Konten dari Pengguna

Polio Tetap Ayo!

Arifin Risman
Atlet basket Asian Para Games
6 Oktober 2018 18:13 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arifin Risman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Atlet Asian Para Games 2018, Arifin Risman. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Asian Para Games 2018, Arifin Risman. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
“Yo ayo yo yo ayo, meraih bintang” lirik lagu yang dinyanyikan Via Vallen ini menggema di pembukaan Asian Games 2018. Selama perhelatan akbar olahraga Asia ini berlangsung, saya dengar lirik dan lagu tersebut di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Saya berharap, hal serupa juga terjadi di Asian Para Games--sebab, meski polio, saya siap untuk yo ayo.
Penyakit itu tak menghalangi saya untuk meraih cita-cita. Dari atas kursi roda, saya membela Indonesia.
Sejak umur tiga tahun, saya sudah menderita polio, kedua kaki saya lemah. Berteman karib dengan kasur, obat, dan jarum suntik.
Tapi percayalah, itu bukan sesuatu yang pantas membuat kita lantas tak melakukan apa-apa.
Kursi roda menjadikan saya sempurna. Sungguh, ‘teman hidup’ yang berjasa.
Kaki saya memang tidak bisa apa-apa. Tapi itu bukan alasan untuk kehilangan asa. Saya punya sesuatu yang berharga: tekad.
ADVERTISEMENT
Panggilan dari Timnas Indonesia untuk mengikuti seleksi atlet basket adalah penutup tahun 2017 nan manis. Siapa yang menyangka saya bakal lolos.
Padahal, sebelumnya mengenal basket hanya secara otodidak. Asal masuk, asal lempar, tanpa tahu aturan mainnya seperti apa.
Sekarang, saya berada di tengah atlet-atlet Asian Para Games 2018, menjadi bagian dari mereka yang berupaya memberikan sesuatu yang lebih untuk Indonesia dengan segala kekurangannya.
Soal olahraga yang notabene butuh banyak gerak ini sulitnya jangan ditanya. Apalagi, saya lakoni dengan kursi roda. Untung saja saya sebelumnya sudah terbiasa. Sebab, sebelum jadi atlet basket, saya sudah lebih dulu menekuni tenis lapangan.
Atlet basket difabel Indonesia, Arifin usai latihan di Solo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet basket difabel Indonesia, Arifin usai latihan di Solo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
“Apa enggak berbahaya main basket pakai kursi roda?”
Ini adalah pertanyaan yang kerap saya terima. Kalau dijawab ya pastilah awalnya saya ngeri juga, takut tabrakan. Tapi yang namanya rasa takut ya harus dilawan, pasti ada teknik untuk menghindari hal-hal buruk itu. Butuh waktu beberapa bulan bagi saya untuk dapat menguasai permainan dan terbiasa dengan tim.
ADVERTISEMENT
Sekarang, saya siap untuk berkompetisi di Asian Para Games dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kendati sudah 40 tahun, semangat saya masih muda.
Ada banyak motivasi yang bisa mendorong saya untuk terus membara. Membanggakan istri dan dua anak saya terutama.
Saya berharap ke depan tak hanya berhenti di Asian Para Games ini. Saya siap untuk ajang olahraga lebih banyak lagi nanti dan akan tetap bilang ayo untuk Indonesia. Juga yo ayo untuk semua teman-teman yang mungkin juga kurang beruntung. Ayo, jangan mau kalah oleh keadaan. Via Vallen bilang: Meraih bintang.
ADVERTISEMENT