Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Belajar Memimpin dari Sepakbola
17 Mei 2022 15:43 WIB
Tulisan dari Apriana Susaei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berita kemenangan Timnas U-23 sepakbola Indonesia atas Myanmar pada Sea Games 2021 di Vietnam (Kumparan, 16/5/2022) membuat kita sumringah, rasanya tak sabar menunggu pertandingan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai hiburan dan permainan, ternyata banyak pelajaran yang bisa kita raih dari sebuah pertandingan si kulit bundar.
Sebagai olahraga paling terkenal sejagat raya, sepakbola ternyata memberi pelajaran kepemimpinan yang bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam organisasi swasta maupun pemerintah.
Betul, pemimpin pertandingan dalam sepakbola adalah wasit, pemimpin sebuah tim sepakbola adalah pelatih atau manajer. Namun pemimpin sebenarnya yang tahu betul arti sebuah tekanan dan menentukan jalannya pertandingan diatas lapangan adalah seorang kapten.
Menurut Jose Mourinho, pelatih sepakbola yang memiliki segudang prestasi, seorang kapten belum tentu seorang pemimpin. Alkisah saat dia menukangi FC Porto (tahun 2002-2004) di liga Portugal, timnya tertinggal 0-2 oleh Belenenses di babak pertama.
Dia melangkah menuju ruang ganti pemain, semua orang melihat wajahnya saat itu dalam keadaan sangat marah. Kemudian dia dihampiri oleh Jorge Costa, kapten FC Porto saat itu.
ADVERTISEMENT
“Tunggu di luar dua menit, saya mohon!” katanya.
Jorge Costa lalu masuk dan menutup pintu ruang ganti pemain. Menurut Jose Mourinho, Dia melakukan dirty job untuknya, dia melakukan apa yang sebenarnya ingin dia lakukan di ruang ganti tersebut.
Setelah itu, Jorge Costa membuka pintu ruang ganti dan berkata, “latih kami!”.
FC Porto kemudian mampu membalikan keadaan dan menang 3-2. Dua gol diantaranya dicetak oleh Jorge Costa, seorang pemain bertahan dan juga kapten. Itulah seorang pemimpin.
Beda lagi dengan Simon Kjaer, kapten Denmark pada gelaran Piala Eropa 2020, saat itu teman setimnya Eriksen kolaps akibat gagal jantung di tengah laga antara Denmark vs Finlandia di Kopenhagen.
Aksi heroik Simon Kjaer saat itu adalah melakukan pertolongan pertama segera setelah Eriksen tumbang, dia mengatur posisi Eriksen dan melakukan resusitasi jantung kepada rekannya untuk kemudian dilanjutkan oleh tim medis yang masuk ke lapangan.
ADVERTISEMENT
Simon Kjaer juga memimpin rekan-rekannya untuk membentuk lingkaran mengelilingi Eriksen untuk menjaga privasi Eriksen dan memudahkan tim medis bekerja. Selanjutnya dia juga menenangkan istri Eriksen yang tiba-tiba panik masuk lapangan saat melihat suaminya ditolong oleh tim medis.
Lain halnya dengan Harry Maguire, kapten Manchester United, salah satu klub besar di Inggris saat ini. Dia selalu diolok-olok oleh fans klubnya sendiri, karena dituding selalu menjadi biang kerok kekalahan timnya.
Dia dianggap tak mampu menggalang pertahanan sehingga akhirnya timnya sering kebobolan. Musim ini Manchester United keluar dari perburuan juara Liga Inggris dan Harry Maguire dianggap salah satu penyebabnya.
Captain Materials
Kita sepakat bahwa kepemimpinan dapat dikembangkan, baik melalui kursus, pelatihan, membaca buku atau juga yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun dalam sepakbola, ada beberapa unsur yang dibutuhkan seorang kapten untuk menjadi seorang pemimpin (captain materials). Sepertinya unsur ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan dan pekerjaan kita sehari-hari.
Leading by example, kapten harus menjadi panutan baik di lapangan maupun luar lapangan. Dia yang selalu datang awal di saat latihan, dia pekerja keras dan menetapkan standar kinerja bagi rekan-rekan timnya. Karena inilah dia dihormati, dia selalu menjadi sumber inspirasi.
Strong mentality, kapten harus memiliki mental yang kuat. Saat timnya kalah, kapten harus menjadi orang pertama yang menegakkan kepala dan mampu membuat keputusan-keputusan yang rasional bukan emosional.
Dia tetap tenang dan percaya diri menghadapi tekanan. Kapten akan menjadi penyemangat saat timnya terpuruk. Dia selalu punya energi positif yang dapat ditularkan pada timnya.
ADVERTISEMENT
Knowing your teammate, pemain sepakbola berasal dari berbagai negara dan latar belakang. Seorang kapten harus tahu betul latar belakang anggota timnya. Begitupun dengan tim kerja kita sehari-hari yang memiliki latar belakang berbeda suku, ras dan agama.
Kapten selalu menjadi orang yang pertama tahu, saat anggota timnya menghadapi saat-saat yang sulit. Dia menjadi komunikator yang ulung baik di lapangan maupun di luar lapangan. Dia akan mendekati anggota timnya dan menyemangatinya secara personal.
Be the middle man, kapten selalu menjadi penengah antara pelatih dan anggota tim, dia yang menjadi wakil pelatih di atas lapangan dan menjalankan visi bermain seorang pelatih. Dia juga yang akan menjadi penengah jika terjadi perselisihan diantara anggota tim.
ADVERTISEMENT
Seperti yang selalu dikatakan para pemain bola, “football is not just a game”.
Sudah siapkah jadi pemimpin?.