Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Badai Ekonomi: Resesi, Angin Ribut dalam Perekonomian Global
3 September 2023 12:45 WIB
Tulisan dari Anisa Retno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Resesi, seperti badai ekonomi yang menghantam daratan perekonomian global, adalah momen yang tak bisa dihindari dalam siklus kehidupan ekonomi kita. Seperti angin ribut yang datang dan pergi, resesi juga akan berlalu. Namun, kita tidak boleh mengabaikan dampak serius yang dapat ditimbulkannya pada masyarakat dan bisnis.
ADVERTISEMENT
Dalam saat-saat sulit seperti ini, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan ekonomi untuk bersatu dalam upaya meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh resesi. Sebagaimana kapal yang berusaha menavigasi badai laut, kebijakan yang bijak harus diterapkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan perlindungan kepada warga negara yang terdampak.
Sama seperti matahari akan kembali bersinar setelah badai berlalu, demikian pula perekonomian akan pulih dari resesi. Ini adalah waktu untuk merencanakan dan berinovasi, untuk menciptakan peluang baru di tengah krisis. Dalam sejarah, kita telah melihat banyak contoh di mana kreativitas dan semangat kewirausahaan telah muncul sebagai pemenang dalam mengatasi resesi.
Resesi dalam ilmu ekonomi makro mengacu pada penurunan secara signifikan dalam aktivitas ekonomi, dimana ekonomi dunia menyatakan telah terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi atau GDP (Gross Domestic Product) secara rill selama dua kuartal secara berturut-turut yang mana dalam hal ini diiringi oleh peningkatan jumlah pengangguran. *1 kuartal = 3 bulan
ADVERTISEMENT
Salah satu indikator terjadinya resesi dikarenakan PDB rill atau keseluruhan nilai pasar dari barang dan jasa menunjukkan pertumbuhan PDB rill ke arah negatif. Mengapa negatif? balik lagi pertumbuhan ekonomi yaitu perubahan GDP (Gross Domestic Product) atau perubahan jumlah barang dan jasa yang diproduksi suatu negara berkurang. Bisa jadi penyebabnya daya beli masyarakat yang menurun. Analoginya "tidak ada yang beli, bagaimana bisa produksi?". Penyebab daya beli masyarakat berkurang : (1) harga mahal, pembatasan mobilitas karena dampak dari pandemi Covid-19, (3) produktivitas produsen untuk menghasilkan barang dan jasa menurun.
Beberapa penyebab resesi diantaranya :
1. Ketidakseimbangan perdagangan : ketidakseimbangan perdagangan yang berkelanjutan dapat menyebabkan masalah ekonomi jangka panjang yang pada akhirnya akan mengakibatkan resesi.
ADVERTISEMENT
2. Fluktuasi harga aset : fluktuasi harga aset seperti saham dan properti dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan konsumen, dan jika harga aset turun secara signifikan maka akan dapat memicu resesi.
3. Kenaikan suku bunga : kenaikan suku bungan oleh Bank Sentral untuk mengendalikan inflasi memperlambat permintaan dan menurunkan investasi yang daoat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi.
4. Perubahan siklus bisnis : perekonomian secara alami mengalami naik turun, dan ketika siklus bisnis mencapai titik tertentu dimana kepercayaan konsumen dan investor menurun.
5. Perubahan pada tekonologi : perubahan besar dalam teknologi dapat menyebabkan terjadinya resesi, hal ini dikarenakan revolusi industri yang membuat banyak profesi tidak lagi berguna dan pengangguran yang lebih banyak.
Bayang-bayang yang akan terjadinya Resesi yang "gempar" ditahun 2023 semakin terlihat jelas dan nyata. Hal ini telah disampaikan oleh Presiden World Bank group David Malpass dikarenakan Bank Sentral menaikkan suku bunganya, sehingga ini akan berdampak pada perlambatan ekonomi yang memunculkan resesi di banyak negara salah satunya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga mengganggu kinerja ekspor. Menurut Ekonomi BNI Sekuritas Damburi Nasution mengatakan pada setiap krisis ekonomi global maka volume permintaan dan harga komoditas ekspor Indonesia biasanya akan menurun, sehingga nilai ekspor juga akan menurun.
Menghadapi resesi adalah tugas yang menantang baik untuk individu maupun bisnis. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu dalam menghadapi resesi:
Untuk Individu:
ADVERTISEMENT
Untuk Bisnis:
ADVERTISEMENT
Menghadapi resesi adalah tugas yang sulit, tetapi dengan perencanaan yang baik, manajemen risiko yang bijak, dan adaptabilitas, individu dan bisnis dapat bertahan dan bahkan tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi.