Konten dari Pengguna

Fenomena Bahasa Gaul: Bagaimana Penggunaannya Memengaruhi Generasi Muda

Allysa Dewantari Fauzi
Mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya
13 Desember 2023 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Allysa Dewantari Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penggunaan bahasa gaul pada generasi muda (sumber: Pixabay).
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan bahasa gaul pada generasi muda (sumber: Pixabay).
ADVERTISEMENT
Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk berinteraksi antar manusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini memperjelas bahwasanya selain menjadi media komunikasi, bahasa juga menjadi penghubung agar masyarakat dapat mengekspresikan dirinya dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa terus berkembang, beradaptasi dengan lingkungan masyarakat, dan mendorong perkembangan bahasa. Dalam berbahasa masih banyak masyarakat yang belum memahami aturan dan ketentuan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidahnya baik secara lisan maupun secara tulisan, kesalahan berbahasa Indonesia masih sering muncul terutama bagi kalangan generasi muda. Dalam pergaulan generasi muda biasanya mereka menggunakan bahasa khusus yang hanya dipahami oleh kalangan mereka sendiri. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk berbeda dengan kelompok lainnya. Pencarian identitas diri ini tidak lain agar mereka merasa eksis dan merasa percaya diri. Theodora (2013:2) mengatakan bahwa salah satu yang paling menonjol yang mencirikannya dengan kelompok lain adalah bahasa yang digunakannya. Sebagian orang bahkan tidak memahami kosakata atau kalimat yang diucapkannya, bahasa mereka itu dikenal dengan bahasa gaul.
ADVERTISEMENT
Bahasa gaul adalah gaya bahasa terlahir dari perkembangan dan modifikasi yang berasal dari bahasa Indonesia maupun bahasa asing sehingga bahasa gaul tidak memiliki struktur gaya bahasa yang pasti. Bahasa gaul dapat dikatakan bagian dari kata singkatan, terjemahan, maupun plesetan. Sebagian kosa kata bahasa gaul tidak diketahui asal mulanya ataupun pencetusnya. Ragam bahasa memiliki ciri khusus, singkat, lincah, unik, padat, kreatif. Kata yang digunakan cenderung pendek, kata yang lumayan panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan menjadi lebih pendek. Bahasa gaul adalah bahasa informal atau bahasa sehari-hari yang digunakan oleh generasi muda pada teman sebayanya.
Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Bahasa Gaul
Di era globalisasi seperti saat ini, penggunaan bahasa gaul semakin marak digunakan oleh masyarakat. Munculnya kosakata-kosakata baru, sehingga membuat eksistensi bahasa Indonesia semakin memudar. Penggunaan media televisi, radio, koran serta internet tentunya menjadi faktor pendukung dalam maraknya penggunaan bahasa gaul ini. Terlihat dari beberapa siaran televisi, radio dan media sosial yang penggunaan bahasanya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama tulisan-tulisan para generasi muda di media sosial mereka. Sehingga akan dilihat dan ditiru oleh para anak remaja lainnya. Siaran televisi seperti film-film import dari negara-negara luar tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa pada masyarakat Indonesia khususnya generasi muda, seolah seenaknya masuk dengan bahasa aslinya, tanpa adanya penyesuaian dengan bahasa nasional. Semakin lama penggunaan bahasa Indonesia semakin bercampur-baur dengan bahasa lainnya.
ADVERTISEMENT
Dampak Penggunaan Bahasa Gaul
Maraknya penggunaan bahasa gaul oleh generasi muda yang membuat eksistensi bahasa Indonesia terancam. Kecanggihan teknologi media sosial saat ini sangat berpengaruh pada penyebaran bahasa gaul di Indonesia. Para generasi muda akan lebih cepat mengetahui bahasa-bahasa gaul masa kini dan menganggap jika tidak dapat berbahasa gaul maka mereka tidak kekinian. Dengan demikian bahasa Indonesia akan semakin terancam keberadaannya jika para generasi muda yang sejatinya adalah penerus bangsa lebih bangga berbahasa gaul daripada berbahasa Indonesia yang baik benar.
Dapat disimpulkan dampak dari penggunaan bahasa gaul pada generasi muda sebagai berikut, 1) terancamnya eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, 2) menurunnya derajat bahasa Indonesia, 3) menyebabkan punahnya bahasa Indonesia, dan 4) krisis identitas.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, penggunaan bahasa gaul tentu tidak dapat dielakkan seiring perkembangan informasi dan teknologi. Untuk menghindari penggunaan bahasa gaul yang sangat luas di masa depan, perlu adanya usaha untuk menanamkan dan menumbuh kembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi muda terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Salah satu caranya dengan menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaan nya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul.
Referensi
Antari, S 2019, ‘Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Indonesia’, STILISTIKA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni, vol. 8, hal. 92– 108, https://doi.org/10.59672/stilistika.v8i1.580.
Febiola, Y dan Pulungan, R 2021, ‘Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Masyarakat’, Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 2, hal 43–48.
ADVERTISEMENT
Riadoh. 2021, ‘Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja’, EUNOIA: Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 1, hal 148–155, http://dx.doi.org/10.30821/eunoia.v1i2.1142.
Sabila, S & Tulus, S, 2023, ‘Penggunaan Bahasa Gaul Dikalangan Remaja Dalam Menggunakan Twitter’, JURRIBAH: Jurnal Riset Rumpun Ilmu Bahasa, vol. 2, hal 114–122, https://doi.org/10.55606/jurribah.v2i1.1148.
Zulvarina, P. et al, 2020, Buku Ajar Bahasa Indonesia (Edisi Revisi), Malang, Oase Publishing.