Konten dari Pengguna

Benarkah Orang Kurus Disebut Jarang Makan ?

Ananda Putri
Mahasiswa prodi Ilmu Politik di Universitas Muhammdiyah Jakarta
29 Oktober 2024 21:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pribadi
ADVERTISEMENT
Stigma orang kurus disebut jarang makan bisa dibilang sebuah generalisasi yang keliru dan merugikan. Menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan fisiknya merupakan bentuk prasangka yang dapat menimbulkan stigma dan pengecualian sosial yang tidak adil. Tidak adil untuk menganggap bahwa mereka kurang makan hanya berdasarkan penampilan fisik mereka, karena hal ini menyederhanakan dan mempersempit pandangan tentang sebab dan akibat berat badan seseorang.
ADVERTISEMENT
Penting untuk memahami bahwa penampilan fisik seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, seperti genetik, metabolisme, dan faktor lingkungan. Beberapa orang secara alamiah memiliki tubuh yang cenderung kurus, bahkan dengan asupan makanan yang sehat dan kalori yang cukup. Faktor-faktor ini tidak dapat diubah begitu saja dan tidak bisa disederhanakan menjadi sekadar kurang makan atau malas dalam hal makan.
Apalagi berat badan bukanlah indikator tunggal untuk menilai kesehatan seseorang. Kesehatan seharusnya dinilai melalui pemeriksaan medis yang komprehensif dan pemahaman tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Orang yang tampak kurus tidak bisa secara otomatis dianggap tidak sehat atau memiliki pola makan yang buruk. Sama seperti orang dengan berat badan normal atau gemuk, seseorang dengan tubuh kurus juga bisa menjalani gaya hidup sehat, memperoleh nutrisi yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa ada kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan seseorang sulit untuk menambah berat badan, terlepas dari seberapa banyak mereka makan. Gangguan makan seperti anoreksia nervosa adalah contohnya, yang melibatkan pola makan yang tidak sehat dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan berat badan. Tidak pantas merendahkan seseorang dengan mengasumsikan atau menyebarkan stereotip yang salah bahwa mereka jarang makan hanya karena penampilan fisik mereka.
Selain masalah kesehatan, stererotip ini juga bisa memiliki dampak negatif pada psikologis individu. Mereka mungkin merasa tak diterima dan dijauhi oleh masyarakat karena dianggap tidak sehat atau malas. Ketidakpuasan dengan penampilan tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti 'body image' yang buruk, rendahnya harga diri, dan masalah makan yang berhubungan dengan gangguan pola makan.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah masyarakat yang inklusif, kita perlu menghargai dan mengakui keragaman tubuh manusia. Kesehatan dan kualitas hidup seorang individu tidak dapat ditentukan secara keseluruhan hanya berdasarkan penampilan fisiknya. Sebagai masyarakat, kita perlu mempromosikan sikap yang inklusif dan empati, serta menghindari penghakiman berdasarkan penampilan fisik. Kita harus mendorong penerimaan diri dan membangun kepercayaan diri yang positif pada setiap individu, tanpa memandang berat badan mereka.
Kedekatan dengan konsep 'body positivity' yaitu memberikan penghargaan pada berbagai bentuk tubuh dan menjauhkan diri dari prasangka yang terkait dengan ukuran tubuh, akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih menyenangkan dan memberikan dukungan kepada individu-individu dengan berbagai bentuk tubuh. Kita dapat mempromosikan kebiasaan hidup yang sehat dan mendorong komunikasi yang terbuka dan toleran dalam hal penampilan fisik dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Penilaian bahwa orang kurus jarang makan adalah generalisasi yang tidak benar dan merugikan. Penampilan fisik seseorang tidak boleh menjadi satu-satunya alat ukur untuk menilai kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Penting untuk memahami kompleksitas dan keragaman faktor yang berpengaruh pada berat badan dan penampilan fisik. Sebagai sesama manusia, kita perlu menghargai dan menghormati keragaman tubuh manusia, mendukung kesehatan dan kesejahteraan tanpa adanya stigma dan penghakiman berbasis penampilan fisik.