Konten dari Pengguna

Pulau Nusakambangan : Mengenal Misteri dan Keindahannya

Anisa Nur khasanah
Mahasiswi S1 Keperawatan di Universitas Al Irsyad CILACAP
24 Desember 2024 11:43 WIB
Ā·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Nur khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar : https://www.indonesia.travel
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : https://www.indonesia.travel
ADVERTISEMENT
Untuk mengenal misteri dan keindahan Pulau Nusakambangan, kita harus mengerti asal kata tersebut. Nama Nusakambangan diambil dari kata "nusa" yang artinya pulau dan "kambangan" artinya bunga, sehingga menjadi Pulau Bunga. Nusa Kambangan bisa disebut sebagai Alcatraz-nya Indonesia. Pulau ini adalah penjara yang dijaga ketat bagi para penjahat terkenal, tahanan politik, pengedar narkoba, teroris, dan mereka yang dihukum karena kasus korupsi besar. Pulau Nusakambangan ini dibuka sebagai destinasi wisata pada tahun 1996. Sebuah badan khusus dibentuk untuk mengelola pariwisata di pulau tersebut. Semua wisatawan harus diatur oleh badan tersebut dan didampingi oleh petugas keamanan hingga maksimal pukul 6 sore tanpa menginap.
Sumber gambar : https://id.m.wikipedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : https://id.m.wikipedia.org
Secara Geografis, pulau ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap dan tercatat dalam daftar pulau terluarĀ Indonesia. Luas pulau ini sekitar 21.000 hektare dan terdapat selat bernama Segara Anakan yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Nusakambangan. Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri Mercu Suar Cimiring dan benteng kecil peninggalan Portugis. Adapun menurut Unggul Wibowo dalam Nusakambangan dari Poelaoe Boei Menuju Pulau Wisata (2001), penggunaan pulau ini sebagai penjara berawal dari penggunaan tenaga napi dalam pembuatan benteng pertahanan di Nusakambangan pada 1861.
ADVERTISEMENT
Nusakambangan menjadi tempat terlarang dari zaman penjajahan hingga sekarang. Di samping tempat ini merupakan cagar alam, keamanan pulau yang patut diperhitungkan. Akomodasi yang tersedia di pulau ini, yaitu akses penyeberangan yang akan selalu ada pemeriksaan di pintu masuk dan jalan-jalan yang menghubungkan lapas satu ke lapas lainnya. Mengingat tempatnya yang masih rimba, tak jarang kita dapat menemui satwa liar contohnya babi hutan, kera, dan bahkan macan.
Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini. Dan tanaman tersebut mayoritas adalah jenis bunga-bungaan. Hal inilah yang menjadi cikal bakal penamaan pulau ini. Fakta unik pemberian nama pulau ini bahwa penerus dinasti Kesultanan Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai "hutan ritual". Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan zaman VOC.
ADVERTISEMENT
Sumber gambar : https://www.indonesia.travel
Tidak hanya misterinya saja yang banyak dikenal orang, namun terdapat keindahan Pulau Nusakambangan yang bisa menjadi wish list (daftar keinginan) wisata untuk dikunjungi. Pulau Nusakambangan ternyata menyimpan pesona alam yang menakjubkan. Pulau ini bukan hanya destinasi bagi mereka yang berkepentingan dengan ranah hukum, tetapi juga menjadi tempat wisata yang menarik bagi masyarakat umum. Dengan akses yang dapat ditempuh melalui Pelabuhan Wijayapura Cilacap, wisatawan dapat menyeberang menuju Pelabuhan Sodong Nusakambangan menggunakan kapal ferry. Alternatif lainnya adalah menyeberang dari Pantai Teluk Penyu dengan perahu nelayan yang biasa disewakan.
ilustrasi tanaman palahlar (Sumber gambar : https://betahita.id)
Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah juga ternyata menyimpan tumbuhan endemik yang langka, salah satunya palahlar. Tanaman ini termasuk kategori tumbuhan yang milik jangkauan geografis terbatas, populasinya minim, dan sangat terancam punah. Menurut Teresa, habitat tumbuhan pelahlar yang bernama Latin Dipterocarpus littoralis ini terdapat di punggung bukit, lereng, dan pinggiran aliran air di area Cagar Alam Nusakambangan Barat.
ADVERTISEMENT
Tim Biologi Satu melakukan ekspedisi penelitian di Nusakambangan bertajuk Survei Populasi dan Sebaran pohon Palahlar Nusakambangan. Mereka tidak hanya berhasil memperoleh data, tapi juga mendapatkan data keanekaragaman lainnya.
Khusus untuk pohon palahlar, mereka berhasil mendata 10 individu palahlar dengan dua induvidu di antaranya merupakan pohon dewasa. Sebaran populasi palahlar ini paling banyak ditemukan di Nusakambangan bagian barat. Salah satu tindak lanjut agar tanaman ini tidak punah adalah restorasi ekosistem, yakni penanaman kembali lokasi setelah mengendalikan spesies invasif dengan tanaman asli.