Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjaga Budaya dan Mengungkap Sejarah Mandailing Yang Kian Terlupakan
7 November 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ammar Kadafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Panyabungan, 21 Oktober 2024 – Sebuah langkah penting bagi pelestarian budaya Mandailing resmi dimulai dengan berdirinya Al Mandili Institute. Lembaga ini hadir untuk mengungkap kembali sejarah Mandailing yang semakin terlupakan, sekaligus melestarikan tradisi serta adat istiadat Mandailing yang kaya akan nilai budaya.
ADVERTISEMENT
Lahir dari Al Mandili Community, yang awalnya hanya fokus pada konten edukasi budaya di media sosial, komunitas ini kini berkembang menjadi Al Mandili Institute, sebuah lembaga riset dan pengembangan yang serius mengkaji sejarah dan menjaga kekayaan budaya Mandailing. Inspirasi pendirian lembaga ini berawal dari keberhasilan tim menyusun dua buku penting yang diterbitkan untuk menyoroti aspek sejarah dan Islam di Mandailing, yaitu Biografi Ulama di Bumi Gordang Sambilan dan Jejak Islam di Mandailing. Buku-buku ini menjadi tonggak semangat untuk memperluas cakupan dari sebuah komunitas digital menjadi lembaga yang aktif di lapangan.
Pendirian Al Mandili Institute didukung penuh oleh konsultasi dengan sejumlah pakar, termasuk Prof. Hasan Asari, MA, dan Prof. Muhammad Syahnan, guru besar UIN Sumatra Utara, H.M. Riza Pahlewi Lubis, seorang budayawan Mandailing, serta Dr. Safii Siregar, tokoh masyarakat Mandailing. Kehadiran lembaga ini dipromotori oleh Dr. Faisal Musa, seorang dosen di STAIN Madina, bersama para pendiri seperti Muhammad Syafrizal, S.Sos, Lingga Pangayumi Nasution, Muhammad Nasri, S.Sos, dan Haddad Alwi Rambe.
ADVERTISEMENT
Muhammad Syafrizal, salah satu pendiri Al Mandili Community, menjelaskan bahwa pendirian Al Mandili Institute adalah perwujudan dari tekad mulia yang telah lama direncanakan. “Kehadiran lembaga ini menjadi langkah positif yang menyatukan para pemerhati budaya dalam satu wadah. Harapan kami, generasi muda semakin mengenal dan mencintai tradisi Mandailing,” ujarnya.
Dengan diterbitkannya akta pendirian, Al Mandili Institute mempertegas tekadnya untuk menjadi lembaga riset yang mengkaji budaya dan sejarah Mandailing. Lembaga ini diharapkan mampu mengangkat kembali warisan budaya Mandailing yang kian terlupakan, sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang dan lebih dikenal luas oleh masyarakat.