Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Menyontek adalah Hal yang Besar dan Selamanya Harus Dilarang?
4 Januari 2023 18:04 WIB
Tulisan dari Alif Mutakhin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyontek adalah suatu perbuatan curang yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan penuh kesadaran untuk memperoleh informasi agar jawaban benar dan nilai memuaskan dapat diperolehnya. Sejatinya, menyontek itu sendiri sangat merugikan orang lain meskipun dalam perspektif si pelaku, perbuatan tersebut sangat menguntungkannya.
ADVERTISEMENT
Di negara ini, menyontek sudah dianggap sebagai tradisi turun-temurun yang diwajarkan dalam praktiknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa sah-sah saja untuk melakukan hal itu karena di samping kemungkinan besar mereka tidak menyadari dari apa yang mereka sebenarnya lakukan, dampak negatif dari menyontek pun pada dasarnya tidak terlalu dapat dirasakan oleh mayoritas orang di sekitar. Tak bisa dipungkiri, pemakluman-pemakluman pun menjadi silih datang bergantian dengan mengatasnamakan bahwa tidak ada seorang pun yang tak luput dari dosa dan perbuatan yang kodratnya buruk itu pun dianggap menjadi hal yang biasa-biasa saja pada akhirnya.
Berikut penjabaran mengapa menyontek adalah hal yang besar dan selamanya harus dilarang.
1. Menyontek dapat Dikategorikan sebagai Dosa Besar
Jika membaca atau mendengar pernyataan tersebut, pertanyaan yang seharusnya muncul adalah, “Pernahkah sedikit saja hal ini terlintas di benak kita?”
ADVERTISEMENT
Jawabannya bisa saja "ya" ataupun "tidak", tetapi jika ditanya kembali dengan pertanyaan, “Pernahkah terpikirkan untuk berhenti melakukan hal tersebut jika sudah mengetahui ini?”
Jawabannya pun bisa "ya" ataupun "tidak". Namun, mengingat perbuatan itu sendiri menjanjikan berbagai keuntungan yang menggiurkan ditambah dengan sikap manusia yang abai, kecenderungannya akan lebih kepada "tidak".
Di samping menyontek adalah perbuatan yang curang, alasan lain yang paling mendasar mengapa menyontek itu merupakan dosa besar dapat disebabkan oleh "menyontek sama halnya dengan membohongi banyak orang". Hal tersebut bukan tanpa alasan mengingat jika kita menyontek terlepas dari kapan pun kita mulai melakukannya, dosa-dosa dari menyontek akan terus menggunung dan bertambah banyak. Ibaratnya, jika kita sudah mulai menyontek dari saat kita beranjak balig di SMP, kita hanya membohongi guru-guru SMP kita dengan nilai yang kita peroleh pada awalnya. Lalu, saat masa SMA tiba, nilai-nilai tersebut yang kita peroleh dari hasil menyontek pada masa SMP dahulu mau tidak mau harus digunakan untuk mendaftar ke jenjang berikutnya dan dengan begitu, akan lebih banyak lagi orang-orang yang kita bohongi. Belum lagi jika aksi sontek-menyontek itu masih dilakukan di masa SMA, tidak akan terhitung lagi dosa yang sudah kita timbun selama itu. Apalagi seiring dengan berjalannya waktu, semakin lama kebohongan itu kita tutupi atau tak pernah diungkapkan kebenarannya, gunung-gunung dosa kita pun akan bertambah besar.
ADVERTISEMENT
Menyontek sebagai perbuatan yang menimbulkan dosa besar juga dipertegas oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang mana hadits tersebut mengisahkan seorang pedagang yang tidak jujur dalam jual belinya karena mencoba untuk mengelabui Rasulullah SAW.
Hadits di atas memberi kita pemahaman bahwasannya setiap orang yang menipu, berbohong, berbuat curang, dan mengelabui orang lain sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW, bukanlah termasuk golongan beliau. Ini berarti perbuatan-perbuatan yang sama harganya dengan menyontek tersebut sejatinya memanglah merupakan dosa besar.
Di sisi yang lain, Allah SWT juga berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat ayat ke-18 yang artinya, “Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
ADVERTISEMENT
Jika kita renungkan ayat tersebut, pertanyaan yang harusnya kita tanyakan kepada diri kita sendiri adalah, “Pernahkah kita berpikir seberapa arogan diri kita karena sudah mengabaikan pengawasan dari Tuhan?”
2. Menyontek adalah Cikal Bakal dari Aksi Korupsi
Sebagai seorang pelajar ataupun mahasiswa, kita sering mengkritisi aksi korupsi ataupun perbuatan curang lainnya yang dilakukan oleh pemerintah di negara kita, tetapi terkadang, kita melupakan fakta bahwasannya sebagai sesama manusia, kita pun memiliki kecenderungan yang sama dengan mereka. Saat para pejabat di pemerintahan berpotensi untuk melakukan kecurangan dengan mencuri uang milik negara, kita pun memiliki potensi yang sama untuk melakukannya. Bukan tanpa alasan, jika seseorang sering melakukan aksi sontek-menyontek dan tidak pernah menyadari kesalahannya, tidak akan menjadi rahasia umum lagi bahwa generasi tikus berdasi akan menjadi lebih banyak yang menduduki kursi jabatan di kemudian hari. Namun, kebenaran tetaplah kebenaran yang artinya terlepas dari siapa diri kita, kebenaran harus selalu diungkapkan.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli hukum dan ekonomi di Indonesia, Nurdjana, menyatakan bahwa korupsi adalah perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, mental, dan juga hukum. Kemudian, menurut Mazhar, korupsi adalah berbagai tindakan gelap dan ilegal untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Di samping itu, Ronney dan Steinbach (Barzegar dan Khezin, 2011) mendefinisikan menyontek sebagai menggunakan cara apa pun untuk mendapatkan sesuatu yang tidak adil, yang termasuk berbohong, menutupi kebenaran, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Eric, dkk (Hartanto, 2012) juga menyatakan bahwa menyontek berarti upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur.
Berdasarkan uraian tentang korupsi dan menyontek di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua perbuatan tersebut saling berkesinambungan dan berkolerasi satu sama lain, itu berarti menyontek termasuk ke dalam tindakan korupsi karena memiliki kesepadanan. Kedua perbuatan itu bukan hanya ilegal, tetapi di sisi yang lain, dilakukan untuk kepentingan pribadi dengan jalan merugikan orang lain. Jika kita menyontek, apa yang kita perbuat tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh para tikus berdasi di luar sana, bahkan jika perbuatan itu terus dilakukan, gelar tikus berdasi-lah yang mungkin akan kita sandang di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
3. Menyontek adalah Perbuatan yang Merugikan Banyak Orang
Sebagaimana yang telah banyak disinggung sebelumnya, meskipun dampak negatif dari menyontek tidak begitu terasa oleh kebanyakan orang, hal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa menyontek tetaplah salah dan merugikan banyak orang. Itulah kenyataan yang harus diterima oleh orang-orang yang berlaku curang. Logikanya, dengan menyontek, itu sama halnya kita sudah mengabaikan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh orang lain karena pasti ada orang yang sudah berusaha maksimal di luar sana untuk menghafal dan memahami materi yang belum tentu muncul di soal yang akan diujikan, sedangkan orang yang menyontek dengan mudahnya memperoleh hasil yang sama meski tidak mengorbankan apa pun atau bahkan hal yang sepadan.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan aksi sontek-menyontek dari satu orang akan mendorong individu lain untuk melakukan hal yang sama sebab perbuatan tercela itu sendiri menawarkan banyak keuntungan dengan jalan pintas yang sangat instan. Hal itu pun lambat laun akan menggerus dan membuat seseorang yang jujur mempertanyakan kejujurannya. Tak berhenti sampai di situ saja, keberhasilan dalam menyontek pun akan menimbulkan kesenjangan sosial disebabkan oleh indeks akademik yang diperoleh si penyontek terlepas dari berapa pun nilai yang didapatnya jika dibandingkan dengan orang yang tidak menyontek, bahkan hasil yang diperoleh itu pun akan membohongi banyak orang ke depannya.
Di sisi yang berlainan, makna "banyak orang" di sini bukan hanya mengacu kepada orang lain saja, diri seorang penyontek pun termasuk ke dalamnya karena dengan menyontek, itu artinya seseorang telah membodohi, membohongi, menipu, dan merendahkan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Itulah penjabaran mengenai, “Mengapa Menyontek adalah Hal yang Besar dan Selamanya Harus Dilarang”. Terlepas dari apa yang sudah dijabarkan, apa pun tindakan yang kita lakukan sekarang itu tergantung dan dikembalikan kepada diri kita masing-masing. Akan tetapi, ingatlah bahwa yang benar akan selalu benar dan yang salah akan selalu salah. Itu berarti seberat apa pun risikonya dan terlepas dari siapa kita, kebenaran haruslah terus diungkapkan. Ingatlah selalu juga bahwa jalan yang kita pilih saat ini akan menentukan diri kita di masa depan.