Konten dari Pengguna

[Cerpen] Jejak Langkah Sa'diyah Sesudah 2017

Aliya Masrurah
Mahasiswi yang lahir dan mukim di Cirebon ini, sekarang, tengah menempuh semester 5 prodi S-1 Tadris IPS di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Ia juga sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan kawan barunya nanti - yaitu skripsweet (skripsi).
7 Desember 2024 20:42 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aliya Masrurah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jalan panjang- Jalan panjang mungkin melelahkan, tapi setiap langkah adalah pelajaran berharga (Freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalan panjang- Jalan panjang mungkin melelahkan, tapi setiap langkah adalah pelajaran berharga (Freepik.com)
ADVERTISEMENT
oleh: Aliya Masrurah
Kamis tahun ini menjadi hari yang sedikit berbeda bagi perempuan yang memilih hidupnya untuk bekerja separuh waktu di tengah ia menempuh pendidikan tinggi. Hari gajian jatuh pada hari ini, sudah tentu merupakan hari yang sangat dinanti oleh para pekerja. Selaras dengan kondisi langit yang terang dihiasi awan berlapis tipis, benderang terpancarlah rona bahagia di wajah perempuan itu.
ADVERTISEMENT
Selain tanggal gajian sudah terbit, kabarnya agenda-agenda lainnya datang beruntun yang akan memeriahkan hari ini. Wuahh gokil! Enggak kebayang bakal semeriah apa hari ini deh. Perempuan itu sudah sampai di sebuah kafe dekat dengan tempat kerjanya. Setelah memesan menu hidangan pencuci mulut, ia duduk di nomor meja yang telah ditentukan sembari menunggu beberapa temannya untuk sekadar berbagi kisah.
“Assalamualaikum. Maaf aku agak telat datangnya, Diy.” Ucap seorang perempuan yang baru saja datang setengah jam kemudian.
“Wa’alaikumsalam, Zah. Sini duduk, ohiya aku sudah pesan ini loh. Kesukaan kalian deh kayaknya.” Perempuan yang memiliki panggilan ‘Diy’ kemudian menawarkan pisang aroma, puding buah, kue dadar gulung, sate buah celup, dan beberapa minuman segar dengan kuantitas yang disesuaikan dengan teman undangan Diy.
ADVERTISEMENT
“Ya ampun Diy kok repot-repot. Kita ‘kan cuma ngobrol-ngobrol santai nih, makasih banyak ya, Say.”
“Sama-sama, Zah. Gimana perkembangan bisnis buketmu? Aku dengar pemesan buketnya ada yang dari luar negeri ya?”
“Perkembangannya di luar yang aku bayangkan, Diy. Kayak orang-orang pada umumnya, awal banget ngerintis bisnis buket ini aku enggak ngarep hasil yang tinggi dulu. Malahan sempat ada lintasan pikiran kalau daya tahan bisnis buketku cuma seumur jagung. Posisinya aku enggak yakin, Diy. Ehh empat bulan berjalan, aku senang banget bisnisku ini pesat dan pemesan luar negeri mulai pada kepo dengan hasil buketku, akhirnya mereka banyak yang pesan dan ada yang melakukan pemesanan kembali. Alhamdulillahilladzi Bi Ni'matihi Tatimmush Sholihaat (segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna)..”
ADVERTISEMENT
“Luar biasa, Zah. Alhamdulillah, aku senang dengan perkembangan bisnismu.”
Saat Diy dan Zah mengobrol, semakin berdatangan pula teman-teman yang lainnya dan menyapa mereka berdua.
“Sini Dew, Nay, Sya, Rere, Vi.” Sapa Diy dan Zah hampir berbarengan.
“Aku minta maaf banget. Lebih dari satu jam telatnya.”
“Santai saja.” Jawab Diy ringan.
Di antara mereka, hanya Rere dan Nayla yang merupakan sahabat Diy sejak SMA. Sisanya Diy bertemu Zah, Dew, Sya, dan Vi dalam kesempatan acara yang berbeda. Diy adalah mahasiswa aktif program sarjana (strata 1) dengan jurusan di bidang pendidikan. Ia sudah menyusuri 6 semester. Ketika mendekati semester tua, rezeki menghampiri Diy. Panggilan penerimaan kerja paruh waktu berhasil ia raih. Impiannya dulu ketika ia belum mendapatkan status sebagai mahasiswa, banyak cerita dari mulut ke mulut tentang betapa enaknya kuliah sambil kerja. Sekarang, ia hampir dikatakan ‘akrab’ dengan capaian impiannya yang dulu. Seimbang, lima puluh banding lima puluh perasaan yang ia tampakan di permukaan sebagai mahasiswa yang memiliki usaha sampingan nyambi kerja paruh waktu.
ADVERTISEMENT
Pertemuan di kafe itu seolah menjadi acara reuni kecil-kecilan yang telah mereka adakan. Benar-benar meriah hari Kamis versi Diy. Terbitnya gajian dibarengi dengan terbitnya kenyataan karena membludaknya struk belanja dan struk pembayaran. Huftt, niat hati berjanji bersama untuk setia sampai akhir bulan, nyatanya gajian yang pergi duluan, menyisakan Diy yang harus ‘mulai dari nol ya’ seperti kata-kata identik SPBU. Tawa kecil Diy yang kadang kala menguatkan diri dalam setiap keadaan.
Kalau sudah berada di rumah, aktivitas yang akan dilakukan sudah bisa ditebak. Enggak jauh-jauh dari bantu mama nyuci baju paket lengkap sudah termasuk ngejemur juga, nyetrika, masak bareng mama, bantu ayah membersihkan sangkar burung peliharaannya, ngobrol di ruang TV, dan segudang aktivitas yang timbul perasaan bahagia teramat khusus yang hanya bisa didapatkan dari kebersamaan dengan orang terkasih di dalam rumah. Pokoknya seketika disingkirkan dulu yang berhubungan dengan pekerjaan di luar rumah, di antaranya adalah tugas kampus dan tenggat waktu pekerjaan kantor. Semacam prinsip hidup itulah yang dipegang kuat oleh Diy saat menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.
ADVERTISEMENT
Biasanya ada waktu tertentu setelah beberes rumah, Diy memakai waktunya untuk menunaikan kewajibannya dalam pembuatan tugas akhir (skripsi) yang berproses masih di bab 2. Waktu yang Diy gunakan tidak terlalu lama untuk melanjutkan pembuatan bab 2-nya, tak sampai dua setengah jam ia langsung merebahkan diri di sofa empuk yang ada di ruang tamu. Cara merilekskan diri ini bagi Diy cukup mengobati kelelahan. Diy melanjutkan aktivitas dengan olahraga tipis-tipis di dalam rumah. Lumayan buat ngembaliin energi, pikirnya.
Baru ditinggal olahraga, tahu-tahu laptopnya nyala sendiri layarnya. Ya, ini kelewatan deh, Diy mengakui kealpaannya. Untuk kedepannya, Diy berjanji pada diri agar lebih teratur lagi. Diy langsung menghampiri laptopnya, dilihat olehnya layar laptop menampilkan nama lengkapnya “Sa’diyah Rahmawati” dan paling bawah terdapat tulisan kecil “ < 2017”. Ia termenung beberapa saat. Siapa tahu, itu adalah daya upaya untuk menggedor ingatan terlamanya terkait tulisan dalam tampilan laptop yang semula ia lihat. Ada sekian persen kemungkinan lain yang terutama bahwa tulisan kecil paling bawah di layar laptopnya adalah fokus pencariannya saat ini.
ADVERTISEMENT
‘Sesuatu’ menggiringnya lambat-lambat ke arah sebuah portal. Di dalamnya, Diy terpikat dengan berlimpahnya gelembung warna-warni, menurut dugaannya adalah berisi segala informasi terlama hingga terbaru yang boleh jadi sangat dibutuhkan olehnya dengan segera. Mata diuji kejeliannya untuk tangkas menangkap gelembung informasi yang lekas ingin diperoleh jawaban pastinya. Kala ia berjalan hampir menuju pohon rindang untuk beristirahat di bawahnya, gelembung itu seperti terbawa angin kencang dan mendarat tepat di samping Diy.
“Inikah informasi yang kucari wahai gelembung?” Diy mengambil perlahan gelembung itu. Tanpa usaha yang ekstra, Diy sudah mulai membaca informasi yang tersimpan di dalam gelembung. Gelembung informasi memudahkan Diy dalam mengetuk dan mengembalikan memorinya tentang tulisan kecil “ < 2017” yang letaknya di bawah layar laptop.
ADVERTISEMENT
Memorinya sudah utuh kembali. Gelembung informasi beserta suasana yang menyertainya pun lenyap dari pandangan mata Diy. Berbekal hanya membaca informasi dari gelembung ajaib, layar tancap memutarkan film yang berjudul ‘masa lalu’ seakan-akan ramai penonton yang menyaksikan film. Padahal film layar tancap itu adalah kisah nyatanya sendiri. Film ‘masa lalu’ menampilkan asal muasal hingga makna tulisan “<2017”, tulisan yang telah membuat isi kepalanya sedikit berisik. Diceritakan dalam film, seorang perempuan di akhir masa sekolah menengah atas (SMA) menggaungkan visi ingin menjadi mahasiswa yang kuliah sambil kerja, kalau bisa bekerja di tempat tersohor. Memasuki empat semester kuliah berjalan, tokoh dalam film tersebut berulang kali melamar pekerjaan di banyak tempat, mencoba peluang kerja yang ada. Namun, nasib baik tak kunjung berpihak padanya. Sebanyak jumlah berkas lamaran itulah ia berulang kali ditolak kerja. Apakah ia merasa capek atas berita kurang menyenangkan tersebut? Raut wajahnya sudah menggambarkan bagaimana dirinya saat menerima berita yang hampir menjatuhkan semangatnya.
ADVERTISEMENT
Tokoh dalam film menyebut masa-masa itu adalah masa sebelum 2017. Sang tokoh menyerap nasihat dari orang-orang yang dicintai bahwa jangan patah arang. Sebelum 2017 atau tahun-tahun di bawahnya, tokoh utama merasa pasang surut dalam kehidupannya berada pada titik yang menyuruh ia berbuat instan saja. Berpikir dangkal. Cuma mengandalkan satu jalan. Tak menjangkau masa depan. Terlebih pada saat tokoh utama curhat pada keluarganya tentang kekhawatirannya dalam dunia kerja.
“Nak. Mama merasakan betapa lelahnya diri ini harus bolak-balik memasukkan lamaran pekerjaan. Jangan risaukan perkataan orang lain tentang dirimu. Jalani kuliahmu dulu dengan baik ya, nak. Mama berdoa kamu akan sukses.”
“Dek, ingat ya. Teteh bangga banget dengan impianmu untuk kuliah sambil bekerja. Peristiwa ditolak kerja bukanlah suatu hal yang memalukan sayang dan bukan pula kamu tidak layak. Teteh yakin pengalaman itulah yang akan membentuk kamu agar berproses lebih baik lagi.”
ADVERTISEMENT
Obrolan dengan ayah menjadi penutup sebuah ucapan semangat dan pesan baik untuk masa depan putrinya. “Kamu tetap menjadi putri cantik kebanggaan mama, ayah, dan teteh. Ayah sependapat dengan mama dan teteh. Pengalamanmu yang kaya itu akan jadikan kamu lebih keren. Jalin kedekatan dengan Allah Ta’ala, teruslah berdoa ya nak.”
Berpangkal pada banyak tahun sebelum 2017, dalam diri tokoh utama telah muncul perubahan demi perubahan ke arah yang lebih bijaksana. Selanjutnya film menceritakan transformasi tokoh utama dalam periode sesudah 2017, belum lengkap Diy menonton kelanjutan film tersebut, mendadak layar tancap yang ia lihat berubah menjadi hitam. Sayup-sayup Diy mendengar suara yang populer di telinganya. Tepukan lembut di bahunya juga sangat khas berasal dari tangan penuh kasih sayang.
ADVERTISEMENT
“Bangun Diy. Ayo makan dulu. Aduh nak, lihatlah laptopmu minta buru-buru dicas.”
Diy membuka matanya, alangkah tenteramnya dia saat melihat wajah sang ibu ketika bangun dari tidur lelapnya. Eh? Rupa-rupanya Diy ketiduran setelah berolahraga dan di saat ia mau mematikan laptopnya.
“Maaf ma. Oke ma, aku siap-siap dulu ya.”
“Mama tunggu di meja makan, nak.”
Meja makan dipenuhi beragam jenis makanan dan minuman yang dibuat secara eksklusif oleh mama. Namun yang diperhatikan Diy tidak tertuju pada lezatnya hidangan di atas meja makan. Diy memandangi satu per satu wajah mamah, ayah, dan teteh yang sedang sibuk meramaikan isi piring masing-masing, tatapan Diy yang penuh arti dan menyiratkan cinta yang tulus. Sungguh Diy terlampau beruntung memiliki keluarga utuh yang setia menolong dirinya ketika kegagalan menerpa dan memporak-porandakan hatinya.
ADVERTISEMENT
“Nak, hayu atuh diambil lauk sepuasnya. Istirahat sejenak dari skripsi. Ohiya besok kita mau jalan-jalan, loh. Teh Rina rencananya yang mau traktir. Iya ‘kan teh?”
“Betul maa. Teteh mau ajak mama, ayah, dan dek Sa’diyah untuk jalan ke pusat perbelanjaan.” Terang Teh Rina dengan antusias.
“Ihhh asikkk. Makasih ya teh. Makasih banyak untuk kedua orang tuaku.” Diy mendapat balasan senyuman manis dari mama dan ayah serta teteh.
Setelah makan dan minum menu yang dibuat mama hingga perut Diy terasa lebih kenyang, ihwal tulisan kecil di laptop, memorinya masih kuat tentang temuan tulisan kecil yang dilihat Diy dan mengusiknya dalam beberapa jam yang lalu. Ya betul, sebenarnya temuan tulisan itu menurut pengamatan orang adalah tulisan yang punya arti sederhana dan potensial ditebak secara cepat tanpa melakukan penafsiran makna mendalam. Bagi mereka, tulisan “<2017” diartikan sebagai penunjukan tahun kurang dari 2017, entah tahun 2016, 2014, ataupun tahun sebelumnya di bawah 2017. Cukup sampai di sana arti tulisan tersebut untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Diy memaknakan tulisan “<2017” sebagai episode perjalanan menuju titik balik sekaligus merayakan pembaruan dan kemajuan dalam diri sesudah tahun 2017. Pertemuan kecil dengan teman-temannya di sebuah kafe pada hari Kamis yang lalu, gaji pertama, lingkungan kerja yang diinginkan akhirnya ia dapatkan, proses menunggu tanggal wisuda, dan banyak hal terjadi dalam hidupnya yang patut ia syukuri. Lain dulu lain sekarang, menginjak tahun dari periode sesudah tahun 2017, Sa’diyah (Diy) memutuskan untuk melepas sifat lamanya yang tidak bagus dan membangun diri menjadi sosok yang lebih bijak dan optimis.
Usaha Diy akan kontinu untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Banyak jalan baru di ujung sana, yang selalu menanti Diy dengan penuh sabar. Banyak jalan baru di ujung sana, yang harus Diy tapaki dengan keyakinan besar meskipun jalan berkerikil dan berliku. Dari segala yang telah dilalui, ia menyimpulkan satu hal yang pasti, keluarga selalu menjadi rumah baginya yang paling nyaman. Tak peduli tahun berapa, sebelum 2017 atau sesudah 2017, kasih sayang keluarga terutama kedua orang tua dan kakak selamanya menjadi sumber kekuatan Sa’diyah yang tak pernah padam.
ADVERTISEMENT
Ahh.. kian indah interpretasi tulisan kecil yang aku temukan di layar paling bawah laptopku ternyata aku sendiri yang mengetiknya. Fase-fase kehidupan yang tak mudah namun beruntungnya aku selalu mendapat pertolongan-Mu. Terima kasih Ya Rabb. Ucapnya dalam hati.
(Catatan: cerpen ini sempat berkompetisi di Lomba Cerpen Internasional Piala HB Jassin 2024, walau belum berhasil meraih juara. Saya berharap semoga cerita ini tetap dapat memberikan nilai dan manfaat bagi pembaca).