Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN Bawa Solusi: Aquaponik dan Budidaya Lele di Rumah Kini Lebih Mudah
6 Agustus 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Annisa Ayu Azzaria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dusun Tengklik, Desa Manisharjo – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro mengadakan penyuluhan perikanan yang inovatif dan bermanfaat bagi warga Dusun Tengklik, Desa Manisharjo. Penyuluhan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menerapkan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) yang terintegrasi dengan aquaponik dan budidaya lele dalam skala rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Acara yang dihadiri oleh puluhan warga ini berlangsung pada hari Minggu, 4 Agustus 2024, di balai desa setempat. Para mahasiswa KKN mempersembahkan materi yang dikemas secara menarik dan mudah dipahami, dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan warga dalam mengelola sistem aquaponik yang efisien dan ramah lingkungan.
Penyuluhan Sistem RAS: Efisiensi dan Keberlanjutan
Sistem RAS merupakan teknologi yang memungkinkan sirkulasi ulang air dalam budidaya ikan, sehingga penggunaan air menjadi lebih efisien dan kualitas air dapat terjaga dengan baik. Dalam penyuluhan ini, para mahasiswa menjelaskan bagaimana sistem RAS dapat diintegrasikan dengan aquaponik untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara ikan lele dan tanaman.
Para warga yang hadir diberikan pemahaman tentang prinsip dasar RAS, cara pembuatan, serta perawatan dan pemeliharaan sistem ini. Tidak hanya teori, mahasiswa juga mempraktikkan langsung cara pembuatan dan pengelolaan sistem RAS di lokasi, sehingga warga bisa melihat dan mencoba sendiri langkah-langkah yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Manfaat Sistem Terintegrasi bagi Warga
Integrasi sistem RAS dengan aquaponik memberikan banyak manfaat, terutama dalam skala rumah tangga. Salah satu mahasiswa KKN, Annisa Ayu, menjelaskan, "Dengan mengadopsi sistem ini, warga dapat memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk membudidayakan lele sekaligus menanam sayuran. Air dari kolam lele yang kaya nutrisi digunakan untuk menyuburkan tanaman, sehingga tidak perlu lagi membeli pupuk kimia."
Lebih lanjut, Annisa juga menambahkan bahwa sistem ini dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan dan menghasilkan panen yang berkelanjutan sepanjang tahun. "Ini adalah solusi yang tepat untuk pertanian perkotaan dan rumah tangga yang ingin meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri," ujarnya.
Antusiasme Warga Dusun Tengklik
Penyuluhan ini mendapat respon positif dari warga Dusun Tengklik. Salah satu peserta, Bapak Suyanto, mengungkapkan kegembiraannya, "Saya sangat tertarik dengan teknologi ini. Ternyata, kita bisa memanfaatkan lahan kecil di sekitar rumah untuk menghasilkan ikan dan sayuran sekaligus. Saya ingin segera mencoba di rumah."
ADVERTISEMENT
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi, di mana warga dapat berkonsultasi langsung dengan para mahasiswa mengenai tantangan dan kendala yang mungkin dihadapi saat mengaplikasikan sistem ini di rumah mereka. Selain itu, para mahasiswa juga berjanji untuk terus memberikan pendampingan dan bimbingan bagi warga yang membutuhkan.
Dengan adanya inisiatif dari mahasiswa KKN ini, diharapkan Dusun Tengklik, Desa Manisharjo, dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan teknologi RAS dan aquaponik skala rumah tangga, serta meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian warga setempat.