Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kajian Feminisme: Perempuan Merdeka dan Budaya Patriarki
21 Oktober 2022 22:05 WIB
Tulisan dari Gusti Manda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa sekarang, tuntutan tentang kesetaraan gender kian meningkat. Bisa kita lihat di berbagai platform media sosial, banyak sekali perempuan dan para aktivis yang gencar mengkampanyekan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, jauh sebelum era emansipasi yang digagas oleh R.A Kartini berani mengantarkan perempuan untuk melawan, saat itu perempuan dianggap rendah statusnya daripada lelaki. Bahkan untuk sekadar berbicara pun, perempuan dibatasi haknya. Mereka dilarang untuk bersekolah tinggi dan hanya boleh mengurusi rumah tangga, budaya patriarki yang ada membuat ruang gerak perempuan jadi terbatas.
Patriarki sendiri adalah sebuah pandangan yang menyatakan bahwa kedudukan perempuan ada dibawah laki-laki. Menurut Pinem, patriarki merupakan sebuah sistem yang menempatkan kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dalam struktur sosial. Kedudukan tersebut membuat laki-laki lebih mendominasi dalam segala aspek kehidupan baik sosial, budaya, dan ekonomi.
Lalu apa yang membuat budaya patriarki ini terbentuk?
Patriarki terbentuk karena adanya konstruksi sosial yang dibangun oleh masyarakat. Konstruksi tersebut membentuk anggapan bahwa ranah perempuan hanya ranah domestik belaka. Persoalan tentang perempuan dianggap tidak terlalu urgent daripada persoalan tentang laki-laki.
ADVERTISEMENT
Contohnya di lingkungan kita sendiri, kita seringkali melihat perempuan yang digunjing hanya karena ia memilih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Banyak yang menyebut: Untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? Padahal nanti juga turun ke dapur.
Atau perempuan yang dihujat karena ia memilih untuk menjadi wanita karier, padahal kodrat perempuan seharusnya dirumah. Pernyataan-pernyataan seperti itu banyak sekali diterima oleh perempuan, seolah menjadi perempuan tidak pernah benar, selalu ada salahnya.
Padahal sebagai seorang manusia, perempuan berhak atas hidupnya sendiri. Perempuan berhak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, dan perempuan juga berhak untuk merdeka pada hidupnya sendiri.
Jadi, sebagai perempuan, mari kita melawan stigma negatif tentang perempuan, mari melawan patriarki yang sudah menggila di masyarakat, mari menjadi perempuan yang merdeka. Sebab perempuan merdeka adalah mereka yang mampu menjadi diri sendiri dan meraih apapun yang diinginkan.
ADVERTISEMENT