Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Toriyama Sensei dan Hal-Hal yang Akan Selalu Teringat
19 Maret 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 8 menitADVERTISEMENT
Satu-satunya hal terbaik dari bangun pagi di hari minggu adalah tahu kamu akan menonton Dragon Ball Z. Setelah merapikan kasur, melipat selimut, dan menata bantal guling, kamu akan bersiap mandi. Dari dapur ibu memasak nasi kering sisa makan semalam. Bau bawang putih, terasi, dan cabe yang tertumis membuatmu kelaparan. Usai ganti baju, pakai minyak kayu putih, rambut rapi jali, sembari duduk memangku piring, televisi berganti gambar, hingga kamu mendengar lagu itu.
ADVERTISEMENT
“Orang pun datang, dan akan kembali, kehidupan kan jadi satu.”
Episode lalu kamu mengingat bagimana Cell menghajar habis-habisan Gohan. Sebelah tangannya lumpuh, tenaganya habis, dan semua harapan tampak suram. “Kita perlu mengumpulkan bola naga, memanggil Shenlong, dan menghidupkan kembali Goku. Hanya dia yang bisa mengalahkan Cell,” pikirmu saat itu. Tapi ketika segalanya terasa gelap, Goku memanggilmu, memanggil Gohan lebih tepatnya.
“Aku ingin kamu menunjukkan kekuatan yang telah kita latih. Aku ingin kamu percaya pada dirimu sendiri,”
Di hadapan Perfect Cell, di tengah ancaman kamehameha yang mampu meluluhlantakkan bumi, Gohan mengangkat tangan. Mulai mengambil kuda-kuda untuk membuat kamehameha, hanya dengan satu tangan belaka. Nasi di pangkuanmu sudah lama habis, dengan dada bergetar kamu menunggu akhir cerita itu, hanya untuk ditunda tayang lagi minggu depan.
ADVERTISEMENT
***
Aku belajar untuk mempercayai kerja keras dan mimpi dari Goku dan Kakek Kamesenin. Tentu sebagai Saiyan, Goku adalah siluman kera setengah alien yang kuat belaka. Tapi tanpa latihan fisik, tanpa disiplin, ia hanya jadi kuat belaka, tapi tentu bisa dikalahkan. Saban hari, membaca komik terbitan Elex Gramedia dengan sewa 50 rupiah, kamu menanti cerita akhir latihan Goku dan Krilin. Apakah mereka bisa mengalahkan Red Ribbon dan memenangkan Tenka Ichi Budoka?
Selepas SMA, sembari bekerja saat kuliah, aku mulai mengumpulkan manga. Dragon Ball, One Piece, Naruto, Bleach, dan Slam Dunk. Saban pulang ke rumah saat akhir pekan, aku menurunkan komik-komik yang kubeli untuk kubaca sembari tiduran. Semua komik itu kubiarkan setengah terbuka, berserakan, dan ada di sekitar jangkauan tangan. Seperti copet yang merogoh saku korbannya, aku tahu komik apa di tumpukan yang mana dan bercerita tentang apa.
ADVERTISEMENT
Saat kecil, mungkin kelas 3-4 Sekolah Dasar, uang saku dari ibu hanya cukup untuk membeli nasi pecel seharga Rp150 perak. Dengan disiplin yang lebih zuhud daripada kaum sufi ditambah dengan doa-doa yang mustajab bocah yang belum mimpi basah, aku meminta bapak menyewa VHS Dragon Ball. Sederhana saja, aku tak kuasa menahan gemas menunggu episode baru Dragon Ball yang ternyata tayang lebih lambat daripada perilisan VHS-nya.
“Kenapa harus sewa, kan bisa lihat gratis di TV?” kata ibu.
Uang yang kusimpan akhirnya tak jadi dipakai menyewa VHS dan berganti rupa menjadi komik Dragon Ball yang sudah aku tonton episodenya di TV. Aku sedih tapi membayangkan pergi satu jam ke kota sebelah untuk membeli komik di toko buku paling besar di karesidenan Besuki membuatku gembira belaka. Setelah memilih komik, dua buku gambar besar, bapak membawaku makan es teler 77 yang saat itu hanya bisa kami makan setahun sekali.
ADVERTISEMENT
***
Dragon Ball bukan manga pertama Akira Toriyama. Sebelum Son Goku, Toriyama sudah membuat manga lain bernama Dr. Slump. Bercerita tentang doktor jenius yang mampu membuat robot cyborg anak-anak dengan kekuatan yang super. Setiap karakter manga yang dibuat Akira, memiliki satu kesamaan, yaitu sosok naif yang memiliki potensi besar, dan selalu rendah hati.
Pada wawancara 30 tahun peringatan Dragon Ball, Akira Toriyama menyebutkan bahwa ia menyukai sosok karakter yang muncul dari kehidupan sehari-hari. Ia menyebut bahwa membuat sosok yang kuat dan lucu sangatlah mudah. Karakter yang dibuat selalu dekat dengan kehidupan sehari-hari, mereka yang sangat mungkin ditemui di pasar atau emperan masjid.
“Kukira kita sangat suka dengan karakter pria lugu, lucu, yang ternyata sangat kuat. Seperti dalam film kungfu di mana orang tua bangka ternyata jago silat; aku suka hal semacam itu,” kata Toriyama.
ADVERTISEMENT
Sosok Dr. Norimaki, dalam manga Dr Slump, mungkin sangat mudah diremehkan. Ia cabul, gemuk, pendek, berambut keriting, dan ceroboh. Meski demikian ia mampu menciptakan cyborg anak bernama Arale yang mampu membelah bumi dalam satu kali pukulan. Dr. Senbei Norimaki tidak hanya membuat cyborg tapi berbagai penemuan seperti mesin waktu dan benda-benda ajaib lainnya.
Pada mulanya, Dr. Slump hanya akan fokus pada karakter Dr. Norimaki, tapi Kazuhiko Torishima, editor dari Akira Toriyama, mengusulkan agar ada karakter perempuan dalam manga ini. Keputusan ini tepat dan membuat sosok Arale jadi makin terkenal bahkan popularitasnya mengalahkan Dr. Norimaki.
Saat komik ini diadaptasi menjadi animasi pada 1981, tayangan ini meledak dan mencatatkan rekor rating 36,9 persen. Ia dianggap sebagai tayangan animasi dengan rating tertinggi nomor tiga dalam sejarah animasi Jepang saat itu. Baik Dragon Ball maupun Dr. Slump hidup dalam jagat yang sama. Keduanya beberapa kali muncul dalam masing-masing seri. Son Goku muncul di Dr. Slump dan Arale muncul di Dragon Ball.
ADVERTISEMENT
“Saya penonton setia anime sampai usia 10 tahun, sampai saya pindah ke manga. Saya pikir saya dipengaruhi oleh karya-karya Osamu Tezuka dan Walt Disney yang saya tonton saat itu. Seperti Tetsuwan Atom dan 101 Dalmatians,” kata Toriyama.
***
“Kamu tahu? Yang paling menarik dari Dragon Ball bukan super saiyan, tapi teknologi masa depan di mana manusia bisa bikin teknologi kapal terbang, pesawat ulang-alik lintas planet, sembari bisa menjaga lingkungan. Mengemas teknologi hanya dalam sekeping kapsul,”
Aku membayangkan bagaimana Toriyama bisa membuat bangunan-bangunan keren dengan kubah melengkung, kendaraan futuristik yang gemas, serta tradisi yang ada bisa hidup berdampingan dengan kemajuan yang ada. Dr Norimaki Senbei adalah perwujudan yang paripurna, ia ilmuwan rendah hati yang memilih hidup di desa untuk menciptakan teknologi tepat guna yang tak harus merusak lingkungan. Kecuali, tentu saja, ketika Arale membelah bumi jadi dua.
ADVERTISEMENT
Akira Toriyama lulus Desain Grafis pada 1974, dan memulai debut di Shônen Jump pada 1978 dan membuat manga 'Dr. Slump' dan Dragon Ball. Kamu akan menemukan persilangan dua manga di dalam bumi versi Toriyama. Meski kemudian satu hal yang penting adalah, baik Capsule Corp yang dimiliki keluarga Bulma dan Dr Senbei, ilmu pengetahuan dan teknologi diperlakukan sebagai inspirasi ketimbang sumber penghasilan.
Aku belajar bagaimana kendaraan futuristik, teknologi mengagumkan, dan penemuan tepat guna yang dibuat Capsule Corp dan Dr Senbei tidak digunakan untuk eksploitasi sesama, tapi sebagai cara untuk membuat hidup manusia lebih baik. Mulai dari ruangan gravitasi, kapal ulang-alik menuju planet Namec, hingga recover chamber yang digunakan untuk merawat sakit jantung Goku usai babak belur dihajar android.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa menggunakan teknologi untuk kemajuan manusia atau sekadar mencari untung. Dr Brief, ayah Bulma, pendiri dan pemilik Capsule Corp menciptakan teknologi untuk mempermudah hidup manusia. Mereka berusaha menghasilkan energi bersih, menghindari eksploitasi alam, dan kerap kali menjadikan teknologi bukan sebagai cara mencari uang, tapi menyelamatkan manusia.
***
Akira Toriyama dicintai oleh banyak orang di bumi. Bahkan oleh bandit dan manusia kejam seperti anggota kartel. Di Meksiko, hari ketika episode terbaru Dragon Ball dirilis, angka kejahatan kartel turun. Bahkan beberapa orang Amerika Latin membuat lelucon, di Mexico jika kamu turis dan menggunakan baju Dragon Ball, kamu tidak akan diculik. Dirampok dan dihajar, tapi tak akan diculik.
Nama besar Dragon Ball di Amerika Latin demikian besar, hingga pemerintah Mexico secara khusus melakukan negosiasi dengan pemerintah Jepang, agar mereka diizinkan memutar pertarungan final antara Son Goku dan Jiren. Nota keberatan dua negara dikirimkan dan kesepakatan dicapai. Untuk satu waktu tertentu, jalanan Mexico penuh dengan penggemar Dragon Ball yang melakukan nonton bareng, lebih ramai dari koronasi Paus di Vatikan.
ADVERTISEMENT
Aku ingat pernah membaca bahwa sosok favorit Akira Toriyama dalam Dragon Ball adalah Picolo. Sosok ayah bagi Gohan dan musuh-jadi-sahabat bagi Goku. Apa yang terjadi di Mexico adalah buah kerja keras yang tidak mudah. Bayangkan bertahun lalu jika Toriyama menyerah akan mimpinya dan tak melanjutkan karir sebagai mangaka.
Saat pertama kali memutuskan jadi mangaka, ia mengirimkan cerita dalam kontes seniman amatir di Weekly Shonen Jump (WSJ). “Saya tidak menang, tetapi kemudian, saya didekati oleh salah satu editor [Kzuhiko Torishima, yang pernah menjadi editor senior di WSJ], dan kemudian saya belajar selama setahun, kemudian menjadi pro,” katanya.
Akira Toriyama bercerita pada zamannya, model pembuatan manga mencerminkan semangat kerja keras yang penuh tenggat. Baginya, proses membuat manga adalah bentuk kebebasan artistik dan penceritaan yang membebaskan. Akira merasa tidak terikat oleh aturan atau konvensi tertentu, yang memungkinkannya untuk mengembangkan karakter-karakternya dengan keleluasaan penuh.
ADVERTISEMENT
“Metode produksi komik di Jepang sangat padat, tetapi juga sangat memberikan hasil karena sangat mungkin membuat cerita dan membuat gambarnya sendiri. Dengan cara ini, sangat mungkin mengeluarkan individualitas personal pembuat manga. Jika ide ini sangat menarik bagimu, aku menganjurkan dirimu untuk membuat manga-mu sendiri,” katanya.
***
Pagi itu aku tak mandi dan juga tak peduli dengan nasi goreng yang dimasak ibu. Di hadapan Perfect Cell, di tengah ancaman kamehameha yang mampu meluluhlantakkan bumi, Gohan mengangkat tangan. Mulai mengambil kuda-kuda untuk membuat kamehameha, hanya dengan satu tangan belaka.
Dari akhirat, Son Goku bicara dengan Gohan melalui perantara Kaio Sama. “Tenangkan hatimu, kamu pasti bisa,” kata Goku.
Lantas ledakan energi keluar dari dua telapak tangan Perfect Cell, bergerak maju menuju arah Son Gohan. Dengan keyakinan mantap, keinginan untuk melindungi, dan energi yang seadanya, telapak tangan Gohan mengeluarkan kamehameha dengan sempurna. Dua energi dari kutub yang berbeda bertemu, kini semua perkara mental, siapa yang akan binasa?
ADVERTISEMENT
Gohan dengan segala ingatan tentang bumi, tentang Picolo, tentang ibunya, tentang ayahnya, merasakan ledakan energi. Ia mendorong satu tangan ke depan, memantik arus tenaga yang luar biasa. Perfect Cell yang pongah dan tak waspada terkejut, hingga akhirnya ia lenyap ditelan kamehameha. Pagi itu, aku berteriak gembira. Pelaku kejahatan kemanusiaan, produk teknologi jahat dari korporasi korup, dikalahkan oleh warga biasa.
Mimpi yang mungkin masih belum aku tahu darimana datangnya.