Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berburu Takjil Pa' Oyen 18, Es Campur Tertua di Kota Bandung
24 April 2022 18:38 WIB
Tulisan dari Alya Nurfakhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan ramadan selalu dinantikan oleh lapisan masyarakat muslim di seluruh penjuru dunia, terutama Indonesia. Bukan hanya menjadi ajang untuk berlomba dalam menunaikan kebaikan, tetapi bulan ramadan juga meninggalkan kesan tersendiri. Salah satunya berburu takjil menjelang berbuka puasa setelah seharian penuh menahan dahaga.
ADVERTISEMENT
Beragam jajanan mulai dari gorengan, aneka es yang menyegarkan hingga bubur akan kita jumpai di setiap jalan utama. Riuh tawa dan suara klakson kendaraan saling bersahutan serta menyisakan kenangan hangat yang bersemayam dalam memori.
Dilansir Kumparan istilah takjil berasal dari bahasa Arab, yakni ta’jil yang berarti menyegerakan berbuka puasa. Sesuai pengertian, takjil memiliki pemahaman, yaitu orang yang berpuasa harus segera berbuka. Namun, istilah takjil di Indonesia memiliki pemahaman yang berbeda dan digunakan sebagai istilah dari makanan khas berbuka puasa.
Apabila berbicara tentang makanan khas berbuka puasa, di pinggir Jalan Sukajadi No 8, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat, terdapat kios Pa' Oyen 18 yang sudah berdiri sejak tahun 1962 dan menjajakan minuman khas berbuka puasa, yakni es campur.
ADVERTISEMENT
Mulanya berjualan dari gerobak hingga Menjadi Ladang Rezeki Untuk Orang Lain
Dadang (54), anak dari pemilik Pa' Oyen 18, menceritakan perjalanan H. Basar Sudayana (Pak Oyen) yang dahulu berjualan es campur dari gerobak pada tahun 1955, kemudian mendirikan kios pada tahun 1962 di Jalan Sukajadi Kota Bandung. Berkat ketekunan dan kegigihan Pak Oyen dalam berjualan, es campur buatannya sudah berdiri setengah abad dan selalu dipadati pembeli setiap menjelang berbuka puasa.
“Kunci dari kesuksesan es campur Pak Oyen terletak dari gulanya yang berbeda dengan es campur lainnya,” tutur Dadang sembari membantu karyawan lainnya meladeni pembeli.
Rasanya yang tidak terlalu manis dan bertaburkan buah-buahan segar, seperti kelapa muda, potongan nangka, alpukat, dan toping pacar cina membuat minuman seharga Rp16.000 ini cocok disantap ketika berbuka puasa. Apalagi kalau seharian sibuk beraktivitas yang memakan banyak energi dan membutuhkan minuman segar untuk melepas dahaga. Selain menyediakan takjil, Pa' Oyen 18 juga menyediakan makanan berat, seperti sate, bakso, dan ayam goreng.
ADVERTISEMENT
Perkembangan zaman juga membuat Pa' Oyen 18 mengalami perubahan yang mulanya hanya bisa dibeli jika datang langsung, tetapi sekarang sudah bisa dibeli melalui aplikasi online, seperti Gojek, Grab, dan Shopeefood. Para pembeli juga bisa menikmati kebisingan kendaraan yang berlalu-lalang di Jalan Sukajadi dari lantai dua kios Pa' Oyen 18 sembari menikmati kesegaran buah-buahan.
“Alhamdulillah selama bulan ramadan, kita bisa menjual minimal 300 porsi es campur setiap harinya atau Rp4.800.000/hari,” ungkap Dadang.
Kesuksesan Pa' Oyen 18 membuat para pengusaha lainnya juga menjual es campur serupa dengan nama Pak Oyen karena resepnya yang mudah ditiru. Dadang juga menceritakan kalau Es Campur Pak Oyen 18 sudah memiliki hak paten sendiri dan usaha campur Pak Oyen lainnya bisa ditempuh ke dalam jalur hukum, tetapi bapaknya memilih untuk tidak melakukannya.
ADVERTISEMENT
“Kata bapak saya biarkan saja karena rezeki tidak tertukar dan hitung-hitung menjadi amalan buat bapak di akhirat kelak,” tutur Dadang.
Jika ingin mencoba Es Campur Pak Oyen yang asli, kamu bisa mendatangi langsung Jalan Sukajadi No 8 atau di kios Pa'Oyen 18 yang tersebar di beberapa wilayah lainnya. Rasanya yang orisinal membuatmu tidak akan menyesal ketika membelinya.***