Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kisahku Makan di Yammie Pathuk: Berawal dari Iseng, Sekarang Ketagihan!
21 Desember 2022 14:32 WIB
Tulisan dari Asma Amaaniina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
10 Oktober 2022, gerimis cenderung deras membasahi Yogyakarta. Hari mulai gelap. Aku bersama seorang temanku tanpa tujuan pasti mengelilingi kota dan menyadari bahwa perut sudah harus diisi. Bosan dengan makanan yang itu-itu saja, temanku memberi usul untuk makan mi ayam. Namun kami berdua bingung memilih mi ayam yang mana yang akan dikunjungi. Aku langsung membuka peramban dan mengetik “mi ayam terenak di Jogja”. Salah satu nama yang muncul yaitu, Yammie Pathuk.
ADVERTISEMENT
Setelah sedikit berdiskusi terkait rekomendasi yang diberikan peramban, kami sepakat untuk mengunjungi Yammie Pathuk. Sambil membuka peta online, aku memandu arah menuju tempat tersebut. Seketika kami sampai, yang kami lihat hanyalah rumah sederhana yang terdapat kedai di teras rumahnya. Terdapat plang bertuliskan Yammie Pathuk di bagian depan.
Tanpa pikir panjang, kami langsung turun dari kendaraan dan masuk ke kedai. Mengambil lembar menu, dan memilih meja sambil memilih hidangan. Setelah memesan, kami mengobrol dengan sisa-sisa tenaga setelah menerobos gerimis yang menusuk-nusuk wajah. Memang, sore itu kami juga baru tiba dari luar kota untuk keperluan tugas kuliah. Tidak banyak berharap, hanya mengikuti rekomendasi mi ayam terenak dari peramban.
Setelah menunggu hidangan, akhirnya pesanan kami datang dan langsung menyantapnya. Suapan pertama, enak. Suapan kedua dan seterusnya, tetap enak. Tanpa sadar aku memberikan mimik wajah yang senang karena rasa lelah seketika hilang karena terbayarkan dengan semangkuk yamie yang katanya “terenak”. Entah karena memang lagi lapar-laparnya, jadi semua makanan rasanya enak. Tapi, saat kutanya temanku apakah cocok dengan makanannya, dia juga setuju kalau Yammie Pathuk memang enak.
ADVERTISEMENT
Memang, hasilnya tidak sesuai dengan rencana kami yang menginginkan mi ayam. Karena, yamie memanglah berbeda dengan mi ayam. Yang menjadi perbedaan di antara keduanya, yaitu bentuk dan ukuran mi, serta caranya dihidangkan. Yamie merupakan makanan khas negeri tirai bambu. Mi pada yamie berukuran lebih kecil dan lebih kenyal, dan penyajiannya dijadikan terpisah dengan kuahnya. Untuk rasa, kuah dari yamie memiliki rasa khas asin gurih. Namun, yang menjadi persamaan antara mi ayam dan yamie yaitu, sama-sama menggunakan daging ayam. Hanya saja, daging ayam pada yamie tidak berbumbu manis seperti pada mi ayam.
Walaupun cuaca sedang turun hujan, Yammie Pathuk tetap ramai pengunjung. Memang, kuah asin gurih khas Yammie Pathuk memang pas dinikmati saat cuaca dingin. Untuk harga, menu di tempat ini cukup terjangkau. Harga mulai dari Rp4.000,00 hingga Rp23.000,00. Selain yamie, pembeli juga dapat memesan lauk pendamping seperti bakso, bakso goreng, dan pangsit goreng yang tidak kalah enak. Menu yang juga terkenal dari tempat ini yaitu, rujak cingur. Bagi pencinta rujak cingur, seharusnya menu ini tidak terlewatkan saat berkunjung ke Yammie Pathuk.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, bahwasanya Yammie Pathuk sudah berdiri sejak tahun 1999. Hingga kini, masih menjadi kuliner favorit warga Jogja. Kehebatannya dalam mempertahankan eksistensi patut diacungi jempol. Tidak main-main, seluruh menu diproduksi sendiri. Mulai dari mi, pelengkap hidangan, semuanya diproduksi sendiri. Selain itu, Yammie Pathuk juga mempertahankan kekenyalan mi serta kualitas bahan-bahan lainnya. “Minya kan kita produksi sendiri, dan kata mereka (pembeli) lebih kenyal terus ukurannya beda sama yang lain. Ukuran kita lebih kecil, lebih tipis,” jelas Fahat, adik dari pemilik Yammie Pathuk. Ukuran dan tekstur mi khas Yammie Pathuk berhasil mengambil hati para konsumen. Hal tersebutlah yang membedakan Yammie Pathuk dengan yang lain, serta yang menjadikan Yammie Pathuk bertahan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Yammie Pathuk sudah memiliki 4 cabang di Jogja, dengan pusat kedai yang berlokasi di Jalan Kemetiran No. 63, Yogyakarta. Untuk pengalaman yang lebih berkesan, kunjungilah kedai pusat. Karena, suasana tempat yang sederhana dan klasik memberikan ambience yang lebih menenangkan. Buka pada pukul 09.00 pagi hingga pukul 09.00 malam, namun aku sarankan untuk berkunjung pada sore atau malam hari dikarenakan suasana jauh lebih nyaman. Yammie Pathuk memang pantas disebut yamie terenak di Jogja. Cocok untuk datang bersama pasangan, keluarga, kerabat, bahkan siapa pun cocok untuk mengunjungi tempat ini. Tunggu apalagi, segera coba Yammie Pathuk dan siap-siap ketagihan!