Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Resesi di Indonesia: Fakta atau Spekulasi?
15 September 2024 9:38 WIB
·
waktu baca 10 menitDiperbarui 24 November 2024 12:23 WIB
Tulisan dari Annisa Rahma Lila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kini menghadapi tantangan besar yang mengancam stabilitas dan pertumbuhannya. Indonesia tampaknya berada diambang terjadinya resesi. Hal ini ditandai dengan penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi dapat mengakibatkan dampak luas pada lapangan kerja, pendapatan rumah tangga, dan stabilitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Resesi umumnya ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat pengangguran yang tinggi, penurunan daya beli masyarakat, serta membawa dampak yang luas dan mendalam. ketergantungan ekonomi indonesia pada sektor-sektor seperti perdagangan, industri, dan konsumsi domestik, akan sulit terhindar dari dampak negatif ini. Ketidakstabilan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian kebijakan domestik menjadi faktor-faktor yang berkontribusi pada ancaman resesi ini.
ADVERTISEMENT
Artikel ini membahas ancaman resesi di Indonesia dengan data terkini dari sumber kredibel, serta mengidentifikasi penyebab, dampak, dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
- Kemungkinan Penyebab Resesi di Indonesia
Ketidakpastian ekonomi global dapat memengaruhi ekonomi Indonesia secara signifikan. Adanya krisis keuangan global atau perubahan dalam perdagangan internasional dapat berdampak pada ekspor dan investasi. Laporan dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi global berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,9% di tahun 2024 dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023, terutama akibat perlambatan permintaan global dan gangguan rantai pasokan (Bank Dunia, 2023).
Kebijakan moneter yang ketat, termasuk kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia untuk mengatasi inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa inflasi tahunan pada April 2024 mencapai 3%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (Bank Indonesia, 2024). Kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengendalikan inflasi dapat mengurangi konsumsi dan investasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Namun, perkembangan terbaru, inflasi di Indonesia mengalami penyusutan. Data inflasi bulan terakhir menunjukkan penurunan signifikan setelah lonjakan tajam pada bulan-bulan sebelumnya. Hal ini dibuktikan pada bulan Mei inflasi menyusut menjadi 2,84%. (Bank Indonesia, 2024).
Indonesia, sebagai negara penghasil dan konsumen energi yang tinggi sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga energi global. Adanya kenaikan harga energi dapat memengaruhi biaya produksi dan daya saing ekspor. Laporan dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa lonjakan harga energi global pada 2024 dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia (IEA, 2024).
Pengaruh Kenaikan harga energi ini dapat memberikan impact besar ke berbagai sektor industri karena energi merupakan input utama dalam banyak proses produksi, mulai dari pabrik hingga transportasi. Selain itu Jika biaya produksi meningkat, harga jual yang diproduksi juga mungkin ikut naik.
ADVERTISEMENT
Ketidakstabilan politik dan sosial dapat berdampak signifikan terhadap iklim investasi dan kepercayaan konsumen. Protes politik, ketidakpastian kebijakan, dan konflik sosial sering kali menyebabkan investor ragu untuk menanamkan modal mereka.
Namun, pada konteks Indonesia survei global DBS menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap negara ini masih cukup kuat, meskipun terdapat tantangan-tantangan politik dan ekonomi. Dikutip dari Media Indonesia data survei menunjukkan kebijakan pemerintah yang konsisten dan dukungan pada sektor-sektor strategis menjadi faktor dalam mempertahankan kepercayaan investor. (Media Indonesia, 2024).
Dampak Resesi di Indonesia
Perusahaan seringkali meminimalkan biaya tenaga kerja untuk mengurangi biaya operasional yang dapat menyebabkan peningkatan pengangguran. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Indonesia sebesar 4,82% pada Februari 2024 dan bila terjadi penurunan aktivitas ekonomi lebih lanjut dapat memperburuk angka ini (BPS, 2024). Jika terjadi resesi, potensi peningkatan pengangguran bisa lebih buruk dapat memengaruhi kemiskinan dan ketidakstabilan sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam Laporan Sekretariat Ekonomi Republik Indonesia menunjukkan bahwa penurunan pendapatan median rumah tangga dan konsumsi bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi kesejahteraan masyarakat (Sekretariat Ekonomi Republik Indonesia, 2024). Adanya resesi memungkinkan memperburuk penurunan pendapatan rumah tangga dan konsumsi yang tidak signifikan. Akibatnya dapat menurunkan daya beli masyarakat dan konsumsi juga cenderung menurun.
Volatilitas di Pasar Keuangan
Ketidakpastian ekonomi juga dapat memengaruhi pasar keuangan Indonesia yang mengalami volatilitas tinggi. Penurunan nilai saham dan aset keuangan lainnya dapat mengurangi kekayaan investor dan memengaruhi stabilitas finansial. Terdapat data yang menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam pada awal 2024 sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi (PT Bursa Efek Indonesia, 2024). Pengaruh terhadap volatilitas pasar ini dapat mengurangi kepercayaan investor dan memperburuk kondisi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Ekonomi yang tidak stabil memengaruhi aktivitas investasi asing langsung di Indonesia. Jika resesi terjadi akan adanya penurunan investasi asing yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Hal ini memungkinkan Pemerintah terpaksa mengurangi belanja publik, termasuk investasi dalam infrastruktur karena kurangnya dana dari investor asing.
Memahami Kondisi Ekonomi Indonesia Saat ini
Berdasarkan data terbaru dan berita yang ada, Indonesia belum berada dalam kondisi rawan resesi saat ini, meskipun ada beberapa tantangan ekonomi. Berikut merupakan informasi terkait kondisi ekonomi Indonesia secara faktual:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2024 diperkirakan mencapai sekitar 5% per tahun, meskipun ada penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Ekspor tercatat meningkat didorong oleh permintaan mitra dagang utama dan kenaikan ekspor jasa. Berdasarkan data lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi ditopang oleh Industri Pengolahan, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti perlambatan ekonomi global dan dampak kebijakan domestik. (Bank Indonesia,2024).
ADVERTISEMENT
Inflasi di indonesia mengalami penurunan namun,tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Data dari Bank Indonesia Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Pada Juli 2024 sekitar 2,13%, mengalami penurunan dibandingkan Juni 2024 sebesar 2,51%. Inflasi ini dipengaruhi oleh IHK, tetapi untuk saat ini masih terkendali sesuai sasaran. Inflasi ini diperkirakan terjadi seiring ekspektasi inflasi yang terjaga kuat dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang cukup besar dan respons permintaan domestik. Selain itu inflasi terkait perubahan harga atau kondisi nilai mata uang asing akan tetap terkendali sesuai kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah Bank Indonesia. (Bank Indonesia,2024).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami fluktuasi, tetapi relatif stabil pada kisaran Rp15.500 per dolar AS. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh sentimen pasar global dan kebijakan moneter luar negeri. (Bank Indonesia,2024) Adanya Kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia dengan hati-hati membuat pengaruh positif dalam menjaga stabilitas nilai tukar, seperti melakukan penyesuaian suku bunga, intervensi pasar, serta menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan valuta asing.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan dalam mengelola defisit anggaran. Defisit anggaran diperkirakan mencapai sekitar 3% dari Produk domestik Bruto (PDB), seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan belanja infrastruktur dan program sosial. (Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia) Pengaruh defisit anggaran ini disebabkan adanya rekomendasi dari tax force yang dibentuk oleh PBB yang mengidentifikasi potensi krisis global di tiga area utama: pangan, energi, dan utang. Pengaruh geopolitik juga memengaruhi anggaran subsidi energi yang membuat volatilitas harga minyak. Oleh sebab itu pemerintah mempertimbangkan faktor-faktor ini, untuk menjaga kestabilan anggaran sambil menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
1. Sektor Manufaktur (Industri)
Dalam sektor manufaktur dihadapi tekanan dari harga bahan baku dan permintaan global. Perekonomian global saat ini tengah dilanda ketidakpastian yang signifikan yang berdampak pada berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut Laporan dari Portal Informasi Indonesia ekonomi dalam sektor manufaktur menunjukkan adanya tanda-tanda kontraksi yang mengancam keberlanjutan dalam pertumbuhannya. Salah satu indikator yang menjadi sorotan adalah Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menghadapi kemerosotan pada Juli 2024 dari 50,7 di bulan sebelumnya menjadi 49,3. Kemerosotan ini menjadi sinyal bahaya bagi pemerintah agar segera mengambil langkah-langkah yang sigap guna menghidupkan kembali sektor manufaktur. (Portal Informasi Indonesia, 2024).
ADVERTISEMENT
2. Sektor Pertanian
Sektor pertanian Indonesia tetap menjadi pilar penting perekonomian negara, berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini terbukti dari laporan Badan Pusat Statistik kondisi ekonomi Indonesia triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,79 persen dari sisi produksi, serta pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 23,43 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,58 persen. (Badan Pusat Statistik, 2024) Namun, sektor pertanian juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim, harga bahan baku yang fluktuatif, dan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas.
3. Sektor Pariwisata Kreatif
Sektor pariwisata Indonesia saat ini mencerminkan pemulihan positif dengan peningkatan kunjungan wisatawan, Hal ini sesuai dalam laporan Badan Pusat Statistik, adanya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada April 2024 mencapai 1,07 juta kunjungan, hal ini terjadi peningkatan 2,41% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (m-to-m). (Badan Pusat Statistik, 2024) Peningkatan sektor pariwisata ini membawa pengaruh pada perkembangan ekonomi sebab Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkap kontribusi sektor parekraf tahun lalu terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 3,9%.
ADVERTISEMENT
4. Sektor Energi
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini bergerak dalam upaya transisi menuju energi bersih. Menurut laporan World Energy Investment 2024 oleh IEA Investasi energi bersih dinilai sedang mengalami peningkatan, meski ketergantungan bahan bakar fosil masih signifikan dan efektifitas energi masih perlu ditingkatkan.(IEA, 2024) Untuk saat ini pemerintah sedang melakukan mendorong adanya investasi terbarukan seperti proyek tenaga surya dan angin. Namun,untuk saat ini Infrastruktur pendukung energi bersih masih kurang berkembang, ini disebabkan sedang berlakunya defisit anggaran yang menjadi hambatan utama dalam percepatan transisi energi, sebab diperlukannya biaya yang tinggi dalam meningkatkan infrastruktur untuk energi bersih ini.
5. Sektor Jasa
Kondisi ekonomi Indonesia dalam sektor jasa ini terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebagai ekonomi nasional. Menurut Laporan Badan Pusat Statistik sektor transportasi, pergudangan, serta akomodasi dan makanan/minuman mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, seperti sektor transportasi yang tumbuh sebesar 14,74% year-on-year pada kuartal III/2023. Meskipun demikian, adanya ketidakpastian ekonomi global dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama seperti China dan Amerika Serikat dapat memengaruhi kinerja sektor ini. (Badan Pusat Statistik, 2024).
ADVERTISEMENT
Namun, sektor ini masih mengalami akses yang tidak merata terhadap layanan di daerah-daerah terpencil terutama dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Perubahan teknologi dan otomatisasi juga memengaruhi lapangan kerja di sektor jasa, menuntut peningkatan keterampilan tenaga kerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2024, tingkat pengangguran di Indonesia adalah sekitar 4,82% dari total angkatan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja mencapai 142,18 juta orang, sementara jumlah pengangguran sekitar 7,20 juta orang.
Dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2024 menunjukkan perbaikan. Pada periode yang sama tahun lalu, tingkat pengangguran berada di angka yang sedikit lebih tinggi, sehingga penurunan tingkat pengangguran pada Februari 2024 mencerminkan adanya kemajuan dalam penciptaan lapangan kerja dan pemulihan ekonomi, meskipun sektor jasa masih perlu menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi dan kebutuhan keterampilan yang baru.
ADVERTISEMENT
Meskipun Indonesia menghadapi beberapa tantangan dan ketidakpastian global, indikasi utama seperti pertumbuhan ekonomi yang positif, inflasi terkendali, dan perbaikan dalam ketenagakerjaan menunjukkan bahwa Indonesia tidak sedang mengalami resesi pada saat ini. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap ketidakpastian yang ada. Ancaman seperti ketidakstabilan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian dalam kebijakan domestik dapat memengaruhi kestabilan ekonomi.
Referensi:
Badan Pusat Statistik (BPS). (2024). Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja dan Pengangguran, 2024. Dibuka pada 11 Agustus 2024 dari
Badan Pusat Statistik (BPS). (2024). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2024. Dibuka pada 2 September 2024 dari download.php (bps.go.id)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS). (2024). Perkembangan Pariwisata April 2024. Dibuka pada 2 September 2024 dari download.php (bps.go.id)
Bank Dunia. (2023). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Sedikit Menurun pada Tahun 2024 Seiring Melemahnya Harga Komoditas. Dibuka pada 10 Agustus 2024 dari Indonesia’s Economic Growth to Ease Slightly in 2024 as Commodity Prices Soften (worldbank.org)
Bank Indonesia. (2024). Data Inflasi. Dibuka pada 10 Agustus 2024 dari Data Inflasi (bi.go.id)
Bank Indonesia. (2024). Kurs Transaksi Bank Indonesia. Dibuka pada 30 Agustus 2024 dari Kurs Transaksi BI
IEA (2024), World Energy Investment 2024, IEA. Dibuka pada 10 Agustus 2024 https://www.iea.org/reports/world-energy-investment-2024.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2023). Menkeu : Pemerintah Terapkan Defisit Fiskal Maksimal 3% Dari PDB Pada APBN 2023. Dibuka pada 2 September 2024 Menkeu : Pemerintah Terapkan Defisit Fiskal Maksimal 3% Dari PDB Pada APBN 2023. (kemenkeu.go.id)
ADVERTISEMENT
Media Indonesia. (2024). Survei Global DBS Ungkap Kepercayaan Investor Terhadap Indonesia. Dibuka pada 10 September 2024, dari https://mediaindonesia.com/ekonomi/688555/survei-global-dbs-ungkap-kepercayaan-investor-terhadap-indonesia
Portal Informasi Indonesia. Optimalkan Belanja Pemerintah, Kunci Pemulihan Industri Manufaktur Nasional. Dibuka pada 2 September 2024 Indonesia.go.id - Optimalkan Belanja Pemerintah, Kunci Pemulihan Industri Manufaktur Nasional
PT Bursa Efek Indonesia. (2024). Statistik Pasar Modal Indonesia. Dibuka pada 1 September 2024 dari PowerPoint Presentation (ksei.co.id)
Sekretariat Ekonomi Republik Indonesia. (2024). Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 dan Proyeksi Tantangan 2024. Dibuka pada 10 Agustus 2024 dari