Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hari Ke-3: Menunggu Persetujuan Tindakan untuk Melawan Kolik
14 Mei 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Senin pagi itu ketika sudah siap untuk berangkat nganter anak sekolah sekalian pergi kerja, tiba-tiba pinggang kiri belakang sakit nyeri sekali. Belakangan baru saya tahu istilahnya kolik, lebih tepatnya kolik abdomen. Setelah nyeri hebat yang melanda disertai dengan rasa mual dan perasaan mau muntah, tiba-tiba nyeri itu mereda sendiri dan hilang. Saya putuskan hari itu tetap beraktivitas seperti biasa.
ADVERTISEMENT
Dua hari kemudian, Rabu pagi menjelang Subuh rasa nyeri di pinggang kiri datang lagi. Akhirnya pagi itu saya ke IGD salah satu rumah sakit yang jaraknya cukup dekat dengan rumah. Singkat cerita saya disuntik cairan pereda sakit dan dirujuk ke Poli Urologi. Selesai proses di IGD sekitar jam 09.00 pagi dan Poli Urologi baru mulai sekitar jam 12:20 siang, jadi saya putuskan untuk menunggu saja di RS. Mungkin karena pereda sakitnya sudah habis efeknya, sempat merasakan nyeri lagi ketika menunggu di mobil.
Kebetulan sempat membawa hasil USG beberapa bulan sebelumnya (hasil medical checkup) dan dibandingkan dengan USG langsung oleh dokter urologi. Dokter menduga batu yang ada di ginjal kiri 'jatuh' ke bawah tapi tidak sampai ke kandung kemih. Menyumbat di saluran ureter (bukan uretera). Karena tidak nampak dalam USG dokter menyarankan untuk dilakukan CT Scan Urografi.
ADVERTISEMENT
Merasa agak mendingan dan mendekati long weekend, waktu itu saya putuskan untuk rawat jalan, dengan pesan dokter urologi, "Kalau sakitnya nggak tertahan, langsung aja ke IGD minta dirawat inap". Dan ternyata 'penderitaan' awal terjadi ketika saya mengendarai mobil di kondisi macet arah pulang ke rumah sore itu. Jarak yang menurut google maps hanya sekitar 5 km harus saya tempuh 1,5 jam dengan kondisi menahan sakit di pinggang yang tiba-tiba timbul kembali.
2 hari kemudian pada hari Jumat pagi baru dijadwalkan CT Scan Urografi. Ternyata hasilnya tidak bisa hari itu. Berharap langsung ada hasil agar bisa segera berkonsultasi dengan dokter urologi.
Seperti biasa, akhirnya menjadi kebiasaan, rasa nyeri itu munculnya dini hari sekitar jam 2 pagi sampai menjelang Subuh. Kadang melewati Subuh juga. Nyeri hebat. Kolik. Ini juga akhirnya yang jadi alasan saya untuk minta rawat inap. Harapannya dengan rawat inap rasa sakitnya bisa teratasi dengan obat-obatan yang dimasukkan lewat infus/suntikan. Meskipun ada obat nyeri juga yang dibawa pulang, tetapi efeknya tidak sebaik yang langsung masuk ke tubuh lewat cairan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil CT Scan Urografi, disampaikan ke saya bahwa ada batu di saluran ureter sebesar 11 mm yang menyumbat di sepertiga bagian atas saluran. Sedangkan di kanan, dalam ginjal ada batu juga sekitar 16 mm yang masih belum 'mengganggu'. Nantinya akan dilakukan tindakan ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy). Namun untuk saat ini yang mendesak adalah tindakan URS (ureteroscopic lithotripsy) sebuah prosedur tindakan pemeriksaan saluran kandung kemih yang menggunakan suatu alat yang dimasukkan melalui saluran kemih ke dalam ureter kemudian batu dipecahkan dengan gelombang pneumatik.
Karena berkaitan dengan asuransi, maka harus menunggu persetujuan untuk tindakan. Semoga semuanya lancar sesuai harapan dan bisa segera pulih bisa beraktivitas normal kembali. Mohon doanya.
Wallohu a'lam.
ADVERTISEMENT