Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Freeport-McMoRan sebagai Pilar Ekonomi dan Pertambangan Dunia
29 Maret 2023 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Anugrah Wejai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
MNC dan Freeport-McMoRan
ADVERTISEMENT
Organisasi ekonomi yang produksinya ekspansif di dua negara atau lebih melalui metode Foreign Direct Invesment (FDI) didefinisikan sebagai Multi-National Corporation (MNC) atau Perusahaan Multinasional (Mas'eod, 1997). Maraknya aktivitas MNC dimulai setelah Perang Dunia II, ketika sektor dan industri ekstraktif menjadi tren komoditas internasional bagi perusahaan, dan mengakibatkan negara-negara pascakolonial (Dunia Ketiga) menjadi sasaran perluasan industrialisasi MNC. Hal inilah yang mendorong Freeport-McMoRan membuka salah satu operasi penambangannya di Grasberg, Irian Barat (Papua), Indonesia pada tahun 1973 (IIED, 2002). Maka, dapat disepakati bahwa perusahaan ini terlibat dalam perluasan jaringan produksi global, khususnya industri ekstraktif dunia ketiga.
ADVERTISEMENT
Freeport-McMoRan Cooper & Gold Inc. (FCX) adalah perusahaan pertambangan yang berspesialisasi pada logam dan penambangan emas, tembaga, kobalt, perak, molibdenum, minyak dan gas alam. FCX saat ini memiliki empat basis pertambangan; tujuh tambang terbuka di Amerika Utara, dua tambang di Peru dan Chile dan tambang Grasberg di Indonesia.
Namun hingga saat ini, analisis Perusahaan menunjukkan bahwa tambang Grasberg yang terletak di dataran tinggi selatan Papua, Indonesia, tetap menjadi produsen tembaga terbesar. Grasberg sendiri dikelola oleh PT Freeport Indonesia, anak perusahaan Freeport-McMoRan, sehingga ini terkait langsung dengan karakteristik Perusahaan Multinasional, yaitu pembentukan anak perusahaan dan penguasaan kendali bisnis.
Produktivitas Grasberg dan Peran Perusahaan bagi Negara Tuan Rumah
Keberadaan Grasberg di Papua merupakan bukti kekayaan alam Indonesia yang telah diakui dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh jaringan industri internasional. Dimulai dengan dibukanya operasi pada tahun 1973 dan diperkirakan akan terus beroperasi hingga tahun 2041 (IIED, 2002). Tidak seperti operasi pertambangan lainnya, Grasberg melayani kepentingan Freeport-McMoRan dan permintaan pasar tembaga dunia. Tambang Grasberg menghasilkan 1,4 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas pada tahun 2000 (FCX, 2000), dua tahun kemudian produksi dilaporkan sebesar 230.000 ton per hari (IIED, 2002). Menurut laporan The World Copper Factbook 2021, kapasitas produksi tambang Grasberg adalah 700.000 ton (Pahlevi, 2021).
ADVERTISEMENT
Diestimasikan cadangan 50,9 miliar pon tembaga dan 63,7 juta pon emas di tambang Grasberg pada tahun 2006, menjadikan PT Freeport Indonesia sebagai pengelola tambang tembaga dan emas paling menguntungkan di dunia (Rifai-Hasan, 2009). Audit lebih lanjut Komnas HAM Indonesia mengungkapkan bahwa perusahaan pertambangan Amerika ini membayar pajak, dividen, dan royalti sebesar 1,2 miliar dolar kepada Indonesia pada tahun 2005 dalam bentuk pajak, dividen, royalti dan menyumbangkan 3,8 miliar dolar kepada negara antara tahun 1992 sampai 2004, dan karenanya jika diakumulasikan antara tahun 1973 sampai 2005, perusahaan menyumbangkan US$ 4,4 miliar ke Indonesia (Rifai-Hasan, 2009). Kontribusi lain yang perlu diperhatikan adalah “multiplier effect” berupa lapangan kerja baru, pendapatan, kegiatan ekonomi dan program pemberdayaan lokal.
ADVERTISEMENT
Analisis Industri Pertambangan Internasional dan Momentum Freeport-McMoRan
Komoditas tembaga yang semakin langka dan terbatas, tetapi permintaannya tinggi. Indikator mutlak kesuksesan Freeport-McMoRan di masa depan adalah permintaan tembaga di pasar saat ini. Fakta bahwa Freeport-McMoRan adalah salah satu produsen tembaga terbesar tentu menjadi tolok ukur produktivitas produksi di seluruh dunia. Komponen tembaga digunakan dalam industri konstruksi perumahan dan komersial, dan hingga 50% pasokan tembaga dunia saat ini digunakan dalam konstruksi. Dan Freeport-McMoRan mendapatkan 20% pendapatannya dari batangan tembaga dan penyulingan.
Permintaan tembaga diperkirakan akan tetap stabil karena tembaga merupakan komponen penting logam yang dibutuhkan oleh industri di seluruh dunia. Pertumbuhan produksi mobil listrik akhir-akhir ini telah mengubah kecenderungan pasar mobil global untuk menjauh dari mobil bensin, yang juga mempengaruhi permintaan tembaga di sebagian industri dunia. Produksi kendaraan listrik bahkan membutuhkan tembaga 20% lebih banyak daripada kendaraan konvensional. Momentum yang berkelanjutan diperkirakan akan berkontribusi pada permintaan tembaga yang kuat dari Freeport-McMoRan.
ADVERTISEMENT
Freeport-McMoRan dalam Pusaran Pertumbuhan Global
Pada Juli 2020, penjualan tambang dan emas Perusahaan sebesar 6-7% dan biaya serta modal berada di bawah estimasi (The Value Portfolio, 2020). Secara khusus, perusahaan memiliki arus kas operasi sebesar US$1,2 miliar dan anggaran pengeluaran sebesar US$0,4 miliar, yang berarti Freeport-McMoRan menghasilkan US$3,2 miliar per tahun. Berdasarkan US Geological Survey, produksi tembaga dunia pada tahun 2016 sebesar 19,4 juta ton dan tambang Grasberg menyumbang 2,48% dari produksi tembaga dunia (Gumelar, 2017). Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan AS dalam hal ini Freeport-McMoRan memiliki rekam jejak pertumbuhan global yang baik.