Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketika Kekasih Tega Menghancurkan Karir Pasangannya Agar Tidak Ditinggal Pergi
16 Juni 2018 10:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang yang sedang dilanda asmara memang terkadang bisa melakukan hal yang tidak waras. Salah satu contohnya adalah apa yang dilakukan wanita berikut terhadap kekasihnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari huffingtonpost.com, salah satu pengadilan di Kanada memutuskan bahwa Jennifer Lee terbukti bersalah telah melakukan kejahatan terhadap kekasihnya dengan cara menghapus sebuah e-mail dari sekolah musik ternama dan menggantinya dengan pemberitahuan palsu yang mengabarkan bahwa sang kekasih gagal memasuki sekolah tersebut.
Pada hari rabu lalu, hakim dari Ontario Superior Court, David Corbett, memutuskan bahwa Lee telah melakukan upaya pengrusakan karir mantan kekasihnya, Eric Abramovitz, pada tahun 2014 ketika keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas McGill, Montreal. Corbett menjatuhkan hukuman pembayaran sejumlah uang ganti rugi senilai $ 260.000 atau setara dengan Rp 3,6 milyar.
Di akhir tahun 2013, Abramovitz mengajukan lamaran belajar di Colburn Conservatory of Music di Los Angeles di bawah bimbingan Yehuda Gilad. Guru klarinet kenamaan tersebut hanya menerima 2 murid baru setiap tahunnya. Keduanya akan memperoleh beasiswa penuh meliputi biaya belajar, tempat tinggal, dan uang saku.
ADVERTISEMENT
Hal yang mungkin menjadi sangat menarik dari kesempatan langka dan terbatas ini adalah adanya jaminan tak tertulis bagi para siswa yang belajar di sana untuk mendapatkan karir musik dengan bayaran tinggi, berdasarkan keterangan Montreal Gazette.
Abramovitz kemudian mengikuti sejumlah tahapan seleksi yang sangat ketat, termasuk audisi langsung pada bulan Februari 2014. Dirinya merasa sangat yakin akan diterima, berdasarkan keterangan yang dilansir Washington Post. Sayangnya, beberapa minggu kemudian, Abramovitz menerima email penolakan. Dirinya merasa sangat kecewa dan memilih untuk melanjutkan kuliahnya di McGill.
Dua tahun berlalu hingga akhirnya Abramovitz menemukan bahwa sesungguhnya dirinya diterima di sekolah impiannya tersebut. Ternyata Lee, wanita yang dikencaninya selama 5 bulan saat itu, telah melakukan sabotase terhadap e-mailnya.
ADVERTISEMENT
Abramovitz memberikan kesaksian di persidangan bahwa Lee memiliki akses terhadap e-mailnya dan dapat menghapus surat penerimaan yang asli sebelum dirinya melihat surat tersebut. Abramovitz mengatakan bahwa Lee juga berpura-pura menjadi dirinya dan mengirimkan kepada Gilad sebuah surat penolakan penawaran.
Diduga yang menjadi motif Lee melakukan tindakan tersebut adalah untuk mencegah Abramovitz meninggalkan dirinya.
Setelah lulus dari McGill, Abramovitz masih memiliki keinginan kuat untuk belajar kepada Gilad. Dia mengambil program sertifikasi 2 tahun di Universitas Southern California yang memungkinkan dirinya untuk sedikit belajar dengan sang guru. Abramovitz tidak mendapatkan beasiswa pada program ini.
Pada pertemuan kedua, Gilad bertanya pada Abramovitz, “Mengapa anda menolak saya?”
Tentunya Abramovitz merasa kebingungan dengan pertanyaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Keduanya kemudian tidak bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Abramovitz kemudian meneruskan e-mail penolakan palsu yang dibuat oleh Lee kepada Gilad. Melihat surat tersebut Gilad berkata, “Aku tidak pernah melihat surat ini seumur hidupku”.
“Saat itulah aku sadar bahwa sebuah kecurangan telah terjadi”, ungkap Abramovitz kepada National Post.
Pada tahun 2015, dirinya dan seorang teman mencoba mendapatkan akses terhadap akun e-mail yang mengiriminya surat penolakan palsu tersebut. Karena Abramovitz dan Lee pernah menggunakan komputer yang sama, dirinya mengetahui salah satu password yang dimilki mantan kekasihnya itu.
“Ajaibnya, password itu bisa membuka e-mail tersebut. Kami merasa seperti Sherlock Holmes”, pungkas Abramovitz.
Semua ini memberikan titik terang tentang apa yang telah dilakukan Lee.
ADVERTISEMENT
Sampai di sini, Abramovitz memberitahukan permasalahan tersebut kepada Gilad. Dirinya juga meminta bantuan seorang pengacara dan menghubungi Lee yang saat itu tidak lagi menjadi kekasihnya.
“Awalnya dia mencoba mengelak, namun bukti yang saya miliki terlalu kuat”, cerita Abramovitz kepada BuzzFeed.
“Kemudian dia memblokir saya di sosial media dan kami hanya berkomunikasi lewat pengacara”, lanjutnya.
Lee tidak merespon sejumlah panggilan yang dilayangkan pengadilan. Oleh karenanya hakim memutuskan untuk memenangkan Abramovitz dalam kasus ini.
Abramovitz merasa senang dengan keputusan tersebut, walaupun dirinya tidak tahu apakah bisa mendapatkan ganti rugi tersebut dari Lee.
Sementara itu, saat ini Abramovitz telah memiliki kehidupan yang lebih baik dalam segi karir maupun urusan pribadi. Bukan hanya mendapat posisi sebagai associate principal dan pemain klarinet flat E di Toronto Symphony, namun dirinya juga telah memiliki kekasih baru.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat bahagia”, ungkapnya.
Bagi sobat yang ingin mendapat gambaran kemahiran Abramovitz dalam memainkan klarinet langsung saja klik video berikut ini.