Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sistematika Tumbuhan: Aplikasi untuk Mewujudkan Bahan Baku Jamu yang Berkualitas
4 Mei 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Anshary Maruzy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bahan baku berkualitas prasyarat Jamu dan produk herbal berkualitas
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman yang tinggi dari berbagai aspek, seperti banyaknya jumlah pulau, suku dan budaya yang beranekaragam, tipe ekosistem yang bervariasi, dan spesies organisme yang beraneka ragam mulai dari mikroorganisme hingga hewan dan tumbuhan. Dengan demikian, kombinasi tersebut menjadikan manusia Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan, dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Salah satu gambaran hubungan yang erat tersebut adalah penggunaan secara tradisional sumber daya hayati tumbuhan Indonesia yang digunakan dalam upaya menjaga kesehatan dalam sediaan yang sudah sangat kita kenal, yaitu Jamu. Jamu adalah warisan budaya dari nenek moyang bangsa Indonesia yang saat ini sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia ke-13 yang masuk dalam daftar UNESCO.
Dalam usaha mengoptimalkan kualitas dari bahan baku tumbuhan untuk Jamu, salah satu bidang yang sangat penting dalam upaya tersebut adalah Sistematika Tumbuhan atau sering kita kenal sebagai Taksonomi Tumbuhan. Aplikasi bidang ini penting dalam menjaga kualitas bahan baku untuk Jamu, karena para praktisi, industri, R&D, atau Quality Control bahan baku obat tradisional akan mendapatkan pedoman dan metode yang valid untuk memastikan identitas dari bahan baku yang akan digunakan.
ADVERTISEMENT
Kontrol kualitas yang ketat untuk bahan baku obat guna sangat penting untuk mengatasi masalah adulterasi. Adulterasi merupakan ancaman serius terhadap keamanan dan efektivitas produk herbal, terutama dalam praktik pengobatan tradisional seperti Jamu. Kompleksitas fitofarmasi dan campuran bahan aktif yang rumit membuat deteksi adulterasi menjadi tantangan, yang menyoroti perlunya langkah-langkah kontrol kualitas yang kuat.
Adulterasi dapat terjadi karena berbagai alasan seperti insentif ekonomi, kesalahan identifikasi, atau kesalahan tidak disengaja selama pengumpulan. Hal ini membahayakan keandalan dan konsistensi produk herbal, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan dan keselamatan konsumen. Oleh karena itu, protokol kontrol kualitas yang ketat, termasuk otentikasi, identifikasi komponen karakteristik, dan deteksi kontaminan, sangat penting untuk memastikan kemurnian dan kekuatan bahan baku obat.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, perlunya kewaspadaan yang meningkat dan praktik kontrol kualitas yang ketat untuk mencegah adulterasi dalam bahan baku obat. Dengan menjaga keaslian dan kualitas produk herbal, kita dapat menjaga integritas praktik pengobatan tradisional dan melindungi kesejahteraan konsumen.
Sebagai contoh pada Gambar 1, tumbuhan Pegagan (Centella asiatica) yang secara tradisional sudah banyak digunakan untuk bahan baku obat tradisional yang salah satunya berkhasiat untuk antihipertensi, memiliki karakter daun seperti ginjal yang juga mirip dengan tumbuhan lain yang memiliki karakter sama dan sebutan nama yang sama seperti Pegagan Hutan (Merremia emarginata). Selain itu, juga seringkali muncul bahwa anggapan tumbuhan Pegagan merujuk pada tumbuhan yang sebenarnya di kenal dengan nama Pusar Bumi (Hydrocotyle verticillata). Validitas bahwa pegagan adalah Centella asiatica dapat ditelusuri dari berbagai bukti literatur lama dan publikasi dari berbagai institusi yang memiliki wewenang dalam budidaya dan pengawasan bahan baku obat tradisional, seperti Kementan dan BPOM.
ADVERTISEMENT
Peran peneliti Sistematika atau Taksonomi Tumbuhan sangat penting dalam usaha menyusun publikasi sebagai acuan untuk stakeholder terkait agar menjaga kualitas bahan baku obat terutama identitas spesies bahan baku obat dari tumbuhan. Dalam bidang Sistematika Tumbuhan pendekatan yang digunakan adalah identifikasi bahan baku dengan karakter morfologi jika sediaan dalam bentuk segar atau simplisia kering, lalu anatomi jika sediaan bahan baku dalam bentuk simplisia serbuk, kemudian fitokimia dan molekuler seperti DNA barcoding untuk berbagai bentuk sediaan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan bahan baku obat tradisional yang digunakan dalam Jamu atau produk herbal lainnya, perlu adanya pengembangan terus menerus metode otentikasi bahan baku, yang merupakan bagian dari Bidang Sistematika atau Taksonomi Tumbuhan, untuk berbagai bentuk sediaan dan berbagai pengguna pedoman atau metode. Dengan demikin, mari terus bekerja sama untuk menjaga budaya Jamu yang sehat untuk masa depan. Ayo minum Jamu!
ADVERTISEMENT