif, berbagai tantangan dalam implementasi perlu segera diatasi. Dengan memperbaiki sosialisasi, distribusi bantuan, dan melibatkan komunitas lokal, KLJ dapat menjadi lebih dari sekadar program bantuan. Program ini memiliki potensi untuk memberdayakan lansia agar hidup lebih mandiri dan bermartabat, sekaligus menjadi contoh kebijakan sosial yang berhasil menghadapi tantangan penuaan populasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT