Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Psikologi Sebagai Alternatif Kedokteran, Tips Menentukan Jurusan Alternatif
11 Desember 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari ana fawaida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memilih jurusan kuliah adalah salah satu keputusan penting dalam perjalanan pendidikan calon mahasiswa baru. Bagaimana tidak? Pertanyaan tentang apa dan bagaimana kelanjutan karir setelah menempuh pendidikan perguruan tinggi sangat menghantui pikiran calon mahasiswa. Opsi meminimalkan stress sebagai pertahanan diri ditolak dalam seleksi juga membuat calon mahasiswa kembali merenungkan jurusan lain sebagai alternatif. Tidak hanya karena persaingan ketat, kemampuan ekonomi juga digunakan calon mahasiswa sebagai alasan untuk kembali mempertimbangkan alternatif jurusan lain ini. Apalagi sistem seleksi nasional yang terdiri dari snbp dan snbt, mendukung dengan memberikan empat pilihan dalam pemilihan jurusan camaba. Seperti @himahen, sebuah akun dalam tiktok yang mengaku memilih psikologi karena tidak diterima oleh fakultas kedokteran.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas mengapa camaba merasa perlu memilih jurusan alternatif, tips menentukan pilihan yang tepat, mengapa psikologi digunakan sebagai alternatif kedua setelah Kedokteran, motivasi bagi calon mahasiswa baru.
Mengapa perlu mempertimbangkan jurusan alternatif:
1. Persaingan yang Ketat
Meski pilihan untuk belajar lebih rajin dan mengembangkan cara belajar menjadi opsi yang lebih baik. Tidak dipungkiri, keterbasan daya tampung dan ketatnya persaingan dalam perguruan tinggi kembali menjadi penentu hasil keberhasilan mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Seperti Kedokteran misalnya, jurusan ini memiliki tingkat persaingan yang tinggi di berbagai universitas, sehingga camaba akhirnya mempertimbangakan opsi lain sebagai alternatif dalam belajar di perguruan tinggi.
2. Biaya Kuliah
Beberapa jurusan kuliah seringkali dipatok pembiayaan yang tinggi. Entah UKT (uang kuliah tunggal) yang harus dibayar setiap semester, IPI (Iuran Pengembangan Institusi) yang diberikan pada awal memasuki perkuliahan, serta pembiayaan lain selain UKT dan IPI yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Biaya hidup selama menjadi mahasiswa juga seringkali digunakan sebagai bahan pertimbangan.
ADVERTISEMENT
3. Minat yang Meluas
Beberapa camaba terkadang juga menyadari bahwa mereka juga memiliki ketertarikan yang lain. Seperti ingin berdedikasi pada masyarakat melalui bidang kesehatan, mahasiswa tidak hanya harus memilih kedokteran. Mahasiswa bisa memilih jurusan lain seperti Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Farmasi, dan juga Psikologi Klinis.
4. Keseimbangan Karier dan Gaya Hidup
Jurusan alternatif seringkali menawarkan pekerjaan yang lebih luas, karir yang lebih cemerlang dan kehidupan pribadi yang seimbang.
Lalu, bagaimana cara tepat memilih alternatif jurusan yang baik?
Tips Menentukan Jurusan Alternatif yang Tepat:
1. Kenali motif utama/minat memasuki perguruan tinggi dan bakat yang dimiliki
Terkadang calon mahasiswa memiliki alasan dasar yang digunakannya dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Seperti minat mengembangkan karir, ingin mengembangkan pengetahuan, atau memiliki alasan yang lebih luas seperti ingin mengabdikan diri pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Penting bagi calon mahasiswa melakukan refleksi diri dan mengikuti serangkaian tes minat bakat untuk memahami minat dan bakat yang dimilikinya.
2. Lakukan penelitian pada prospek karir
Terkadang mahasiswa juga menjalani prospek karir yang berbeda dari juruan yang dipilih. Pastikan jurusan alternatif yang dipilih memiliki peluang kerja yang sesuai dengan visi yang dimiliki. Cari tahu tentang profesi yang dapat ditekuni setelah lulus.
3. Konsultasi dengan ahli atau alumni
Diskusikan pilihan pada konselor pendidikan atau/dan alumni yang telah menempuh program studi tersebut. Mereka bisa memberikan gambaran realistis mengenai pengalaman studi dan prospek karir pada jurusan tesebut. Lakukan konsultasi dengan lebih dari satu orang, diskusi tersebut akan memberikan pandangan yang lebih objektif tentang jurusan alternatif tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Sesuaikan dengan nilai akademik dan anggaran
Pertimbangkan kemampuan akademik dan kemampuan ekonomi keluarga dalam menentukan jurusan. Diskusikan secara objektif bersama orang tua dan guru.
5. Kenali lebih jauh progress pendidikan jurusan alternatif
Kenali adakah mata kuliah yang sama-sama dipelajari pada jurusan lainnya. Seperti misalnya manajemen bisnis dan admistrasi bisnis yang hampir memiliki prospek karir dan mata kuliah yang sama.
Mengapa Psikologi sebagai alternatif jurusan Kedokteran?
1. Fokus pada Kesehatan Manusia
Kedokteran dan psikologi sama-sama memiliki tujuan yang berfokus pada meningkatkan kualitas hidup manusia meskipun dengan pendekatan yang berbeda. Kedokteran berfokus pada kesehatan fisik, sedangkan psikologi berfokus pada perilaku, emosi dan kesehatan mental.
2. Psikologi klinis mempunyai singgungan dengan kedokteran
ADVERTISEMENT
Seperti dalam menangani gangguan mental seperti depresi, kecemasan atau trauma, psikolog bekerja sama dengan dokte, terutama spesialis Jiwa (Psikiater) untuk memberikan perawatan holistik kepada pasien.
3. Pilihan yang lebih fleksibel dan terjangkau
Psikologi diakui memiliki materi kuliah yang lebih mudah dan waktu spesialisasi yang lebih singkat. Serta membutuhkan anggaran yang lebih terjangkau untuk ukuran perkuliahan yang berminat pada manusia
Menentukan jurusan alternatif bukan berarti bentuk sikap untuk menyerah. Bisa saja, langkah ini adalah untuk memastikan kita tetap berkembang sesuai potensi. Ingat, karir yang lebih sukses lebih ditentukan oleh kerja keras, konsistensi, dan kemampuan belajar. Banyak tokoh yang kemudia berhasil meskipun langkahnya tidak sesuai dengan rencana awal. Saat beradaptasi dengan jurusan alternatif ini, bisa saja kita akan menemuka potensi baru kita yang sebelumnya tidak pernah kita sadari. Apalagi, masih ada waktu di tahun depan untuk kembali memperjuangkan tujuan kita.
ADVERTISEMENT