Konten dari Pengguna

Mimika Butuh Pemimpin yang Jelas Komitmennya

Anton Bukaleng
Ketua DPRD Mimika Papua Tengah
2 Juli 2024 5:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anton Bukaleng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kunci jadi pemimpin. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kunci jadi pemimpin. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Cerdas, berkompeten, ada kemampuan, itu syarat yang dibutuhkan bagi seorang pemimpin. Tidak hanya pemimpin nasional, tapi juga pemimpin di setiap daerah. Tapi semua itu tidak banyak berarti tanpa adanya integritas.
ADVERTISEMENT
Anda bangun kota atau wilayah dengan program yang bagus, bahkan memukau, tapi terjadi kebocoran di mana-mana karena pengawasan yang tidak memadai, maka program pembangunan itu tidak akan sesuai harapan. Malah begitu sering terjadi anggaran dengan kegiatan dan program pembangunan yang fiktif. Ini fakta yang terjadi di berbagai daerah.
Kebocoran anggaran sering terjadi seiring dengan semakin profesionalnya para pihak yang melakukan korupsi. Bahkan korupsi sudah masuk level sistematis dan terstruktur, karena dilakukan dengan rencana yang rapi dan melibatkan para pihak yang punya otoritas atau kewenangan di pemerintahan. Ini tantangan yang semakin canggih yang harus dihadapi oleh para penegak hukum, baik KPK, Kejaksaan maupun Kepolisian.
Masyarakat Mimika tentu ingin punya pemimpin yang tidak saja memenuhi syarat kemampuan, tetapi juga syarat integritas. Kemampuan dibutuhkan agar arah pembangunan dan perubahan menjadi jelas dengan gagasan-gagasan yang dituangkan dalam program-progam yang terukur. Namun, syarat integritas tidaklah kalah penting. Sebab sebaik apa pun gagasan dan program itu, tidak akan terlaksana sesuai harapan jika banyak kebocoran dan praktik korupsi.
ADVERTISEMENT
Dua syarat ini yaitu kemampuan dan integritas bisa dilihat dari catatan perjalanan setiap calon pemimpin. Track record seorang calon pemimpin, juga pejabat seharusnya menjadi screening untuk menilai seseorang itu layak untuk dipilih menjadi pemimpin atau tidak.
Track record itu bisa dilihat dari bagaimana pendidikannya, skill-nya ketika diberikan jabatan, bertanggung jawab atau tidak dalam menjalankan tugas di jabatan itu. Sesuai tidak janji dan rencana itu dengan pelaksanaan. Ini semua ada catatan sejarahnya. Masyarakat bisa membukanya kembali sejarah mereka, para calon pemimpin dan pejabat. Begitu juga dengan partai-partai politik, seharusnya tidak hanya melihat calon itu populer atau tidak, tapi punya kemampuankah? Punya integritaskah? Partai politik dari awal seharusnya memperhatikan dua unsur ini.
ADVERTISEMENT
Penangkapan karena kasus korupsi yang telah menimpa kepada sejumlah pejabat di Mimika menjadi pelajaran amat sangat penting untuk diperhatikan. Kasus-kasus ini tentu telah mencoreng nama baik dan nama harum Timika. Sekaligus warning keras bagi mereka yang di dalam pikirannya masih ada keinginan untuk korupsi. Apalagi kerugian dari korupsi itu mencapai puluhan miliar.
Warga Mimika perlu waspada sekaligus bersikap tegas soal integritas ini dengan tidak memberi peluang kepada para calon pimpinan, terutama calon bupati Mimika yang terindikasi ada kasus korupsi. Khawatir ketika jadi bupati, kasusnya kemudian diangkat lalu dijadikan sebagai tersangka, baik oleh KPK, kepolisian atau kejaksaan. Ini harus dihindari. Intinya, calon pemimpin itu harus clear. Mereka harus bersih dari korupsi
ADVERTISEMENT
Korupsi ini terjadi karena kurangnya unsur integritas untuk dijadikan pertimbangan oleh parpol dan terutama masyarakat sebagai pihak yang memilih dan mengawal para pemimpin.
Kalau pemimpinnya berintegritas, maka para pejabat di bawahnya akan ikut menjadi baik dan jujur. Kuncinya ada di pemimpin. Sebab itu, parpol seharusnya menyiapkan para pemimpin yang berintegritas, selain juga harus punya kemampuan memajukan daerah yang dipimpin.
Kalau semua calon itu berintegritas, juga punya kemampuan, maka siapa pun yang akan dipilih oleh rakyat Mimika bisa diharapkan akan membawa perubahan dan kemajuan.