Konten dari Pengguna

Mengintip Perayaan Imlek di Vihara Dharma Bhakti dan Vihara Toasebio

Argya D Maheswara
Jurnalis sekaligus warga Jakarta yang percaya hidupnya abadi selama ia menulis.
1 Februari 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Argya D Maheswara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Vihara Toasebio, Glodok, Jakarta Barat. (Foto: Argya Dharma Maheswara/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Vihara Toasebio, Glodok, Jakarta Barat. (Foto: Argya Dharma Maheswara/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Tahun Baru Imlek 2573 yang jatuh pada Selasa (1/2/22) merupakan momen penting bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Di Jakarta sendiri, pusat perayaan Imlek yang menjadi sebuah momen tahunan berlangsung secara rutin di kawasan Glodok. Di kawasan tersebut sendiri ada beberapa vihara yang rutin dikunjungi oleh para masyarakat Tionghoa khususnya di momen Tahun Baru Imlek.
ADVERTISEMENT
Nama kedua vihara tersebut adalah Vihara Dharma Bhakti dan Vihara Toasebio. Kedua vihara itu merupakan vihara yang besar dan cukup tua karena berdiri sejak masa pembuangan etnis Tionghoa ke luar benteng oleh pemerintah kolonial belanda pasca peristiwa Geger Pecinan. Keduanya sendiri berusia lebih dari 500 tahun.

Sejarah Vihara Dharma Bhakti dan Vihara Toasebio

Masyarakat Tionghoa beribadah di Vihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat. (Foto: Argya Dharma Maheswara/Kumparan)
Vihara Dharma Bhakti sendiri merupakan sebuah vihara yang memiliki nama asli klenteng Tek Yen. Namun, karena di masa orde baru agama yang diakui hanya Buddhisme, sedangkan Konfusianisme dan Taoisme tidak diakui, maka Klenteng Tek Yen lebih akrab disebut sebagai Vihara Dharma Bhakti. Ini guna menutupi identitas masyarakat Tionghoa yang mendapat sinisme dari pemerintahan orde baru saat itu.
Vihara Toasebio, Glodok, Jakarta Barat. (Foto: Argya Dharma Maheswara/Kumparan)
Lalu untuk Vihara Toasebio sendiri merupakan vihara tertua yang ada di Jakarta. Vihara ini sendiri didirikan sejak tahun 1751. Toasebio sendiri sendiri terdiri dari dua kata, yakni Toase yang berarti pesan dan Bio yang artinya kelenteng.
ADVERTISEMENT
Karena berdiri dalam masa kolonial Belanda, Vihara Toasebio juga sempat menjadi saksi bisu dari peristiwa pembantaian VOC terhadap 10.000 etnis Tionghoa di Batavia kala itu.
Walikota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko dan Kapolres Jakarta Barat, Kompol. Ady Wibowo disambut oleh pengurus Vihara Toasebio. (Foto: Argya Dharma Maheswara/Kumparan)
Akibat pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun belakangan ini, kedua vihara menjalankan kegiatan acara Imlek dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Penerapan prokes yang ketat tersebut ditunjukkan dari sistem sembahyang di Vihara Dharma Bhakti yang menggunakan sistem tunggu. Masyarakat Tionghoa yang akan beribadah hanya diperbolehkan masuk dengan jumlah terbatas dan waktu yang ditentukan.
Adapun pada perayaan Imlek tahun ini, acaranya juga ditinjau langsung oleh Wali kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko.