Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Menghitung Nilai Perusahaan dengan Metode Discounted Cash Flow
23 November 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Anggi Anugerah Daulay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan bisnis suatu perusahaan erat kaitannya dengan orientasi penciptaan keuntungan (laba). Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk dapat melakukan kegiatan usaha yang menguntungkan. Itu artinya sebuah perusahaan perlu memperoleh pendapatan sebanyak mungkin dan mengendalikan beban usahanya sehingga pendapatan yang diraih lebih besar daripada beban operasionalnya. Lebih dari sekadar laba usaha, perusahaan juga perlu menghasilkan arus kas positif. Dengan arus kas yang mengalami peningkatan, perusahaan dapat membiayai kegiatan investasi sehingga aktivitas operasional dapat terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Arus kas yang dihasilkan perusahaan tidak hanya digunakan untuk kegiatan ekspansi usaha. Apabila jumlah kas sudah cukup untuk mendanai investasi, perusahaan masih mampu untuk membagikan keuntungannya kepada pemilik perusahaan. Pembagian keuntungan usaha berbentuk perseroan terbatas (PT) adalah berupa dividen. Agar dividen yang dihasilkan kepada para pemegang saham maksimal, perusahaan harus fokus melakukan penciptaan nilai perusahaan (enterprise value). Menurut Titman et al. (2018) dalam Financial Management: Principles and Applications, peningkatan nilai perusahaan merupakan tujuan utama manajemen keuangan perusahaan sehingga dapat memaksimalkan kekayaan para pemegang saham.
Lantas, apa yang dimaksud dengan enterprise value? Aswath Damodaran (2012) dalam Investment Valuation menyatakan enterprise value adalah nilai seluruh kas dan setara kas, aset operasional, dan aset non-operasional yang dimiliki perusahaan. Dari perspektif akuntansi, nilai perusahaan identik dengan nilai kewajiban dan ekuitas. Namun, bedanya dalam nilai perusahaan hanya nilai kewajiban yang termasuk dalam struktur modal (capital structure) yang diperhitungkan untuk menghitung enterprise value. Dengan demikian, nilai perusahaan perlu dihitung dengan serangkaian pendekatan dan metode yang sesuai agar penentuan nilai menjadi andal.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Standar Penilaian Indonesia, terdapat tiga pendekatan untuk menentukan nilai perusahaan: pendekatan aset, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pasar. Pemilihan pendekatan penilaian yang sesuai bergantung kepada ketersediaan data dan informasi. Namun, dari ketiga pendekatan tersebut secara umum pendekatan pendapatan dianggap paling andal. Hal ini dikarenakan pendekatan pendapatan dilandaskan pada kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas yang akan diterima di masa depan. Pendekatan pendapatan merupakan pendekatan penilaian yang menentukan nilai suatu entitas bisnis berdasarkan perkiraan arus kas yang diharapkan di masa depan, kemudian didiskontokan ke masa kini dengan tingkat diskonto tertentu. Untuk menghitung nilai kini arus kas perusahaan diterapkan metode discounted cash flow (DCF).
Dengan mengacu kepada konsep metode DCF, lantas bagaimana cara menghitung enterprise value? Berikut langkah-langkah penilaian perusahaan dengan metode DCF.
Langkah 1: Memahami Bisnis Perusahaan dan Mengumpulkan Data
ADVERTISEMENT
Tahap pertama dalam metode DCF yaitu mengumpulkan semua data keuangan perusahaan yang diperlukan untuk penentuan enterprise value. Data yang dibutuhkan yaitu laporan keuangan historis (laba rugi, neraca, dan arus kas), trend pertumbuhan industri dan pasar, proyeksi pendapatan, beban, belanja modal (capital expenditure), dan modal kerja (working capital). Dalam tahap ini diperlukan pemahaman terhadap proses bisnis perusahaan.
Langkah 2: Proyeksi Arus Kas Bersih (Free Cash Flow)
Setelah dilakukan pengumpulan data dan informasi keuangan, diperlukan proyeksi arus kas. Untuk itu, diperlukan perkiraan arus kas bersih yang diperoleh perusahaan selama periode proyeksi lima sampai dengan sepuluh tahun. Penentuan periode proyeksi berdasarkan kondisi usaha dan trend industri. Langkah-langkah penentuan free cash flow yaitu:
1) proyeksi pendapatan, penentuan estimasi pendapatan masa depan berdasarkan tingkat pertumbuhan perusahaan secara historis, trend industri, dan faktor-faktor spesifik yang terkait perusahaan;
ADVERTISEMENT
2) proyeksi beban operasional, penentuan estimasi beban masa depan seperti beban pokok penjualan dan beban umum administrasi berdasarkan persentase atas pendapatan atau trend;
3) penentuan EBIT (Earnings before Interest and Taxes), dengan cara mengurangi pendapatan dengan beban operasional;
4) penentuan pajak, dengan cara mengalikan tarif pajak terhadap EBIT sehingga diperoleh NOPAT (Net Operating Profit after Taxes);
5) depresiasi dan amortisasi, penentuannya berdasarkan pola historis atau proyeksi jumlah aset tetap;
6) capital expenditure, yaitu menentukan jumlah investasi aset tetap yang dibutuhkan agar perusahaan tetap tumbuh;
7) selisih net working capital, penentuan proyeksi perubahan jumlah modal kerja (aset lancar yang dikurangi kewajiban lancar);
8) penghitungan free cash flow.
Langkah 3: Penentuan Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas yang diterima di masa depan. Penentuan tingkat diskonto berdasarkan metode Weighted Average Cost of Capital (WACC), yaitu rata-rata tertimbang biaya modal yang terdiri atas biaya utang dan biaya ekuitas.
Dalam rumus tersebut, E adalah nilai pasar ekuitas, D adalah nilai pasar utang, Re adalah biaya ekuitas, Rd adalah biaya utang, dan T adalah tarif pajak perusahaan.
ADVERTISEMENT
Penghitungan biaya ekuitas berdasarkan tingkat suku bunga bebas risiko (Rf), tingkat risiko sistematis saham (beta), dan tingkat pengembalian pasar (Rm).
Langkah 4: Penghitungan Terminal Value
Proyeksi arus kas bersih berlangsung selama periode tertentu. Untuk itu, diperlukan nilai perusahaan pada akhir periode proyeksi. Nilai perusahaan ketika proyeksi berakhir mencerminkan arus kas yang diterima perusahaan setelah periode proyeksi. Penghitungan terminal value adalah sebagai berikut.
Penentuan terminal value berdasarkan arus kas pada tahun setelah periode proyeksi, tingkat diskonto, dan tingkat pertumbuhan. Pada perusahaan yang sudah mapan dalam industri yang stabil, tingkat pertumbuhan mengacu kepada tingkat pertumbuhan PDB industri terkait.
Langkah 5: Penentuan Nilai Kini Arus Kas (Present Value)
Proses menentukan nilai kini arus kas disebut dengan discounting. Penghitungan present value secara discounting menggunakan tingkat diskonto yang diperoleh dengan metode WACC.
Langkah 6: Menyimpulkan Hasil Penilaian
ADVERTISEMENT
Penghitungan present value arus kas menghasilkan enterprise value. Selain nilai tersebut, bisa diperoleh nilai ekuitas (equity value) dengan cara mengurangkan utang bersih (net debt) dari enterprise value. Sementara itu, net debt merupakan total utang setelah dikurangi kas dan setara kas.