Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Benarkah Ketindihan Disebabkan oleh Adanya Gangguan Jin atau Setan?
22 November 2022 13:24 WIB
Tulisan dari Satria Yasmin Andhinni Reksowarsito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kepercayaan masyarakat Indonesia, ketindihan merupakan sebuah fenomena yang disebabkan oleh adanya gangguan jin atau setan saat tidur sehingga seseorang yang mengalami ketindihan tidak dapat menggerakkan anggota badannya, tidak dapat mengeluarkan suara untuk berteriak, dan mengalami kesulitan bernafas. Seseorang yang mengalami ketindihan biasanya akan kesulitan untuk bergerak, bernafas, dan mengeluarkan suara. Selain itu, seseorang yang mengalami ketindihan seringkali melihat sosok yang mengerikan disekitarnya. Hal tersebut membuat banyak masyarakat Indonesia beranggapan jika saat ketindihan kita sedang dalam keadaan ditindih setan, sehingga seseorang yang sering mengalami ketindihan biasanya akan dibawa ke pemuka agama untuk dirukiah untuk mengusir jin atau setan yang mengganggunya.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah benar jika ketindihan merupakan gangguan jin atau setan? Hal tersebut dapat dijawab secara ilmiah berdasarkan jurnal-jurnal penelitian yang telah ada. Secara ilmiah ketindihan disebut dengan sleep paralysis. Sleep paralysis adalah sebuah fenomena gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk menggerakkan anggota badannya. Pada saat mengalami gangguan tidur ini, para penderita biasanya akan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan suara, sebagian juga mengalami kesulitan dalam bernafas. Sleep paralysis biasanya terjadi dari hitungan detik hingga hitungan menit.
Sleep paralysis mencakup periode waktu ketika seseorang mulai tertidur atau ketika Ia bangun dari tidur dimana gerakan voluntary muscle terhambat. Pada saat periode ini, gerakan mata dan pernafasan tidak mengalami perubahan dan seseorang yang mengalami sleep paralysis biasanya dapat mempersepsikan lingkungan yang ada didekatnya secara jelas. Pada saat seseorang mengalami sleep paralysis, biasanya mereka juga akan mengalami halusinasi. Biasanya mereka akan merasakan hadirnya sosok yang menyeramkan seperti setan (halusinasi ini disebut dengan intruder hallucinations), merasa jika ada gerakan yang sebenarnya hanyalah ilusi gerakan saja (halusinasi ini disebut dengan vestibular-motor hallucinations), dan merasa jika ada yang menekan dadanya sehingga kesulitan bernafas (halusinasi ini disebut dengan incubus hallucinations).
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya sleep paralysis bisa terjadi pada semua orang. Hal tersebut tentu saja menyebabkan sleep paralysis dapat ditemukan dimana saja sehingga menyebabkan sleep paralysis memiliki banyak istilah. Ditemukan lebih dari 100 istilah di setiap budaya yang berbeda mengenai sleep paralysis. Salah satunya adalah istilah sleep paralysis di Indonesia yang lebih dikenal dengan ketindihan. Sleep paralysis dalam berbagai budaya dijelaskan sebagai fenomena gaib, fenomena yang terjadi akibat adanya gangguan atau serangan dari setan, fenomena karena adanya ritual penyihir, dan fenomena yang dikaitkan juga dengan penculikan alien.
Fenomena sleep paralysis terjadi pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement) dimana tidak ada aktivitas otot dan tidak ada gerakan. Pada saat fase tidur REM, kita cenderung akan mengalami mimpi yang paling emosional, sehingga untuk mencegah kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut, otak akan melumpuhkannya sementara. Kelumpuhan ini disebut postural atonia. Postural atonia terjadi akibat adanya penekanan otot rangka melalui pons dan medulla ventromedial oleh neurotransmitters γ‑Aminobutyric acid dan glycine yang menyebabkan neuron motorik terhambat di sumsum tulang belakang. Hal tersebut menyebabkan para penderita sleep paralysis merasa terjebak di suatu kondisi yang menyebabkannya tidak dapat bergerak, berbicara, bahkan bangun dari tidurnya. Biasanya mereka tetap dapat merasakan suasana lingkungan sekitarnya dan tetap bisa bernafas, tetapi seringnya mereka mengalami halusinasi yang menyebkan kesulitan dalam bernafas. Seperti yang sudah dijelaskan jika penderita sleep paralysis akan mengalami halusinasi saat hal tersebut terjadi. Halusinasi tersebut terjadi di lobus parietal atas. Lobus parietal merupakan bagian otak yang berfungsi dalam sensasi dan persepsi yang mengintegrasikan input sensorik ke dalam sistem visual. Bagian lain yang berperan pada terjadinya sleep paralysis adalah sistem limbik. Sistem limbik terdiri dari hypothalamus, hippocampus,dan amygdala.
ADVERTISEMENT
Fenomena sleep paralysis juga dapat dikaitkan dengan kondisi medis lainnya seperti narcolepsy, seizure disorders, hypertension, dan gangguan tidur seperti insomnia dan jetlag. Lalu, apa yang menjadi penyebab dari sleep paralysis? Beberapa psikiater mengaitkan sleep paralysis dengan beberapa gangguan psikiatri yang disebabkan oleh adanya trauma atau hal lainnya. Berikut adalah penyebab dari sleep paralysis :
• Gangguan kecemasan
• Stress
• Depresi
• Jetlag
• Pelepasan neurotransmitter GABA pada saat fase tidur REM
• Penyalahgunaan narkoba
• Penggunaan obat Tricyclic antidepressants (TCAs) seperti Amitriptyline, Nortriptyline, Desipramine, Doxepin, dan Imipramine.
• Penggunaan obat Anticholinesterase inhibitor seperti Donepezil, Rivastigmine, Galantamine, dan Memantine.
• Minum-minuman beralkohol
Selain mengetahui penyebab dari sleep paralysis, kita juga bisa mengidentifikasi gejala-gejala dari sleep paralysis. Berikut adalah gejala-gejalanya :
ADVERTISEMENT
• Tidak bisa menggerakan bagian tubuh ketika tidur
• Tidak dapat mengeluarkan suara atau berbicara
• Timbul halusinasi yang menimbulkan rasa takut dan cemas berlebihan
• Sesak nafas karena merasa mendapatkan tekanan di bagian dada
• Keringat dingin
• Sakit kepala, nyeri otot, dan paranoia
Sleep paralysis dapat dicegah dengan pencegahan sederhana seperti :
• Menghindari untuk meminum alcohol dan merokok sebelum tidur
• Menghindari penggunaan alat elektronik sebelum tidur
• Mulai untuk merubah, membangun, dan menerapkan pola tidur yang benar
• Olahraga
• Hindari stress
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan jika ketindihan merupakan salah satu istilah dari sleep paralysis. Hal yang wajar ketika seseorang merasa melihat sosok yang menakutkan seperti setan pada saat episode sleep paralysis berlangsung karena terjadinya halusinasi pada orang yang mengalami sleep paralysis. Jadi, ketindihan bukanlah sebuah fenomena yang diakibatkan oleh gangguan setan atau jin, melainkan fenomena gangguan tidur yang menyebaabkan halusinasi.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka :
Denis, D., & French, C. C. (2018). A systematic review of variables associated with sleep paralysis. Sleep Medicine Reviews, 38, 141–157. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2017.05.005
Olunu, E., Kimo, R., Onigbinde, E. O., Akpanobong, M.-A. U., Enang, I. E., Osanakpo, M., Monday, I. T., Otohinoyi, D. A., & Fakoya, A. O. J. (2018). Sleep paralysis, a medical condition with a diverse cultural interpretation. International Journal of Applied and Basic Medical Research, 8(3), 137–141. https://doi.org/10.4103/ijabmr.IJABMR_19_18
Rani, R., HimaSaisree, B., & Sridevi, B. (2019). A review on occurrence, causes, symptoms, diagnostic test and treatment of sleep paralysis. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 8(10), 10225–10230. https://doi.org/10.15680/IJIRSET.2019.0810050
Gambar ilustrasi : https://sleepify.co/stop-sleep-paralysis-guide/
ADVERTISEMENT