Konten dari Pengguna

Berpikir Kritis dan Bertindak Seperti Prinsip Filsuf Rene Descartes

Amanat Solikah
Mahasiswa Pendidikan Matematika sekaligus Kader IMM Blue Savant (FKIP) UMSurabaya
20 Februari 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanat Solikah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berpikir kritis, sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Berpikir kritis, sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
René Descartes, filsuf abad ke-17 yang terkenal dengan pernyataannya “Cogito, ergo sum” (Saya berpikir, maka saya ada), membawa konsep berpikir kritis intelektual pada zamannya. Konsep ini tidak hanya membangkitkan pertanyaan seputar eksistensial, tetapi juga memberikan dasar bagi pemikiran kritis. Dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana berpikir kritis mencakup pemikiran logis, memastikan kesimpulan didasarkan pada logika yang kuat, dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pandangan umum bahwa berpikir kritis hanya terbatas pada mengkritik segala sesuatu tanpa dasar yang kuat, prinsip Descartes sebenarnya menekankan pada kemampuan menilai realitas secara memadai. Seseorang yang berpikir kritis tidak hanya meragukan tanpa alasan, tetapi mereka mampu melakukan analisis dan verifikasi informasi.
Dalam konteks ini, filosofi Descartes tentang meragukan segala sesuatu menjadi dasar bagi penguatan berpikir kritis. Descartes menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu untuk mencapai kebenaran yang sesungguhnya.

Berpikir kritis melindungi keputusan yang merugikan

Seorang individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidak hanya menerima informasi begitu saja tanpa pertimbangan. Mereka melihat situasi dari sudut yang berbeda, membentuk opini mereka sendiri, dan melihat penilaian orang lain secara objektif. Dalam hal ini, pemikiran kritis melibatkan kemampuan untuk melihat lebih dari satu sudut pandang, mirip dengan cara Descartes meragukan segala sesuatu untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Tugas utama berpikir kritis adalah meningkatkan kualitas berpikir dan melindungi seseorang dari informasi atau manipulasi yang salah. Filosofi Descartes yang menekankan pada penemuan kebenaran melalui keraguan sejalan dengan upaya untuk melindungi diri dari informasi yang mungkin tidak benar. Orang yang berpikir kritis tidak hanya mengikuti tren atau keyakinan tanpa pertimbangan, tetapi mereka selalu mempertanyakan informasi yang diterima, sudut pandang, dan kesimpulan orang lain.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kurangnya pemikiran kritis dalam masyarakat dapat memberikan peluang bagi manipulasi dan pengaruh yang tidak sehat. Para politisi dapat dengan mudah melaksanakan rencana mereka pada pemilu, menyembunyikan ketidakprofesionalan mereka di balik retorika yang meyakinkan.
Begitu juga dengan korporasi yang berhasil menjual barang dan jasa kepada orang-orang dengan syarat yang tidak menguntungkan. Dalam situasi ini, kemampuan berpikir kritis menjadi tameng yang melindungi individu dari terjebak dalam informasi yang tidak akurat atau keputusan yang merugikan.
ADVERTISEMENT

Prinsip Filsuf Rene Descartes

Seorang individu yang mempraktikkan berpikir kritis tidak hanya berhenti pada mempertanyakan informasi, tetapi mereka juga mengembangkan kemampuan analisis informasi. Menganalisis dan memverifikasi informasi adalah langkah penting dalam berpikir kritis. Hal ini mencakup membandingkan informasi dari minimal tiga sumber yang berbeda, mencari sumber primer, mengidentifikasi tesis, argumen, serta bukti. Pendekatan ini sesuai dengan prinsip Descartes yang menekankan pada metode ilmiah untuk mencapai kebenaran.
Analisis sudut pandang lain juga menjadi aspek penting dalam berpikir kritis. Descartes dalam pendekatannya yang skeptis juga mengajarkan kita untuk tidak hanya mempertanyakan informasi tetapi juga sudut pandang orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali cenderung menolak sudut pandang yang tidak sesuai dengan keyakinan kita. Namun, berpikir kritis membutuhkan kemampuan untuk memahami esensi sudut pandang orang lain dan melihat situasi dari perspektif yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Pentingnya berpikir kritis juga tergambar dalam kemampuan untuk mengakui dan menganalisis kesalahan. Dalam konteks ini, mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan dari berbagai bidang, seperti yang diajarkan oleh Descartes dapat menjadi kunci. Kesalahan bukanlah kegagalan, tetapi investasi pada pendekatan selanjutnya. Berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk melihat kesalahan dalam berpikir dan mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya di masa depan.

Unsur skeptis dan mempertanyakan ulang

Selanjutnya, berpikir kritis memerlukan kesadaran yang tinggi dalam pengambilan keputusan. Lingkungan kita sering memprovokasi kita untuk mengambil keputusan yang cepat dan emosional. Dalam hal ini, berpikir kritis mengajarkan kita untuk meluangkan waktu, memvisualisasikan hubungan, dan mendukung penilaian dengan logika.
Hal ini sejalan dengan pendekatan Descartes yang menekankan pada keberanian untuk meragukan dan mempertanyakan, bahkan dalam pengambilan keputusan yang paling penting sekalipun.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mengembangkan pemikiran kritis, beberapa teknik praktis dapat diterapkan. Menganalisis dan memverifikasi informasi, mengadopsi sudut pandang lain, mengakui dan menganalisis kesalahan, serta berpikir secara sadar adalah beberapa aspek yang dapat dilatih secara rutin.
Oleh karena itu, dalam membangun kemampuan berpikir kritis, kita dapat melihat inspirasi dari filosofi Descartes yang menekankan pada keraguan, analisis, dan pencarian kebenaran. Dengan demikian, berpikir kritis ala filsuf Cogito Descartes bukan hanya menjadi konsep filosofis, tetapi juga menjadi panduan praktis untuk meningkatkan kualitas berpikir dan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.