Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gunung Kembang Wonosobo: Saat Magma Gunung Sindoro Membentuk Gunung Api Baru
29 April 2020 10:49 WIB
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Kembang adalah salah satu destinasi wisata alam yang berada di Kabupaten Wonosobo yang lokasinya berada di sebelah barat daya Gunung Api Sindoro. Disebut sebagai Gunung Kembang karena di hutan gunung ini banyak sekali dijumpai spesies bunga yang tumbuh di sana. Dalam sebuah ensiklopedia penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB), hampir seluruh jenis bunga yang tumbuh di paparan Sundaland dapat dijumpai di hutan Gunung Kembang.
Gunung ini menjadi terkenal karena dalam kurun waktu 15 tahun gunung ini mengalami perubahan ketinggian mencapai 170 mdpl, yang dari awalnya ketinggiannya 2.200 mdpl meningkat menjadi 2.370 mdpl pada saat ini. Penambahan ketinggian merupakan fenomena perilaku pergerakan magma Gunung Api Sindoro yang mengarah tidak ke puncak kerucutnya namun bergerak ke samping membentuk puncak baru yang disebut sebagai puncak parasit. Memang belum ada penelitian yang menggambarkan pergerakan magma pada kedua gunung tersebut, namun melihat jarak yang hanya 1 km, besar kemungkinan kedua gunung ini masih dalam satu sistem gunung api.
ADVERTISEMENT
Di puncak Gunung Kembang terdapat ‘kawah mati’ yang oleh warga setempat disebut dengan nama kawah ‘Bima Pengkok’. Menurut legenda, konon ceritanya tokoh Bima dalam pewayangan pernah jatuh dalam posisi duduk sehingga memunculkan sumber mata air. Akibat legenda yang berkembang, kawah ini oleh warga setempat dikeramatkan dan kadang digunakan sebagai lokasi ritual tertentu. Kawah Bima Pengkok ini dalam istilah vulkanologi merupakan kaldera dari gunungapi tipe cinder cone yang dicirikan produk gunung apinya berupa batuan gunungapi/piroklastik berukuran halus (abu-kerikil) yang terakumulasi dan secara bertahap membangun bukit berbentuk kerucut dengan kawah berbentuk mangkuk di bagian atas.
Cinder cone terbentuk dari letusan magma mafik (feromagnesia) hingga magma intermediet yang mengandung uap air tinggi serta sering ditemukan di sisi gunungapi strato atau gunungapi perisai. Kemiringan gunungapi tipe cinder cone berkisar 30° yang merupakan rata-rata kemiringan yang dibentuk dari kesetimbangan ukuran butir dan ketinggian tumpukan material hasil letusan gunungapi.
ADVERTISEMENT