Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Diskusi Internasional UWM dan NIU Bahas Dinamika Demokrasi dan Sosioekonomi
11 Juli 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Antonius Satria Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demokrasi dan sosioekonomi adalah dua pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keduanya saling berkaitan erat, di mana perubahan pada salah satu aspek akan berdampak signifikan pada aspek lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. saat memberikan Keynote Speech pada International Discussion bertema “Democracy and Socioeconomic Change”. Acara yang berlangsung pada Kamis (11/07/2024) pukul 11.30 – 14.00 WIB di Ruang Sidang Kampus Terpadu UWM ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara UWM dan Northern Illinois University (NIU).
ADVERTISEMENT
Diskusi menhadirkan pembicara utama Assoc. Prof. Eric Alan Jones, PhD, Executive Director of Global Initiatives di NIU dan dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta, termasuk para dekan dan ketua program studi di lingkungan UWM. Antonius Satria Hadi, PhD, Direktur Kantor Internasional UWM, bertindak sebagai moderator.
Lebih lanjut, Prof Edy menyampaikan bahwa perkembangan demokrasi juga memiliki implikasi besar terhadap kondisi sosioekonomi. Dengan terbukanya ruang partisipasi dan kebebasan, masyarakat semakin kritis dan berani menyuarakan aspirasinya, termasuk dalam hal kesejahteraan ekonomi. “Reformasi ekonomi yang berjalan seiring dengan reformasi politik telah membawa dampak positif, seperti pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil, peningkatan investasi, dan kemajuan dalam sektor-sektor strategis.” ucap mantan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) ini.
ADVERTISEMENT
Prof Edy juga menyampaikan, pembangunan politik dan ekonomi harus dilakukan bersamaan. "Orang tidak akan berpikir demokrasi kalau perutnya lapar. Tak peduli siapa Presiden atau anggota parlemen. Jadi pembangunan politik harus bareng dengan ekonomi," ujar Prof Edy. Dalam sejarah kita, ujarnya, pembangunan secara parsial terjadi. "Pada masa Bung Karno sangat mengedepankan demokrasi. Sedang pada masa Orde Baru yang dikedepankan pembangunan ekonomi. Dan keduanya berakhir dengan kegagalan," kata Rektor UWM ini.
Sementara itu, Prof. Eric dalam paparannya mengulas perjalanan demokrasi di Indonesia, terutama dalam konteks pemilu terbaru. “Perkembangan demokrasi di Indonesia mencerminkan dinamika yang kompleks, dari transisi menuju demokrasi hingga tantangan yang dihadapi dalam pemilu 2024,” ungkapnya. Ia juga menyoroti peran penting alumni NIU dalam pembentukan dasar politik Indonesia pasca reformasi 1998.
ADVERTISEMENT
Selain itu, presentasi Prof. Eric menyoroti Pemilu 2024 yang mencakup kandidat, strategi politik, kampanye, dan reaksi masyarakat. “Pemilu terbaru memperlihatkan kompleksitas politik dan demokrasi di Indonesia, dengan keterlibatan publik yang intens dalam kampanye dan dinamika politik yang unik,” ujarnya.
International Discussion ini tidak hanya memperkaya wawasan para peserta tentang demokrasi dan perubahan sosioekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan antara UWM dan NIU dalam kerangka kerja sama internasional yang bermanfaat. Kerja sama antara UWM dan NIU ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan.