Konten dari Pengguna

Evolusi Aksi Militer Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) & Kontribusi Kejatuhan Al-Assad

aliyah rafika
Mahasiswa Pascasarjana SKSG UI Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam
25 Desember 2024 7:01 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aliyah rafika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar : chatgpt.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar : chatgpt.com
ADVERTISEMENT
Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang terbentuk sebagai aliansi berbagai faksi militan Islamis di Suriah telah menjadi salah satu aktor non-negara yang paling signifikan dalam konflik Suriah. Evolusi strategi militer yang dilakukan HTS menjadi halaman penting dalam narasi medan perang saudara di Suriah, terutama dalam perjuangannya menggulingkan rezim Bashar al-Assad yang berkuasa lebih dari 50 tahun lamanya. Esai ini akan mendeskripsikan dan berargumen dari strategi militer HTS, implikasinya terhadap rezim Assad dan dampak geopolitik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah dengan memeriksa konteks sejarah, metodologi dan dampak yang dihasilkan pada konflik di Suriah. Evolusi aksi militer mereka meskipun tidak menggulingkan rezim secara langsung namun telah memberikan kontribusi signifikan dalam melemahkan kekuatan rezim di sebagian wilayah Suriah, sekaligus mempengaruhi jalannya konflik secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Sejarah Pembentukan HTS
Untuk memahami evolusi aksi militer HTS, mengeksplorasi konteks sejarah tentang pembentukan HTS menjadi sangat penting. Mereka berawal dari perang saudara Suriah dan tetap menjadi kekuatan oposisi yang berbahaya sejak berdirinya pada tahun 2012. Pada bulan Mei 2018, kelompok ini ditambahkan ke dalam daftar pendahulunya sebagai afiliasi al-Qaeda Jabhat al-Nusra yang ditetapkan oleh Foreign Terrorist Organization atau FTO. Saat ini, HTS dapat dianggap sebagai organisasi teroris Suriah yang relatif terlokalisasi, yang mempertahankan ideologi Salafi-Jihadisnya meskipun secara terbuka memisahkan diri dari Al-Qaeda pada tahun 2017 (Center for Strategic and International Studies (CSIS), 2018). HTS berusaha untuk memperkuat pengaruhnya di Suriah dan berobsesi menjadikan diri sebagai kekuatan dominan. Mereka merekrut anggota dan mendapat dukungan dari masyarakat lokal, dengan cara meluncurkan berbagai inisiatif sipil dan sosial untuk mendapat citra positif agar memudahkan mereka dalam beroperasi di lapangan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, latar belakang perang saudara di Suriah ditandai dengan gelombang fenomena Arab Spring pada tahun 2011 yang ditandai dengan munculnya gerakan oposisi yang terfragmentasi dan pemerintahan otoriter Bashar al-Assad, menciptakan pola yang matang kemunculan HTS. Protes damai masyarakat dianggap sebagai pembangkangan bahkan pasukan keamanan negara memukuli dan menembaki demonstran dan melakukan penangkapan besar-besaran (Al Jazzera News, 2018). Dalam lanskap yang kacau ini, kemampuan HTS untuk menampilkan dirinya sebagai alternatif yang lebih moderat untuk faksi-faksi ekstremis lainnya memungkinkannya menarik basis dukungan yang lebih luas, baik lokal maupun internasional.
Kepemimpinan dan Evolusi Strategi Militer
Saat ini, HTS berada di bawah kepemimpinan Abu Mohammad al-Jolani yang menjadi sosok sentral dalam strategi dan operasi kelompok tersebut. Beliau memiliki latar belakang yang mendalam dalam gerakan jihad termasuk pengalamannya di Irak selama bertahun-tahun (Narasi tv, 2024). Strategi militer HTS telah mengalami evolusi yang signifikan sejak awal. Awalnya ditandai dengan taktik perang gerilya. Namun ketika konflik semakin liar, HTS mulai menggunakan strategi militer yang lebih canggih, termasuk pemanfaatan persenjataan berat. Evolusi ini mencerminkan tren yang lebih luas dalam konflik Suriah, di mana kelompok-kelompok harus beradaptasi dengan meningkatnya mematikan kemampuan militer rezim Assad, termasuk serangan udara dan pemboman artileri.
ADVERTISEMENT
Sejak 2019, HTS telah menunjukkan kapasitas untuk beradaptasi lebih cepat dalam lanskap teknologi peperangan yang terus berkembang. Mereka menggunakan teknologi modern termasuk pesawat tak berawak, drone yang digunakan untuk pengintaian intelijen tentang pergerakan rezim serta menjadi alat untuk melakukan serangan terhadap instalasi militer. Penggunaan teknologi ini dianggap tidak hanya meningkatkan efektivitas operasional HTS tetapi juga digunakan untuk mengintimidasi musuh, sehingga berdampak pada aspek perang psikologis dari konflik tersebut. Selain itu penggunaan teknologi canggih dapat meningkatkan citra HTS sebagai metode untuk menarik anggota rekrutan dan pendukung.
Dampak pada Rezim Assad
Tindakan militer HTS berdampak pada kejatuhan rezim otoriter Al-Assad. HTS sendiri merupakan kelompok yang sebagian besar menguasai wilayah Idlib dan beberapa bagian dari provinsi tetangga yaitu Aleppo, Hama dan Latakia. Setelah pemberontak menguasai semua kota utama, pada puncak penyerangannya HTS berhasil merebut Damaskus pada 8 Desember 2024 atau dalam 11-12 hari konfrontasi dengan dukungan Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki. Faktor utama keberhasilan pemberontakan adalah terbatas dan lemahnya rezim dalam memproyeksikan kekuatan militer pada wilayah terebut hingga berkurangnya bantuan internasional untuk Al-Assad. Perlu diketahui bahwa Assad sangat bergantung pada dukungan militer, politik dan diplomatik dari sekutu utama Rusia, Hizbullah dan Iran (CNBC Indonesia, 2024).
ADVERTISEMENT
Warisan Bashar al-Assad sebagai pemimpin Suriah dipenuhi dengan kontroversi. Meskipun ia memulai jabatannya dengan janji reformasi, pemerintahannya justru ditandai dengan pengabaian hak asasi manusia, konflik brutal dan kehancuran ekonomi. Kejatuhannya rezimnya menjadi harapan baru bagi rakyat Suriah untuk memulai era politik yang demokratis dan inklusif, meskipun tantangan besar masih menanti selama masa transisi negara. Runtuhnya rezim menjadi babak baru dalam geopolitik Timur Tengah, dengan dampak signifikan terhadap stabilitas regional dan hubungan internasional.
Dampak Geopolitik Kejatuhan Al-Assad
Kaburnya Assad ke Rusia memiliki dampak yang luar biasa salah satunya pada ekosistem kelompok perlawanan yang dikomandani oleh Iran di Suriah. Artinya apa? Bagi Iran, kehilangan Suriah di bawah Al-Assad sebagai sekutu strategis akan melemahkan “Poros Perlawanan” sebuah jaringan aliansi yang mencakup Hizbullah di Lebanon, milisi pro-Iran di Irak, dan kelompok bersenjata di Palestina. Suriah telah lama menjadi jalur logistik penting bagi pasokan senjata Iran ke Hizbullah, sekaligus sebagai simbol perlawanan terhadap pengaruh Barat dan Israel di kawasan regional. Tanpa Suriah, Iran menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah, apalagi meningkatnya tekanan dari Israel dan Amerika Serikat (Ermaya, 2024).
ADVERTISEMENT
Selain itu Rusia juga mengalami dilema yang tidak jauh berbeda akibat kejatuhan Al-Assad. Selama perang saudara Suriah, Rusia telah menjadi sekutu utama rezim Assad dan memberikan dukungan militer dalam menjaga kelangsungan pemerintahannya. Rusia memperoleh akses ke pangkalan militer strategis ke pangkalan Mediterania yang membantu memperkuat posisi Rusia sebagai pemain utama di Timur Tengah. Namun, dengan tumbangnya Assad, Rusia menghadapi risiko kehilangan sekutu kunci di kawasan tersebut. Dalam situasi yang tak pasti, Moskow harus menyeimbangkan fokus yang dimilikinya antara mempertahankan pengaruh di Timur Tengah atau keterlibatannya dalam perang Ukraina (Ermaya, 2024).
Selain kelompok pro-Assad, terdapat beberapa negara yang ikut menyambut baik kejatuhan Assad. Bagi Eropa, hal ini akan membuka peluang untuk mendorong pengungsi Suriah untuk kembali ke negara asal mereka yang dapat mengurangi tekanan sosial dan ekonomi di kawasan. Bagi Turki, kejatuhan Assad menjadi kemenangan geopolitik. Turki memperkuat posisinya sebagai pemain utama di kawasan dengan mengamankan koridor strategis yang menghubungkan Eropa dan negara Teluk melalui Suriah (Ahmad, 2024). Namun transisi politik di Suriah tidak serta-merta menjamin stabilitas jangka panjang, mengingat kompleksitas faksi-faksi oposisi yang saat ini memegang kendali. Kejatuhan Al-Assad membawa tantangan baru dalam dinamika kawasan. Terjadinya pergeseran kekuatan ini dapat menciptakan ketegangan baru, terutama jika pemerintah oposisi sekarang mengambil sikap yang lebih agresif terhadap Israel yang juga menghadapi tantangan baru di perbatasannya. Israel akan semakin menyesuaikan strategi militernya untuk mengantisipasi ancaman dari berbagai aktor yang muncul.
ADVERTISEMENT
Dampak ke Indonesia
Kejatuhan Al-Assad yang menciptakan ketidakpastian di kawasan yang menjadi pusat pasokan energi dunia khususnya minyak dan gas. Jika konflik ini semakin meluas dan meningkatnya rivalitas antara kekuatan besar Iran, Arab Saudi, Rusia, pasti akan mengganggu rantai pasokan energi global. Hal ini akan memicu lonjakan harga minyak dan mempengaruhi perekonomian global terutama bagi negara pengimpor energi. Bagi Indonesia situasi ini akan menjadi tantangan karena lonjakan harga energi dapat berdampak langsung pada inflasi, meningkatkan biaya produksi, menekan daya beli masyarakat, mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih jauh lagi, kekhawatiran akan narasi yang berkembang di Indonesia sebagai negara muslim terbesar, khususnya media sosial yang cenderung menganggap kejatuhan Al-Assad adalah kemenangan umat muslim, kemenangan para penjihad. Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh para kelompok ekstremis untuk mengembalikan semangat dalam memainkan propaganda untuk menyesatkan dan memecah belah masyarakat. Maka dari itu pemerintah perlu bekerja keras dalam meluruskan narasi-narasi yang beredar di media sosial, jangan sampai terpedaya seperti kemunculan ISIS. Masyarakat juga perlu bijak dalam membaca situasi yang terjadi di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Pertimbangan Masa Depan HTS dan Rezim Al-Assad
Selain dimensi kemiliteran dan geopolitik, kedua kekuatan Suriah ini tidak bisa diabaikan terutama dalam bidang kemanusiaan. Kedua kekuatan yang memiliki kendali di daerah kekuasaannya telah ditandai dengan krisis kemanusiaan serupa berupa penindasan, penyiksaan, eksekusi, pembunuhan dan isu imigran telah melukiskan gambaran suram tentang kehidupan di bawah kekuasaan HTS, apalagi kelompok ini telah menerapkan interpretasi hukum Islam yang sangat ketat, sehingga bukan tidak mungkin akan mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia yang lebih signifikan. Selain itu HTS belum menetapkan struktur kelola pemerintahan yang sempurna seperti pelayanan dibidang kesehatan dan pendidikan pada masyarakat. Adanya dualitas ini melahirkan pertimbangan yang kompleks bagi masyarakat sipil, di mana HTS dipandang sebagai pelindung sekaligus penindas.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya evolusi tindakan militer yang dilakukan HTS memainkan peran penting entah dalam perang saudara di Suriah dan kejatuhan Rezim Al-Assad. Melalui strategi militer, perolehan teritorial dan manuver geopolitik, HTS telah muncul sebagai kekuatan tangguh dalam konflik hingga menggulingkan rezim. Akan tetapi, masa depan HTS menemukan langkah yang tidak pasti, karena pasti mereka akan bergulat pada konflik internal, tekanan internasional untuk mempertahankan legitimasi pemerintahannya pasca-konflik.
REFERENSI
Ahmad. (2024). Dinamika Baru Timur Tengah Pasca Kejatuhan Rezim Al-Assad. https://hidayatullah.com/artikel/2024/12/12/286202/dinamika-baru-timur-tengah-pasca-kejatuhan-rezim-al-assad.html
Al Jazzera News. (2018). Syria’s civil war explained from the beginning. https://www.aljazeera.com/news/2018/4/14/syrias-war-explained-from-the-beginning
Center for Strategic and International Studies (CSIS). (2018). Hay’at Tahrir al-Sham. July 2016, 1–5. https://www.csis.org/programs/transnational-threats-project/past-projects/terrorism-backgrounders/hayat-tahrir-al-sham
CNBC Indonesia. (2024). 10 Fakta Bashar Al-Assad Tumbang: Kronologi-Penyebab & Bantuan Israel? https://www.cnbcindonesia.com/news/20241209052303-4-594306/10-fakta-bashar-al-assad-tumbang-kronologi-penyebab-bantuan-israel
ADVERTISEMENT
Ermaya, D. (2024). Gejolak Geopolitik Timur Tengah: Pengaruhnya terhadap Indonesia. https://www.kompas.com/global/read/2024/12/10/130301270/gejolak-geopolitik-timur-tengah-pengaruhnya-terhadap-indonesia
Narasi tv. (2024). Siapa Itu HTS Di Suriah? Pemberontak Yang Berhasil Gulingkan Rezim Assad. https://narasi.tv/read/narasi-daily/siapa-itu-hts-di-suriah-pemberontak-yang-berhasil-gulingkan-rezim-assad?utm_source=copy_link&utm_medium=share