Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perempuan Pengagum Rahasiaku
2 Desember 2022 12:13 WIB
Tulisan dari Alika Putri Wardini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di sudut selatan ibukota, Given sedang duduk termenung menatap langit malam dengan penuh harap. Diam membayangkan seolah cintanya terbalas oleh perempuan yang ia kagum sejak 3 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Detik ini, saya adalah lelaki paling bahagia karena berhasil memilikimu, Sal. Saya kira hanya sebatas impian mustahil yang selalu saya aminkan” ucap Given dengan penuh kebahagiaan.
“Haha kamu ini.. kenapa ngomong kayak gitu? Aku sudah bilang berkali-kali, Giv” balas Salsha sembari menggenggam jemari pacarnya untuk meyakinkan.
“di dunia ini gak ada yang gak mungkin, Given..” ucap Given memotong ucapan Salsha.
“Pinter..” balas Salsha dengan penuh senyum dan membuat genggam semakin erat bersama pacarnya.
“Uhm.. terharu saja, terharu karena saya mampu bersaing dengan cowok-cowok yang naksir kamu, secara pacar saya terkenal se-Jakarta haha” ucap Given dengan nada meledek.
“Ih apa-apaan kamu ini.. enggak ah.. seleb dari mana sih?” gumam Salsha sembari mengerutkan dahi dan melepas genggaman.
ADVERTISEMENT
“Stt.. hehe bercanda. Mau es krim, jalan-jalan atau makan di gultik Pakde?” rayu Given kepada Salsha.
“Semuanya” ucap Salsha dengan wajah jutek.
“Pacar saya kenapa nambah lucu kalo lagi ngambek gini deh?” ucap Given yang terus meledek sembari memeluk Salsha untuk menenangkan.
Tiba-tiba terdengar suara yang membuat Given kaget dan segera tersadar dari lamunan seakan nyata. Iyan, teman Given sudah membuatnya tersadar dari dunia khayalan bersama perempuan yang sangat ia kagum.
“Apa sih ganggu orang aja” ujar Given dengan kesal.
“Lagian mau sampai kapan sih, Ven? Gak capek kerjaan lo berkhayal terus? Gue aja bosen liat lo ngelamunin pengagum rahasia lo terus. Perjuangin kalo beneran suka” balas Iyan.
“Susah, Yan.. bukan satu dua orang aja yang suka. Gue gak mungkin bisa dapetin dia” lirih Given seakan menyerah.
ADVERTISEMENT
“Berjuang saja belum, udah pesimis duluan. Mana Given si paling optimis yang gue kenal?” balas Iyan.
“Tapi derajat gue beda sama dia. Mana mau dia sama cowok kaya gue” gumam Given.
“Ya iya lah mana mau dia sama cowo kayak lo yang selalu insecure. Gue kasih tau ya.. coba lo perjuangin, bismillah aja dulu. Urusan ditolak atau enggaknya belakangan!” Ucap Iyan serius menasihati Given.
“Hm oke. Besok gue coba di sekolah. Tapi lo mau bantuin gue gak?” balasnya.
“Selow bro. Kapan sih gue gak pernah bantuin lo? Gitu kek dari kemarin-kemarin.. seneng gue liat temen gue effort gini” ucap Iyan hendak memeluk Given.
“Apaan sih lo main peluk-peluk aja. Gue masih normal” tepisnya.
ADVERTISEMENT
***
Waktu sudah menunjukkan pagi. Hari telah berganti. Pertanda Given untuk mulai memperjuangkan cintanya dengan pengagum rahasia tersebut. Tak seperti biasanya, pagi ini Given sedikit berbeda, lebih percaya diri. Given yakin bahwa ia bisa menaklukan hati perempuan yang dikaguminya tersebut.
Tepat pada hari itu. Ada acara pentas seni di sekolah mereka. Di mana Salsha menjadi salah satu panitia pensi, dan membuat Given tertuju pandangan kepadanya. Namun ia jadi kurang percaya diri karena kecantikan Salsha yang memesona.
“Acaranya mulai jam berapa ya?” ucap Given dengan gugup dan jantungnya berdegup kencang.
“Sebentar lagi. Ditunggu ya kak” balas Salsha yang sedang kesulitan mengangkat kursi.
Pertama kalinya Given mengobrol dengan Salsha. Jantungnya berdebar hebat. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Tidak membuatnya menyerah untuk mendekatkan pengagum rahasianya itu.
ADVERTISEMENT
“Hati-hati. Sini saya bantu” ucap Given tanpa berlama-lama langsung membantu Salsha yang hendak terjatuh.
“Eh gak perlu kak. Maaf jadi ngerepotin” gumamnya.
“Kamu istirahat aja. Biar saya beresin kursinya, habis itu saya anter ke UKS” ucap Given penuh perhatian.
“Eng--“ ucap Salsha dipotong Given.
“Udah. Kamu diam dulu disini” ucap Given dengan lembut.
***
3 bulan kemudian hubungan mereka semakin dekat. Salsha yang banyak disukai laki-laki namun tidak membuat Given menyerah. Salsha adalah perempuan yang cantik, lembut, dan sederhana. Itulah yang membuat Given menyukainya.
“Sal, main kerumah saya yuk? Ibu nanyain kamu terus. Mau kenalan katanya haha” gumam Given.
“Oh, ya? Haha ayok tapi kok aku jadi malu ya?hahaha” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Malu kenapa? karena dulu saya sering ceritain kamu ke ibu terus? Eh enggak... aduh keceplosan” ucap Given keceplosan dan membuat pipinya menjadi merah”
“Cie.. masa sih? Haha jadi malu” balas Salsha meledek.
“Haha enggak lah bercanda. Masa iya sih saya nyeritain kamu. Saya aja baru kenal kamu di pentas seni sekolah kemarin” tegasnya sambil menahan malu.
“Bener nih? Oke nanti aku tanya ibu kamu loh ya.. awas aja sampe bohong wle” ucap Salsha masih dengan nada meledek.
***
Ketika dalam perjalanan, Given sibuk mencari jawaban bahwa ia sering menceritakan Salsha kepada ibunya, tentu membuatnya lebih banyak diam dimotor dan tak sadar mereka sudah sampai dirumahnya, namun ternyata ibunya sedang pergi.
ADVERTISEMENT
“Huh aman” ucapnya menghembuskan nafas lega.
“Oalah aman ya Ven? Masa sih? Mau cari ibumu ah haha” tegas Salsha sedikit meledek.
Tidak lama, Iyan muncul. Dan matanya terbelalak kaget melihat kehadiran Salsha, masa lalunya yang sempat menghilang 2 tahun lalu.
“Loh Sals--?” ucap Iyan kaget melihat kehadiran Salsha.
“Lo kenal Salsha Yan? Bagus lah. Gue jadi gak perlu capek-capek kenalin Salsha ke elo” balas Given.
“Kenal lah kan ki--“ ucap Salsha dipotong Iyan.
“Hai Salsha. Gue Iyan” ucap Iyan dengan lantang.
“Hai Yan. Gue Salsha” balasnya.
“Sal, Yan. Sebentar ya. Gue mau buat minum” ucap Given.
Setelah Given meninggalkan mereka. Salsha dan Iyan sempat berantem, mereka bertemu kembali semenjak 2 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Udah. Gue gak mau bikin temen gue sedih. Gue udah lupain semua masa lalu kita. Dan gue tau seberapa sayangnya temen gue sama lo Sal. 3 tahun dia suka sama lo, jadi gue gak mau egois. walaupun dulu lo ninggalin gue tanpa kejelasan, gue gak mau lo ngelakuin itu ke temen gue. Gue cuma mau liat Given bahagia, sekali pun sama lo, Sal” ucap Iyan dengan mata melirih dan penuh tatapan kepada Salsha.
“Yan.. Gue bisa jelasin. Sebenernya gue.." ucapnya kembali dipotong Iyan.
“Udah ya. Gue udah ikhlasin lo buat temen gue. Jadi tolong jangan kecewain Given. Cukup gue aja. Oke?” gumam Iyan meyakinkan Salsha.