Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anoreksia: Definisi, Penyebab, Cara Mengobatinya
6 Juni 2022 22:03 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah gangguan kesehatan berupa anoreksia mungkin tak lagi asing di dengar. Namun, apakah itu anoreksia? Apa sebenarnya penyebab kelainan pola makan ini bisa diderita oleh berbagai kalangan?
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, anoreksia merupakan gangguan makan yang dapat berakibat fatal bagi orang yang mengalaminya. Penderitanya kerap mengkonsumsi makanan dalam jumlah sangat terbatas, hingga menyebabkan kelaparan.
Sebelum mengenal arti anoreksia lebih jauh, pahami bahwa anoreksia berbeda dengan bulimia. Penderitanya memang sama-sama berusaha untuk mengeluarkan makanan secara sengaja (dengan cara dimuntahkan).
Namun, anoreksia didasari dengan keyakinan bahwa penderitanya terlalu gemuk. Lain halnya dengan bulimia, yang dilakukan atas dasar rasa bersalah karena ketagihan makan yang terkendali.
Apa Arti Kata dari Anoreksia?
Anoreksia atau dalam istilah medis dikenal dengan istilah anoreksia nervosa, berasal dari dua bahasa. Anorexia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya kehilangan nafsu makan, sedangkan nervosa merupakan bahasa latin yang berarti gangguan dari sistem saraf.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, anoreksia nervosa adalah gangguan saraf yang membuat seseorang tidak nafsu makan. Tak hanya perihal nafsu makan, sebenarnya penyakit mental ini ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat badan, dan persepsi yang salah terhadap berat badan.
Berdasarkan buku Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ), ada beberapa kriteria agar seseorang dapat dikatakan mengidap anoreksia, yaitu:
1. Berat Badan Selalu Kurang
Berat badan yang selalu 15% di bawah normal bisa menjadi salah satu gejala anoreksia. Berkurangnya berat badan ini dilakukan secara sengaja dengan caa menghindari makanan yang mengandung lemak, memuntahkan makanan, menggunakan obat pencahar, olahraga berlebihan, serta memakai obat penekan nafsu makan.
2. Memiliki Citra Tubuh yang Negatif
Pasien anoreksia mungkin memiliki pandangan yang negatif terhadap tubuhnya sendiri, seperti merasa gemuk, padahal sudah terlihat sangat kurus. Hal ini disebut sebagai citra tubuh atau body image yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
3. Gangguan Sistem Reproduksi
Pada wanita, anoreksia bisa menyebabkan amenore (haid berhenti), karena kadar hormon dalam tubuh tidak seimbang. Selain itu, pria dan wanita dengan anoreksia mungkin lebih mudah kehilangan gairah seksual. Pada anak atau remaja, gangguan kesehatan ini bisa menyebabkan pubertas tertunda atau terhenti.
Apakah Penderita Anoreksia Bisa Sembuh?
Sebelum mengetahui apakah anoreksia bisa disembuhkan, kenali terlebih dahulu penyebab gangguan makan yang menyerang fisik dan mental seseorang berikut ini.
1. Faktor Psikologis
Anoreksia bisa dipicu oleh faktor psikologis, misalnya trauma. Sebagai contoh, remaja putri yang pernah diolok-olok atau mengalami perundungan (bullying) karena memiliki tubuh yang berisi. Hal ini bisa berkembang menjadi gangguan pola makan yang berujung anoreksia.
ADVERTISEMENT
Begitu pula, jika di dalam lingkup keluarga sang anak dituntut untuk tampil sempurna dengan tubuh yang langsing akan berpotensi menimbulkan gangguan anoreksia.
2. Faktor Sosial
Umumnya, pasien anoreksia memiliki riwayat permasalahan dalam berhubungan dengan orang tua, orang-orang terdekat, dan bisa semakin dipicu oleh kurangnya rasa empati dalam keluarga.
Faktor sosial lainnya adalah obsesi masyarakat terhadap bentuk tubuh wanita yang langsing. Obsesi ini terus-menerus ditanamkan melalui berbagai media, khususnya pada wanita muda.
3. Faktor Biologis
Adanya gangguan pada hormon serotonin, dopamin, dan norepinefrin juga menyebabkan masalah pola makan. Semua kelainan hormon dan zat kimia penyebab anoreksia ini diatur dalam otak. Itulah sebabnya, pasien anoreksia memiliki masalah yang serius pada struktur biokimia di dalam otaknya.
Pengobatan Anoreksia
Penderita anoreksia bisa sembuh dengan melakukan beberapa perawatan. Menyadur dari laman Mayo Clinic, pengobatan untuk gangguan makan ini sangat beragam.
ADVERTISEMENT
Setiap pasien akan menjalani perawatan yang sesuai dengan keparahan kondisinya. Pengobatannya bisa berupa:
1. Rawat inap
Perawatan ini diperlukan jika terjadi komplikasi seperti aritmia atau dehidrasi. Ini juga berlaku bagi pasien yang kekurangan gizi ekstrem, mengidap penyakit mental parah, atau terus-menolak untuk makan.
2. Selang Nasogastrik
Pada kasus terberat, penderita anoreksia membutuhkan makan melalui selang yang ditempatkan di hidung mereka dan masuk ke perut (selang nasogastrik).
3. Psikoterapi
Psikoterapi, seperti terapi berbasis keluarga dan terapi perilaku kognitif. Tujuannya untuk menormalkan pola dan perilaku makan guna menambah berat badan sekaligus membantu mengubah pemikiran menyimpang tentang perilaku makan.
4. Obat-obatan
Minum obat-obatan, seperti antidepresan atau antikecemasan. Obat ini tidak mengobati anoreksia, tapi bisa menekan gejala penyakit mental yang mungkin diidap.
Pencegahan Anoreksia
Bagaimana cara mencegah penyakit anoreksia ? Sebetulnya, belum ada jaminan dan cara ampuh untuk mencegah gangguan anoreksia.
ADVERTISEMENT
Namun, dokter dan tenaga ahli kesehatan terkait memberikan saran-saran tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan, agar mencegah gangguan kesehatan satu ini semakin parah.
Dikutip dari buku Peranan Gizi dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular tulisan Susetyowati dkk., upaya pencegahan yang dapat diberikan ialah sebagai berikut:
1. Akui Masalah yang Dimiliki
Pertama, mengakulah bahwa Anda memiliki masalah terhadap pola makan yang tidak sehat. Langkah pertama dalam pemulihan anoreksia ini hanya butuh kesadaran dari ketidaknyamanan fisik serta emosional yang dirasakan.
2. Bicarakan Kecemasan dan Perasaan yang Dialami
Penderitanya mungkin merasa malu, bimbang, atau takut untuk mengungkapkannya. Temukan pendengar yang baik atau seseorang yang akan mendukung saat Anda berusaha berubah menjadi lebih baik.
3. Hindari Pemicu
Jauhi orang, tempat, dan aktivitas yang memicu obsesi Anda menjadi kurus. Anda mungkin perlu menghindari melihat majalah mode, stalking media sosial, atau seseorang yang Anda anggap sempurna.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tarik diri secara perlahan dengan teman-teman atau kelompok yang terus membahas tentang diet. Hal itu bisa menimbulkan kekacauan niat untuk sembuh.
4. Carilah Bantuan dan Dukungan dari Ahli
Carilah bantuan dan dukungan dari ahli atau dokter profesional yang dapat membantu Anda. Mulai dari memulihkan kondisi kesehatan. belajar untuk makan dengan normal, dan kembangkan sikap dan persepsi sehat tentang makanan dan tubuh Anda.
5. Ikuti Sesi Perawatan dengan Psikolog
Cobalah untuk mulai mengikuti sesi perawatan dan terapi oleh psikolog. Niatkan tekad dan jangan pernah menyimpang dari aturan makan yang benar tiap harinya, meskipun Anda merasa tidak nyaman.
6. Konsumsi Suplemen
Minta anjuran pada dokter tentang suplemen, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kondisi tubuh. Jika Anda mengalami pola makan yang buruk, kemungkinan besar tubuh tidak mendapatkan nutrisi penting yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
7. Terbukalah dengan Orang Terdekat
Jangan menutup diri dari anggota keluarga yang peduli dan teman yang ingin membantu Anda untuk sehat kembali. Pahami bahwa mereka memiliki niat baik untuk kepentingan Anda sendiri.
Apa Itu Binge Eating Disorder?
Selain anoreksia, ternyata terdapat pula gangguan makan berlebihan atau yang dikenal dengan istilah binge eating disorder. Lantas, apa yang dimaksud dengan binge eating disorder?
Gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder ditandai dengan perilaku makan yang cepat dan dalam porsi sangat banyak, meski tidak lapar atau bahkan sudah sangat kenyang. Akibatnya, penderita gangguan ini memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Lengkapnya, binge eating disorder memiliki gejala antara lain:
ADVERTISEMENT
Segera konsultasikan dengan dokter jika merasa mengalami gejala gangguan makan di atas. Penting untuk diingat, bahwa sebagian besar gangguan makan sulit diatasi tanpa bantuan dokter.
(VIO)