Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pengawasan Fans, Apa Perlu di Indonesia?
14 September 2021 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Anita Puspa Eviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini, publik internasional dikagetkan dengan kebijakan baru Pemerintah Tiongkok perihal pengawasan fans. Dalam aturan ini sangat mengawasi gerak-gerik fans artis Tiongkok maupun artis luar Tiongkok. Pemerintah Tiongkok melakukan pengawasan berupa pelarangan anak di bawah umur untuk mengikuti kegiatan fanbase, dilarangnya pembelian secara berlebihan oleh fans, donasi yang mengatasnamakan artis, penghapusan rating, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Aturan ini pun menuai kritik dari fans-fans, karena dianggap terlalu mengekang dan membuat dunia hiburan di Tiongkok menjadi tidak seru. Tetapi dibalik kebijakan ini ada salah satu aturan yang dianggap sangat baik, yaitu melarang tindakan negatif fans. Tindakan negatif ini berupa penghinaan verbal, perang stigma, menyebarkan gosip atau skandal, dan opini yang "mengompori".
Poin ini patut untuk dicontoh oleh Indonesia dalam penanganan tindakan fans. Walaupun di Indonesia masih ada UU ITE dalam penanganan berita negatif. Tetapi hal ini belum bisa menjerat perilaku beberapa oknum fans yang menyerang artis luar negeri. Sudah beberapa kali oknum fans dari Indonesia menyerang dengan komentar negatif di akun artis luar negeri. Tentunya itu sangat meresahkan, karena bisa membuat artis tersebut mengalami gangguan mental dan tentunya dapat memperburuk citra Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, beberapa kali oknum fans dari Indonesia juga mengganggu privasi artis luar Indonesia, dengan meneror telepon. Hal ini pun menyebabkan beberapa artis luar Indonesia menjadi risih dan beberapa kali juga sesama fans Indonesia memperingatkan perihal perilaku seperti ini. Tetapi peringatan itu tidak ditanggapi dengan serius.
Pemerintah Indonesia seharusnya mulai sadar bahwa tindakan yang dilakukan oleh beberapa oknum fans Indonesia ini dapat mempengaruhi citra Indonesia. Pemerintah harus sadar bahwa pengaruh tidak hanya dalam bidang politik saja, tetapi juga dalam bidang non-politik yang sampai sekarang belum dianggap serius oleh Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu belajar dari Tiongkok dalam menangani masalah non-politik seperti pengawasan fans. Walaupun pasti ada struggle tersendiri dalam negeri jika penerapannya, tetapi bisa menjadi "peringatan" untuk warga net atau fans Indonesia dalam bertindak.
ADVERTISEMENT