Konten dari Pengguna

Memaknai Sosok Kartini: Melawan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Indonesia

Aliyah Zahra
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Pendidikan Psikologi, Prodi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta
26 Mei 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aliyah Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Doc Pribadi: Ilustrasi sosok Kartini sebagai acuan untuk melawan tindak kekerasan terhadap perempuan Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Doc Pribadi: Ilustrasi sosok Kartini sebagai acuan untuk melawan tindak kekerasan terhadap perempuan Indonesia
ADVERTISEMENT
Bogor - Raden Ajeng Kartini, sosok pahlawan emansipasi wanita Indonesia, yang telah menitipkan warisan kepada kita para perempuan Indonesia yang begitu mendalam dalam perjuangan kesetaraan dan pemberdayaan terhadap gender. Kartini yang hidup di abad ke-19, berjuang dalam melawan berbagai bentuk ketidakadilan terhadap perempuan, yang dimulai dari pendidikan yang tinggi untuk para perempuan Indonesia hingga hak untuk menyuarakan pendapat. Sudah lebih dari satu abad Kartini meninggal, perjuangan Kartini masih relevan, terutama dalam menghadapi pelecehan, bullying, hingga catcalling yang masih kerap dialami oleh perempuan di era modern ini. Bahkan sesama perempuan pun dapat terjadi dalam tindakan bullying.
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, baik dalam dunia maya maupun di dunia nyata bentuk-bentuk pelecehan dan bullying terhadap perempuan semakin kompleks dan beragam. Mulai dari pelecehan verbal di tempat umum, kekerasan fisik di rumah tangga, hingga cyberbullying yang marak terjadi di media sosial. Keberanian Kartini dalam melawan penindasan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menghadapi tantangan-tantangan ini semua.
Pelecehan dan Catcalling di Tempat Umum
Doc Pribadi: Ilustrasi catcalling di tempat umum
Salah satu bentuk pelecehan yang sering terjadi adalah catcalling atau pelecehan verbal di jalanan. Banyak perempuan yang mengalami hal ini sehari-hari, yang tidak hanya mengancam rasa aman mereka, tetapi juga merendahkan martabat mereka sebagai individu. Menghadapi fenomena ini, perempuan masa kini harus berani bersuara, melapor, dan menuntut tindakan tegas dari pihak berwenang. Di sinilah kita bisa memetik semangat juang Kartini untuk tidak tinggal diam di hadapan ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
Cyberbullying di Dunia Sosial Media
Cyberbullying, bentuk lain dari pelecehan, juga menjadi ancaman serius di era digital. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana untuk berinteraksi dan berekspresi, seringkali disalahgunakan untuk menyebar kebencian dan intimidasi. Korban cyberbullying dapat mengalami tekanan psikologis yang berat, bahkan hingga berujung pada depresi dan bunuh diri. Contoh nyata yang sering dialami oleh perempuan yaitu menyebarkan foto-foto tanpa izin dengan yang bersangkutan , berkomentar kasar, dan bersifat ancaman online. Kartini yang mengedepankan pentingnya pendidikan dan pemikiran yang kritis, mengajarkan kita untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Pendidikan digital dan literasi media menjadi kunci dalam melawan cyberbullying.
Doc Pribadi: Ilustrasi cyberbullying di sosial media
Masalah ini menjadi tantangan besar bagi banyak perempuan yang berusaha dalam membangun karir, menempuh pendidikannya maupun dalam hal lainnya. Kebijakan dan peraturan yang tegas mengenai pelecehan seksual di tempat umum maupun di media sosial harus ditegakkan. Melalui semangat Kartini, perempuan perlu diberdayakan untuk berani melaporkan pelecehan tanpa takut akan dampak negatif terhadap perjalanan yang mereka tempuh. Pemahaman tentang cara menggunakan media sosial dengan bijak dan aman harus diajarkan sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah.
ADVERTISEMENT
Peran Pemerintah dan Penegak Hukum
Untuk melawan pelecehan dan bullying, kolaborasi antara berbagai pihak sangat diperlukan baik dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, media, maupun masyarakat luas harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan adil bagi perempuan. Membutuhkan kebijakan yang jelas dan tegas untuk mengatasi tindakan kekerasan terhadap perempuan Indonesia baik didunia maya maupun didunia nyata. Penegakan hukum yang efektif dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan melindungi perempuan dari tindakan kekerasan secara berulang. Pendidikan tentang kesetaraan gender harus ditanamkan sejak dini, dan melakukan kampanye terhadap kesadaran publik harus digalakkan untuk mengubah mindset atau pola pikir masyarakat.
Menghadapi Ketidakadilan
Semangat Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang sudah seharusnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus melawan segala bentuk pelecehan dan bullying terhadap perempuan. Dengan menghormati dan melindungi hak-hak perempuan, kita tidak hanya menghargai warisan Kartini, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik dan setara bagi generasi mendatang. Kartini juga mengajarkan pentingnya pendidikan dan pemikiran kritis. Dalam menghadapi era digital, literasi digital menjadi sangat penting. Perempuan perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan teknologi dengan bijak, menghindari serta melawan pelecehan di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Menanamkan Nilai-Nilai Kesetaraan Bagi Perempuan Indonesia
Memaknai sosok Kartini berarti terus memperjuangkan hak-hak perempuan di semua aspek kehidupan. Perjuangannya menginspirasi kita untuk tidak menyerah dan terus melawan segala bentuk ketidakadilan, termasuk pelecehan, bullying, dan catcalling. Dengan menanamkan nilai-nilai kesetaraan dan menghormati hak-hak perempuan. Kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan setara.
Perjuangan Kartini belum selesai. Sekarang saatnya menjadi tugas kita untuk melanjutkan perjuangannya, dengan memastikan setiap perempuan di Indonesia dapat hidup bebas dari pelecehan maupun bullying, serta menikmati hak-haknya secara penuh. Semoga semangat Kartini selalu menyala dalam setiap langkah kita menuju kesetaraan yang sejati.