Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bahasa pada Wacana Iklan Produk Minuman di Indonesia
3 Desember 2022 17:32 WIB
Tulisan dari Tria Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kesalahan berbahasa pada wacana iklan
ADVERTISEMENT
Bahasa banyak digunakan sebagai alat penyampaian hal yang bersifat informatif. Menurut Chaer (2009) bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yaitu penyampaian makna oleh seseorang kepada orang lain. Selain itu, bahasa juga dapat berfungsi sebagai alat ekspresi diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukan sudut pandang dan pemahaman kita atas suatu hal seperti, pendidikan kita, sejarah, bahkan sifat yang kita miliki. Bahasa juga dapat disebut sebagai alat pemersatu bangsa untuk mempersatukan budaya-budaya yang ada di Indonesia yang beragam.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi informasi turut berpengaruh terhadap perkembangan bahasa. Dengan adanya teknologi, masyarakat Indonesia dapat memperkenalkan bahasa yang dimiliki melalui media sosial. Media sosial merupakan media yang digunakan seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan demikian, semakin majunya teknologi informasi yang jauh menjadi dekat serta yang dekat menjadi jauh. Hubungan antara teknologi informasi dan komunikasi sangat erat. Teknologi informasi merupakan sistem komunikasi yang dirancang khusus oleh manusia dengan tujuan mempermudah interaksi dan pertukaran informasi. Teknologi juga berperan untuk mempermudah aktifitas sosial.
Tidak hanya media sosial atau media massa kita dapat menjumpai bahasa dalam media luar ruang. Penggunaan bahasa pada media luar ruang menjadi faktor penyebab dalam pembuatan suatu promosi atau iklan. Iklan merupakan salah satu bentuk pemasaran produk dalam negeri yang menggunakan bahasa tulisan. Penguasaan bahasa yang dapat menarik pembeli dan bersaing dengan produk pesaing merupakan unsur yang sangat penting dalam periklanan.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah iklan, terdapat penjelasan tekstual singkat tentang suatu produk tersebut, namun dalam iklan penawaran, produk tersebut dipromosikan kepada masyarakat. Meski singkat, bahasa tulisan dalam iklan barang berbahasa Indonesia tidak terlepas dari unsur wacana.Wacana adalah satuan bahasa kalimat atau klausa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar dengan tingkat koherensi dan kepaduan berkesinambungan yang tertinggi, diberikan secara lisan atau tertulis, memiliki awal dan akhir yang jelas. Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Kalimat-kalimat yang kohesif ditandai oleh adanya piranti kohesi. Dalam hal ini masih terdapat adanya kesalahan wacana pada teks iklan. Hal itulah yang menjadi fokus utama pembahasan dalam artikel, yakni mengenai kesalahan berbahasa pada iklan produk minuman di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam menganalisis kesalahan bahasa pada wacana iklan produk minuman yang ada di Indonesia, perlu adanya proses penyuntingan iklan. Penyuntingan merupakan sebuah proses membaca, mencermati, dan memperbaiki teks atau naskah yang telah dibuat dan dikirim oleh seseorang. Dalam menerbitkan iklan tentunya perlu adanya kegiatan penyuntingan terlebih dahulu agar teks wacana pada iklan agar menghasilkan sebuah teks iklan yang baik dan menarik. Namun, masih banyak wacana pada iklan yang menggunakan bahasa atau adanya bahasa yang mengalami kesalahan.
Kesalahan penggunaan pengacuan berkaitan dengan realisasi benda, subjek, dan proses peristiwa yang tidak sesuai dengan acuan yang dikehendaki pembicara atau penulis. Berikut data kesalahan penggunaan pengacuan yang terdapat dalam iklan susu Nestle Bear Brand.
Terdapat kata "kemurniannya" sebagai pengacuan yang tidak tepat. Kalimat "rasakan kemurniannya" adalah wacana yang berdiri sendiri tanpa adanya pengacuan, maka dapat dinyatakan bahwa arah acuannya tidak jelas kepada sesuatu apa. Kata "kemurniannya" dalam wacana iklan susu Nestle Bear Brand seharusnya mengacu pada produk itu sendiri. Jadi, wacana iklan tersebut dapat diperbaiki menjadi:
ADVERTISEMENT
Rasakan kemurnian susu Nestle Bear Brand!
Selanjutnya yaitu kesalahan berbahasa pada iklan Sprite sebagai berikut:
Kesalahan pada wacana iklan Sprite terdapat pada kata "nyegerin" yang tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Kata "nyegerin" sebetulnya berasal dari kata dasar "segar". Jika konteks penggunaannya mengarah pada kerja, maka yang baku adalah "menyegarkan" bukan "nyegerin". Berikut perbaikan pada wacana iklan Sprite :
Nyatanya menyegarkan!
Selain itu pada wacana ada yang pas mengandung makna yang ambigu. Seharusnya wacana "ada yang pas?" ditambah kata "minuman" sehingga makna dari wacana tersebut tidak ambigu. Berikut perbaikan pada wacana iklan Sprite :
Ada minuman yang pas?
Selanjutnya pada wacana iklan produk minuman Yakult sebagai berikut:
Dari wacana iklan di atas kekurangan kata menjadikan wacana tersebut bermakna ambigu. Seharunya pada wacana iklan produk di atas ditambahkan kata "minum" sehingga wacana tersebut bermakna tidak rancu. Berikut perbaikan kata pada wacana iklan Yakult :
ADVERTISEMENT
Cintai ususmu minum Yakult tiap hari.
Dari penyuntingan wacana, dapat disimpulkan bahwa dalam wacana iklan yang telah melewati proses penyuntingan sebelumnya pasti telah dilakukan penyesuaian bahasa. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan dari segi bahasa, kata, dan makna dari bahasa yang digunakan.