Konten dari Pengguna

Dada Terasa Sesak: Penyebab, Tindakan Penanganan, dan Upaya Pencegahan

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
17 Juni 2022 17:38 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dada terasa sesak yang menjadi pertanda gangguan kesehatan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dada terasa sesak yang menjadi pertanda gangguan kesehatan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Gejala dada terasa sesak bisa dialami oleh siapa pun. Namun, pada sebagian kasus gejala ini terasa ketika seseorang tidak melakukan aktivitas fisik yang begitu berat. Lantas, bagaimana mengatasi kondisi dada terasa sesak secara tiba-tiba?
ADVERTISEMENT
Saat dada terasa sesak, seseorang akan kesulitan untuk bernapas. Selain itu, gejala mungkin yang timbul secara bersamaan adalah nyeri dada, sensasi terbakar atau tertusuk, sekaligus dada seperti diremuk dan ditindih.
Umumnya, kondisi dada terasa sesak dikaitkan sebagai gejala serangan jantung. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Bahkan, sebagian orang mengalami kematian akibat serangan jantung yang tak tertolong ini.
Namun, dada terasa sesak ternyata dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mental dan fisik lainnya. Sebelumnya, perhatikan pula rasa sesak yang dialami. Apakah sensasi sesaknya masih terbilang ringan, kuat, atau sampai mengganggu aktivitas.
Langsung saja, simak berbagai penyebab dada terasa sesak, langkah penanganan, sekaligus cara mencegahnya dalam pembahasan berikut ini.
Ilustrasi seseorang yang merasakan sensasi dada sesak karena mengidap suatu penyakit. Foto: Pixabay

Mengapa Dada Terasa Sesak?

Mengutip buku Crash Course Respiratory Medicine karya Hannah Lawrence, berikut beberapa kondisi kesehatan yang mungkin menjadi penyebab di balik sensasi dada terasa sesak:
ADVERTISEMENT

1. Kecemasan dan Serangan Panik

Dada terasa sesak bisa menjadi salah satu tanda gangguan kecemasan. Tak hanya psikologis, masalah kecemasan juga bisa memengaruhi kondisi fisik seseorang.
Selain dada sesak, gejala lain yang muncul adalah berkeringat, pusing, badan gemetar, jantung berdebar, dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat berlangsung berlangsung selama 10-20 menit. Kecemasan akan semakin parah, bila penderitanya juga mengalami serangan panik.

2. Depresi

Tak hanya memengaruhi kondisi psikis, depresi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik, termasuk kondisi dada terasa sesak. Sebab, depresi memengaruhi neurotransmitter yang dapat mengatur suasana hati dan rasa sakit. Adapun tanda dari depresi yaitu, putus asa, merasa bersalah atau tidak berharga, dan rasa sakit yang sulit dijelaskan.

3. GERD

Penyakit refluks asam lambung atau GERD terjadi ketika asam lambung bergerak kembali dari lambung ke kerongkongan (tabung yang menghubungkan mulut dan perut). GERD lebih dikenal dengan istilah asam lambung naik.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar orang pernah mengalami asam lambung naik. Naiknya asam lambung dapat menimbulkan gejala dada terasa sesak. Tak hanya itu, penderita GERD akan merasakan sensasi terbakar dan nyeri dada, kesulitan menelan, hingga seperti ada benjolan di tenggorokan.

4. Pneumotoraks

Pneumotoraks terjadi ketika salah satu paru-paru kolaps, sehingga udara bocor ke ruang antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi tersebut dapat membuat penderitanya merasa sesak dan nyeri dada. Sebagian besar pneumotoraks disebabkan oleh cedera dada traumatis, meski juga bisa dipicu oleh kerusakan akibat penyakit tertentu.

5. Ketegangan Otot

Dada yang terasa sesak dan berat bisa disebabkan oleh otot yang tegang, terutama otot-otot interkostal. Ketegangan otot biasanya terjadi ketika seseorang meregangkan dan menarik otot tersebut, sehingga menekan tulang rusuk.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas fisik berat. Selain sesak, gejala lain yang dapat timbul bersamaan di antaranya rasa nyeri, pembengkakan, hingga sulit bernapas.

6. Angina

Angina terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah, sehingga dada terasa amat berat dan sesak. Ini merupakan gejala dari penyakit arteri koroner.
Tak hanya menyebabkan dada terasa sesak, angina juga dapat menyebabkan rasa nyeri di leher, bahu, rahang, punggung, hingga lengan.

7. Emboli Paru-Paru

Dada yang terasa sesak dapat pula disebabkan oleh emboli paru. Kondisi ini terjadi ketika adanya penyumbatan di arteri paru-paru. Penyumbatan tersebut biasanya berupa gumpalan darah dan dapat mengancam keselamatan nyawa seseorang.
Tak hanya menyebabkan dada sesak, emboli paru juga dapat mengakibatkan detak jantung cepat, sesak napas, demam, berkeringat, sakit dan bengkak pada kaki.
ADVERTISEMENT

8. Pneumonia

Tanda dan gejala pneumonia bisa bervariasi dari ringan sampai berat. Hal itu tergantung dari banyak faktor, seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia penderita, serta kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Gejala pneumonia sering muncul secara tiba-tiba dan hampir sama dengan gejala flu dan pilek. Gejalanya seperti demam, menggigil, dan batu berdahak (jika parah disertai nanah).
Infeksi paru ini juga menyebabkan nyeri dada pleuritik. Artinya, penderitanya mengalami peradangan atau iritasi pada lapisan paru yang menyebabkan dada terasa sesak dan nyeri begitu tajam, tepatnya saat mereka sedang bernapas, batuk, atau bersin.
Ilustrasi mengatasi kondisi dada terasa sesak. Foto: Pixabay

Apa yang Harus Dilakukan Jika Dada Terasa Sesak?

Ketika dada terasa sesak, ikuti cara-cara berikut ini sebagai langkah awal penanganannya. Cara ini dirangkum berdasarkan buku Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer, "Jantung" karangan Muhammad Ridwan. Selengkapnya ada di bawah ini.
ADVERTISEMENT

1. Pursed-lip Breathing

Ini adalah teknik pernapasan sederhana yang bisa dilakukan di mana pun. Caranya adalah dengan menarik napas melalui hidung selama dua detik. Usahakan agar mulut dalam keadaan tertutup.
Selanjutnya, hembuskan napas secara perlahan melalui mulut selama dua detik juga. Ketika melakukan teknik ini, pastikan leher dan bahu dalam keadaan rileks.

2. Duduk dengan Posisi Tubuh Sedikit Membungkuk

Teknik pernapasan yang satu ini bisa diterapkan dalam posisi duduk. Sambil duduk, posisikan tubuh condong ke depan dan agak sedikit membungkuk. Posisikan lengan pada paha atau lutut. Bernapaslah secara perlahan dan selalu usahakan tubuh dalam keadaan rileks.

3. Berdiri Menyandar pada Dinding

Ketika dada terasa sesak, coba bersandar dengan punggung menempel di dinding dan tubuh agak condong ke depan. Buka kaki selebar bahu dan taruh tangan pada paha. Tempatkan pinggul dengan rileks pada dinding. Pastikan tubuh juga tetap dalam keadaan rileks dan bernapaslah secara perlahan.
ADVERTISEMENT

4. Berbaring

Bagi sebagian kasus, ditemukan orang-orang yang sering terbangun karena sesak napas atau mengalami sleep apnea. Untuk mengatasinya, cobalah untuk berbaring telentang dengan menaruh bantal di bawah kepala dan lutut, kemudian bernapaslah dengan perlahan, santai, dan rileks.

5. Mencoba Teknik Pernapasan Diafragma

Pernapasan diafragma juga dapat menjadi cara mengatasi dada terasa sesak. Caranya, cukup duduk di kursi, lalu rilekskan lutut, bahu, kepala, dan leher. Letakkan satu tangan di depan perut dan satu lagi di depan dada.
Bernapaslah dengan perlahan melalui hidung, hingga tangan merasakan perut bergerak saat bernapas. Saat mengembuskan napas, kencangkan otot perut. Buanglah napas perlahan melalui mulut dengan bibir mengerucut.
Beri penekanan lebih pada embusan napas dibandingkan saat menghirupnya. Jaga agar mengembuskan napas lebih lama dari biasanya, sebelum perlahan menghirup napas lagi. Ulangi sekitar lima menit.
Ilustrasi menjalani pola hidup sehat sebagai upaya mencegah kondisi dada terasa sesak. Foto: Pixabay

Cara Mencegah Dada Terasa Sesak

Dada terasa sesak tidak bisa dianggap sepele. Hal ini bisa menjadi sebuah pertanda adanya gangguan kesehatan yang sedang menimpa tubuh.
ADVERTISEMENT
Namun, terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan terjadinya dada terasa sesak. Ikuti langkah-langkah sederhana berikut ini yang terinspirasi dari situs Medical News Today, agar pola hidup menjadi lebih sehat.
(VIO)