Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kenapa BPIP Enggak Bikin Lomba Mural Saja?
25 Agustus 2021 7:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Andri Saleh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam bulan terakhir ini, setidaknya ada 2 kasus yang cukup menyita perhatian publik di dunia maya. Pertama, kasus lukisan mural yang dianggap menghina Presiden Jokowi. Kedua, kasus lomba menulis artikel yang diselenggarakan oleh BPIP yang dianggap menyudutkan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Meski kedua kasus itu sudah diselesaikan secara adat, namun reaksi dari publik di dunia maya tetap berlanjut. Pengejaran pelaku pembuat lukisan mural dianggap mengekang kebebasan berpendapat dan berekspresi. Sedangkan untuk BPIP, meski sudah melayangkan permohonan maaf dan mengganti tema lomba menulis artikel, tetap saja banyak pihak yang ingin BPIP dibubarkan.
Kalau direnungkan secara mendalam, kedua kasus itu punya benang merah yang sama. Pelaku pembuat lukisan mural ingin menyalurkan pendapat melalui karya seni, sedangkan BPIP membutuhkan konten untuk memeriahkan perayaan Hari Santri Nasional tahun 2021. Lalu, kenapa tidak digabungkan saja keduanya?
Menurut hemat saya, daripada mengganti tema lomba menulis, lebih baik BPIP membuat lomba mural saja dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Santri Nasional tahun 2021 nanti. Jangan lupa libatkan pelaku pembuat lukisan mural sebagai salah satu dewan juri. Anggap saja ini adalah bentuk sanksi sosial buat pelaku karena sudah membuat lukisan mural tanpa izin.
ADVERTISEMENT
Untuk masalah lukisan mural, jangan ragukan kemampuan santri untuk membuatnya. Selain dididik untuk pandai membaca dan mengkaji Alquran dan Hadis, para santri juga dibekali kemampuan leadership, public speaking, bahasa asing, dan tentunya seni. Bukankah seni kaligrafi itu agak-agak mirip dengan mural?
Untuk mempermudah bayangan seperti apa lombanya, berikut ini saya buat contoh narasi jika BPIP ingin membuat lomba mural untuk memeriahkan perayaan Hari Santri Nasional tahun 2021.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2021, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Lomba Mural Untuk Negeri Tahun 2021. Adapun ketentuan lombanya adalah sebagai berikut.
1. Peserta dari kalangan santri, bisa perorangan maupun tim;
2. Mural dibuat di media dinding di ruang terbuka di lingkungan sekitar pesantren dan sudah mengantongi izin dari pihak berwenang;
ADVERTISEMENT
3. Alat gambar/cat yang digunakan diserahkan ke masing-masing peserta;
4. Mural mengambil tema tentang "Santri Membangun Negeri" atau "Santri Sahabat Pancasila";
5. Hasil mural didokumentasikan dan diunggah di media sosial serta jangan lupa tag atau mention akun BPIP serta tagar #harisantrinasional2021 dan #muraluntuknegeri;
6. Pemenang akan dipilih oleh dewan juri yang merupakan pakar dan praktisi mural terkemuka;
7. Akan dipilih 3 orang pemenang yang memperebutkan uang pembinaan pesantren dengan total hadiah 100 juta rupiah;
8. Pemenang akan diumumkan di media sosial BPIP pada Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2021;
9. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Ini adalah contoh narasi jika BPIP ingin mengadakan lomba mural sebagai pengganti lomba menulis artikel. Dengan cara ini, setidaknya satu permasalahan bangsa dapat diselesaikan dengan cara yang elegan.
ADVERTISEMENT
Pelaku pembuat lukisan mural merasa diapresiasi meski pada dasarnya ini adalah bentuk sanksi sosial, sedangkan BPIP sendiri bisa menggandeng santri dengan kreativitas yang out of the box. Pihak pesantren pun merasa dilibatkan dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. Bukan tidak mungkin publik akan mengapresiasi hal ini.
Saya menulis ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa dan merindukan kedamaian di antara seluruh elemen bangsa. Saya sama sekali tidak berharap untuk diangkat menjadi pejabat di lingkungan BPIP. Sama sekali tidak memikirkan tentang itu. Tapi kalau memang pihak BPIP memaksa, ya saya siap. Hehe.