Konten dari Pengguna

Prawirotaman: Menyusuri Jalan Bule yang Penuh Cerita di Yogyakarta

Anggelina Salma
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
25 Desember 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggelina Salma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Langkah pertama saya menyusuri Prawirotaman langsung memberi kesan yang berbeda. Udara pagi yang segar, deretan toko berwarna cerah, dan kafe-kafe kecil di pinggir jalan seperti menyapa hangat setiap pengunjung. Banyak yang menyebut kawasan ini sebagai "jalan bule" di Yogyakarta, dan sebutan itu bukan tanpa alasan. Setiap sudutnya terasa seperti potongan kecil dari berbagai penjuru dunia yang bertemu di jantung kota ini.
ADVERTISEMENT
Prawirotaman tidak hanya tentang nuansa modernnya. Sejarah kawasan ini dimulai sejak abad ke-19, ketika wilayah ini dimiliki oleh keluarga Prawirotomo, seorang abdi dalem keraton. Awalnya, Prawirotaman dikenal sebagai sentra kerajinan batik. Namun, pada tahun 1970-an, daerah ini bertransformasi menjadi kawasan wisata dengan hadirnya penginapan murah untuk backpacker. Dari sinilah Prawirotaman mulai dikenal sebagai "surga kecil" untuk wisatawan mancanegara.
Berjalan di sepanjang Prawirotaman, saya merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Trotoar yang rapi, lampu jalan yang klasik, dan suasana santai membuat saya betah berlama-lama di sini. Saat lapar mulai terasa, saya memutuskan mampir ke ViaVia Bakery, salah satu tempat legendaris di kawasan ini. Roti dan kue-kue di sini seperti memiliki cerita tersendiri. Aroma hangatnya saja sudah cukup untuk membuat siapa pun jatuh cinta.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tidak berhenti di situ, perjalanan saya berlanjut ke beberapa toko aksesoris di sekitar. Ada sesuatu yang khas dari setiap barang yang ditawarkan. Kalung dengan ukiran tradisional, gelang berbahan kayu, hingga kain-kain bermotif unik berhasil mencuri perhatian saya. Rasanya sulit untuk tidak membeli sesuatu sebagai kenang-kenangan dari tempat ini.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Namun, pengalaman yang paling berkesan mungkin adalah saat saya mencoba donat dari salah satu kafe kecil di pojok jalan. Teksturnya lembut dengan topping yang sederhana tapi memikat. Donat ini seolah menjadi simbol dari Prawirotaman sendiri: sederhana tapi penuh kejutan.
ADVERTISEMENT
Apa yang membuat Prawirotaman istimewa adalah keragamannya. Di satu sisi, Anda bisa menikmati suasana lokal yang kental. Di sisi lain, ada sentuhan internasional yang membuatnya terasa universal. Percakapan dalam berbagai bahasa terdengar di sepanjang jalan, menciptakan harmoni yang unik.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Malam hari, Prawirotaman semakin hidup. Lampu-lampu mulai menyala, musik akustik terdengar dari kafe-kafe kecil, dan wisatawan berlalu-lalang dengan tawa riang. Saya duduk di sebuah bangku pinggir jalan, menikmati pemandangan dan merasakan suasana yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Di sini, waktu seolah melambat, memberi ruang untuk benar-benar menikmati momen.
Rekomendasi saya? Jangan hanya datang dan lewat begitu saja. Luangkan waktu untuk berjalan kaki menyusuri Prawirotaman. Rasakan suasananya, coba makanannya, dan temukan cerita kecil di setiap sudutnya. Kawasan ini tidak hanya tentang apa yang dilihat, tetapi juga tentang apa yang dirasakan.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, Prawirotaman adalah tempat di mana cerita dan perjalanan bertemu. Sebuah persinggahan kecil di tengah hiruk-pikuk Yogyakarta yang menawarkan kedamaian dan kenangan manis. Jadi, jika Anda mencari tempat yang bisa mengisi hati dan pikiran Anda dengan pengalaman baru, Prawirotaman adalah jawabannya.