Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wartawan Kemarin Sore yang Bersertifikat 'Halal'
11 November 2018 22:21 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Anggita Aprilyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Tuh, kumparan lagi buka lowongan gede-gedean lo enggak mau coba?" ceplos kakak saya sambil kasih lihat poster kumparan 1001 lowongan. Ya, sebagai anak lulusan perhotelan yang tidak memiliki dasar jadi wartawan dan menulis dengan baik. Jujur, waktu dikasih tahu lowongan itu malah jiper dan selalu mengelak untuk daftar.
ADVERTISEMENT
Enggak mau? Bukan itu alasannya. Tapi karena takut enggak bisa menjalani pekerjaan itu. Karena sebelumnya bekerja di salah satu manajemen artis baru, saya sendiri masih merasa memiliki tantangan yang belum selesai. Karena melihat kesempatan di sana semakin berkurang, akhirnya saya mengirim cv untuk mendaftar di kumparan 1001 lowongan.
Ternyata hanya berjarak tiga hari dari saya mendaftar, langsung mendapatkan email dari HR kumparan kalau saya lolos untuk tes pertama. Setelah proses panjang pun akhirnya saya diterima dan menjadi salah satu wartawan kumparan. Ya, anak yang tidak memiliki pengalaman di bidang jurnalistik ini diterima kerja oleh salah satu media online yang sedang berkembang dengan sangat pesat.
Tidak terasa sudah setahun dilewati, bekerja sebagai collaboration officer. Memiliki atasan yang sangat amat membantu saya untuk berkembang dan belajar banyak dalam hal menulis dan menyunting berita. Oh iya job desk saya di kumparan adalah menyunting berita user dan publisher. Awalnya selalu kena marah kaya gini "kamu itu nulis jelek banget, boros kalimatnya, logika kalimat acak-acakan."
ADVERTISEMENT
Awalnya sih memang jadi putus asa, cuma makin ke sini makin ngerti apa maksud dari atasan saya yang terbilang tegas ini. Dia mau membuat para anak buahnya untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Sekarang bukan berarti tulisan saya sudah pro. Belum, saya masih harus banyak belajar dari atasan saya dan teman-teman setim.
Hal yang tak terlupakan tentunya banyak, mungkin salah satunya saya menjadi salah satu orang yang berkesempatan untuk wawancara Bambang Hartono, peraih medali perunggu dalam cabang olahraga bridge, pada Asian Games 2018.
Saat kumparan mengharuskan para wartawannya bersertifikat 'halal' atau dalam artian menyandang sebagai wartawan sah dari dewan pers. Bingung, bakalan lulus atau enggak. Karena kemampuan saya yang belum maksimal. Siapa sangka semua wartawan kumparan lulus 100 persen dalam uji kompetensi wartawan yang diadakan oleh dewan pers.
ADVERTISEMENT
Jadi, buat kalian yang tidak memiliki dasar dalam suatu bidang, jangan takut untuk coba hal baru ya. Siapa tahu kalian bisa belajar banyak dari hal yang akan kalian jalani selanjutnya. Terima kasih, untuk para atasan saya di kolaborasi yang sudah mengajari saya banyak hal. Percayalah saya masih mau belajar banyak dari kalian. Dan untuk teman-teman setim, terima kasih sudah mau kasih masukan ketika ditanya mengenai tulisan yang sudah saya buat.
Terutama untuk kumparan, terima kasih sudah membantu wartawan kemarin sore ini sudah menyandang sebagai wartawan muda.